Asbes biasanya digunakan untuk terpal semen, drainase, pipa buangan, atap, talang air dan papan bangunan. Namun, sejak tahun 1960-an dan awal 1970-an asbes serat lepas banyak digunakan sebagai bahan baku utama atap rumah. Sayangnya banyak yang belum tahu bahaya asbes untuk kesehatan.
Padahal asbes mengandung zat berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit kronis seperti kanker ketika terhirup dalam jangka waktu yang lama.
Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun mengeluarkan pernyataan soal bahaya asbes apabila digunakan sebagai bahan bangunan. Lantas, apa saja bahaya asbes dan bagaimana aturannya di Indonesia? Berikut penjelasannya.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Cat Tembok di 2022, Awet dan Tahan Segala Cuaca
Aturan Penggunaan Asbes di Indonesia dan Dunia
Melansir dari INA-BAN (Indonesia BAN Asbestos Network) dijelaskan bahwa asbes sudah masuk dalam daftar B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Di dalamnya, asbes masuk di kategori A1 atau terbukti menyebabkan karsinogen untuk manusia (Confirmed Human Carcinogen).
Meski begitu, hingga kini banyak orang masih menggunakan serat asbes sebagai salah satu bahan bangunan. Di Indonesia, pemerintah hanya melarang asbes jenis crocidolite atau asbes biru. Sedangkan asbes putih (chrysotile) masih boleh digunakan namun harus mengikuti aturan yang berlaku.
Bahaya Asbes sebabkan Risiko Kanker Meningkat
Padahal, sejumlah hasil riset terkait asbes menunjukkan bahwa semua jenis asbes memiliki kandungan karsinogenik dan mematikan bagi manusia.
Risiko terjangkit penyakit pleura, asbestosis, kanker paru-paru dan mesothelioma mengintai siapapun yang nekat menggunakan asbes sebagai bahan bangunan. Terlebih penyakit mesothelioma hingga kini belum ditemukan obatnya.
Sementara itu, di negara-negara lainnya, asbes sudah dilarang untuk digunakan sebagai bahan bangunan. Menurut Dr Tim Driscoll dari University of Sydney – School of Public Health penyakit mesothelioma menyebabkan sedikitnya 700 kematian per tahun di Australia.
Bahkan, jumlah kematian akibat penggunaan asbes pun kian meningkat:
- Mesothelioma 766 jiwa
- Kanker Paru Terkait Asbes 3.017 jiwa
- Asbes Terkait Kanker Ovarium 140 jiwa
- Kanker Laring 48 jiwa
- Asbestosis 77 jiwa
Selain Australia, penggunaan asbes juga dilarang di 66 negara lainnya.
Baca Juga: Kanker Paru-Paru: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati
Bahaya Asbes untuk Kesehatan
Melansir dari NSW Health, serat asbes yang terhirup ke dalam tubuht dapat menimbulkan risiko kesehatan. Meskipun dampaknya tidak dirasakan secara langsung, tapi jika dihirup dalam jangka panjang maka akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Berikut ini beberapa penyakit yang ditimbulkan akibat terpapar asbes:
1. Bahaya Asbes, Sebabkan Asbestosis
Asbestosis merupakan gangguan paru-paru kronis yang diakibatkan oleh paparan asbes dalam waktu lama. Ketika seseorang menghirup udara di sekitar asbes maka secara tidak langsung akan melukai jaringan paru-paru. Asbestosis dapat berkembang dalam jangka waktu lama dan panjang bahkan hingga beberapa dekade. Penyakit Asbestosis ini dapat menyebabkan kanker bahkan mengakibatkan paru-paru rusak secara permanen. Sebab, apabila paru-paru terpapar asbes selama bertahun-tahun maka akan rusak, terluka, dan membentuk jaringan parut. Berikut ini tanda-tanda Asbestosis:
- Batuk
- Sesak napas
- Mengi
- Kelelahan
- Sakit di bagian dada dan bahu
Jika kondisi sudah parah, maka penderita Asbestosis akan menunjukkan gejala lain seperti ujung jari yang bengkok dan bengkak yang disebut nail clubbing. Gejala ini biasanya akan muncul setelah 20-30 tahun terpapar asbes.
2. Kanker Paru-paru
Kanker paru-paru akibat paparan asbes memiliki gejala yang sama dengan kanker paru-paru yang diakibatkan oleh asap rokok. Risiko kanker paru-paru ini bahkan akan meningkat apabila Anda adalah seorang perokok aktif.
Salah satu jenis kanker akibat bahaya asbes ialah mesothelioma. Ini merupakan kanker yang menyerang jaringan mesothelial lalu memengaruhi lapisan paru-paru atau pleura serta lapisan di bagian saluran pencernaan bawah atau peritoneum.
Kanker jenis ini dapat berkembang apabila terpapar asbes dalam jangka panjang. Mungkin membutuhkan waktu hingga bertahun-tahun hingga muncul gejaa kanker paru-paru ketika terpapar asbes.
Baca Juga: Waspadai Dampak dari Polusi Udara saat Hamil
Kapan Indonesia Melarang Penggunaan Asbes?
Menurut United Nations Statistical Division (COMTRADE) Indonesia mengonsumsi total 17% asbes yang diperdagangkan di seluruh dunia. Hal ini lantas menjadikan Indonesia sebagai negara kedua dengan konsumsi asbes terbesar. Data dari Statistik Perdagangan Luar Negeri memaparkan sedikitnya 100 ribu ton meter kubik bahan baku asbes diimpor ke Indonesia.
Asbes ini digunakan sebagai bahan baku konstruksi atap semen, pipa semen, hingga partisi. Bahkan total ada 17 pabrik asbes untuk pembuatan bahan bangunan dan 16 pabrik asbes lainnya yang digunakan untuk keperluan lain.
Tercatat 9,8% rumah di Indonesia masih menggunakan atap asbes yang mana pekerja konstruksi pun bekerja dengan bahan-bahan banguna yang mengandung asbes.
Penting untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya asbes. WHO pun mengungkapkan bahwa satu-satunya cara ampuh menghindarkan masyarakat dari bahaya penyakit akibat asbes ialah menjauhkan dan melarang segala bentuk penggunaan asbes dalam lingkup bangunan hingga aktivitas rumah tangga lainnya. Kira-kira kapan Indonesia akan melarang penggunaan asbes?
Baca Juga:
Johnson & Johnson Hentikan Penjualan, Benarkah Bedak Bayi Berbahaya?
Bedak bayi diduga bisa sebabkan kanker, apa kata penelitian?
Jangan Ditunda! Ini Pilihan Terapi Pengobatan untuk Kanker Paru