Baby blues pada ibu yang baru saja melahirkan mungkin sudah umum kita dengar. Lalu bagaimana dengan baby blues pada ayah?
Faktanya, kondisi melankolis, memiliki perasaan yang naik turun ternyata memang bisa saja dirasakan oleh kaum ayah setelah istrinya melahirkan.
Penelitian tentang kondisi baby blues pada ayah
Sebuah penelitian yang dilakukan tim dari Eastern Virginia Medical School, di Amerika Serikat membuktikan bahwa ayah juga bisa mengalami baby blues. Namun memang ruang lingkup baby blues yang dirasakan ayah dan ibu cukup berbeda.
Penelitian tersebut memperlihatkan bahwa secara umum tingkat depresi pada ayah baru adalah 10,4%- dua kali lebih tinggi dari tingkat normal. Tim Kedokteran Virgina Timur yang dipimpin oleh James Paulson, mengumpulkan 43 penelitian yang melibatkan 28.000 orang dan melaporkan bahwa riset mereka menemukan bahwa depresi dapat mempengaruhi pasangan.
Hal ini pun ditegaskan oleh Putri Langka, pengajar serta Pembantu Dekan II Fakultas Psikologi Universitas Pancasila menjelaskan bahwa baby blues pada ayah memang bisa dirasakan oleh pria.
Artikel terkait: Stres hingga Panik, 7 Artis Ini Akui Pernah Mengalami Baby Blues
Sebabnya, bisa dipicu karena beragam faktor salah satunya adalah karena faktor situasi. Putri Langka menjelaskan, memiliki anak tentu saja akan membawa perubahan besar bagi kehidupan seorang ayah. Di mana tanggung jawab seorang ayah akan semakin besar.
Tak hanya bertugas sebagai kepala keluarga dan mencari nafkah, seorang ayah tentu saja perlu menjadi mitra sang istri untuk menjaga dan membesarkan buah hatinya. Jika tidak siap, tanggung jawab besar ini tentu saja bisa memicu timbulnya stres.
Seperti halnya ibu yang mengalami baby blues, saat merasa stres dan sedih, para ayah cenderung akan menarik diri.
Selain itu, gejala baby blues pada ayah umumnya bisa dilihat lewat beberapa kondisi. Misalnya, ayah baru cenderung menjadi mudah tersinggung, sering kali menarik diri, atau malah sebaliknya, bersikap agresif. .
“Sebenarnya, tidak berbeda jauh dengan sang ibu, para ayah yang mengalami baby blues juga akan mudah mengalami perubahan emosi. Pada dasarnya, sebagai calon orangtua, baik ibu dan ayah memang perlu perlu belajar beradaptasi dengan perubahaan dalam hidupnya,” ujarnya.
Artikel terkait: Alami Baby Blues, Aku Berharap Ini Tidak Akan Terjadi Calon Menantuku Kelak
Faktor yang dapat berkontribusi menyebabkan baby blues pada ayah
Perasaan takut menjadi ayah
Ini mungkin dipicu karena kekhawatiran tentang tanggung jawab baru yang harus dijalankan sebagai kepala keluarga, termasuk rasa khawatir akan hilangnya kebebasan.
Khawatir masalah uang
Para ayah tentu saja bisa mengalami stres tentang biaya keuangan keluarga dan tentang mengelola satu pendapatan.
Cemas dengan peran baru sebagai orangtua
Tak hanya para ibu, seorang ayah baru juga akan merasa khawatir dan memiliki pertanyaan besar akan kemampuannya sebagai orangtua. “Bisakah saya menjadi ayah yang baik buat anak-anak?”
Terlebih lagi jika para ayah memiliki kenangan yang tidak menyenangkan dari masa kecilnya. Hal ini otomatis akan bisa bercampur aduk dengan hadirnya si kecil.
Artikel Terkait : 8 Tips Mengatasi Baby Blues Sebelum Melahirkan dan Kenali Juga Penyebabnya
Baby blues pada ayah bisa dicegah dengan hal ini:
Persiapan finansial yang matang
Salah satu pemicu baby blues pada ayah adalah timbulnya rasa khawatir tentang biaya membesarkan anaknya. Was-was tidak bisa memberikan penghidupan terbaik bagi anaknya.
Tidak bisa dipungkiri, memiliki anak tentu saja membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, idealnya kondisi finansial tentu saja perlu persiapan yang matang. Ketidaksiapan dengan pengeluaran yang besar dan tidak terduga tentu saja bisa memicu seorang ayah mengalami baby blues.
Menyiapkan mental
Menjadi orangtua merupakan pekerjaan seumur hidup yang harus diemban. Oleh karena itulah, para calon orangtua perlu menyiapkan mental dengan baik. Belajar beradaptasi menerima perubahan dalam hidupnya.
Tetap memiliki waktu bersama pasangan
Tanpa disadari salah satu pemicu baby blues pada ayah adalah timbulnya rasa cemburu, merasa kehilangan waktu bersama dengan istri, bahkan khawatir istri akan kehilangan minat padanya.
Meskipun mengurus bayi yang baru lahir sangat menyita waktu dan perhatian, nyatanya suami pun tetap ingin diperhatikan. Dengan begitu, para ayah tidak menganggap bahwa hadirnya si kecil justru hanya mengambil alih hidup saja.
Oleh karena itulah Putri Langka mengingatkan agar para orangtua baru untuk tetap menyisihkan waktu bersama-sama dan saling berbagi peran.
“Kadang, banyak orangtua baru yang lupa kalau kebutuhan seperti ini tetap harus ada. Walaupun sudah jadi orangtua, kebutuhan suami sebagai pasangan tetap harus dipenuhi, lho! Jadi suami juga nggak merasa kalau diabaikan. Sebenarnya perasaan cemburu pada anak juga bisa dikatakan tidak wajar, jadi memang harus diselesaikan dan jangan dibiarkan berlarut,” tukas Putri.
Pentingnya komunikasi
Lebih lanjut Putri mengingatkan, salah satu kunci yang perlu diperhatikan adalah menjaga komunikasi. Lewat komunikasi dua arah yang hangat, baik suami atau istri tentu saja bisa memiliki kesepakatan bersama untuk membagi tugas dan tetap memiliki waktu unuk bersama.
***
Saat baby blues terjadi, mencari bantuan tentu saja penting untuk dilakukan. Seperti halnya ibu, ayah perlu memahami bahwa merawat diri sendiri, atau melakukan hal yang disukai bukanlah hal yang egois. Hal ini memang perlu dilakukan untuk mendapatkan kesejahteraan keluarga.
Ketika salah satu orang tua mengalami depresi, anak-anak bahkan bayi pun bisa merasakan efeknya. Pada saat ayah merasa baby blues atau merasa depresi, tentu saja bisa menyebabkan ia menarik diri bayi. Kehilangan minat untuk merasa lebih dekat, menghabiskan waktu untuk membacakan buku cerita atau sekadar bergurau dengan bayinya.
Pada laman psychologytoday disebutkan kalau ayah yang mengalami baby blues juga berisiko melakukan tindak kekerasan pada anaknya. Satu studi menghubungkan depresi pasca persalinan pria dengan masalah perilaku pada anak-anak, terutama anak laki-laki. Saat anak berusia tiga setengah tahun, anak tersebut kemudian mendapatkan diagnosis psikiatrik pada usia tujuh tahun.
Kondisi ini tentu saja semakin menegaskan bahwa baby blues memang perlu segera diatasi, baik yang dialami oleh para ibu ataupuan ayah. Karena itulah, kenali gejala baby blues yang mungkin dialami oleh Anda maupun pasangan. Jangan mengabaikannya.
Bila gejala atau tanda depresi pasca persalinan terjadi, segeralah berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater untuk membantu Anda keluar dari masalah ini.
Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga:
Beragam Tips Mengatasi Baby Blues pada Ibu, Suami Bisa Bantu Melakukannya