Marah dan kesal merupakan hal yang wajar dialami oleh setiap orang, tak terkecuali saat proses mengasuh buah hati. Namun, emosi marah tersebut sebaiknya memang tidak diungkapkan dengan cara yang berlebihan seperti berteriak atau memaki. Seperti halnya cerita seorang ayah berteriak pada anak hingga dirinya mengalami dislokasi.
Ya, kejadian yang tak terduga dialami oleh seorang ayah yang berdomisili di kota Yuyang, Tiongkok. Mengutip SCMP, sang ayah merasa kesal pada anaknya hingga berteriak kencang.
Karena hal tersebut, ia pun mengalami dislokasi rahang atau pergeseran rahang. Akibatnya, ia tidak bisa menutup mulutnya hingga harus dilarikan ke rumah sakit.
Seperti apa kronologisnya?
Kisah Ayah Berteriak pada Anak Hingga Mengalami Dislokasi Rahang
Di Tiongkok, kisahnya ini menjadi viral di media sosial. Seorang perempuan yang ternyata merupakan ibu sang anak mengambil video dan mengunggahnya hingga mendapat banyak atensi dari masyarakat.
Nampak dalam video ayah sang anak mengenakan piyama dengan perban yang melilit kepala. Ia nampak berjalan pulang dari rumah sakit di daerah Yueyang, provinsi Hunan.
Sang istri yang mengetahui kejadian tersebut tertawa sepanjang video. Ia menganggap hal tersebut sebagai salah satu momen yang bisa menjadi pembelajaran bersama, khususnya bagi mereka sebagai orangtua.
Artikel Terkait: Bukan Berteriak! Ini Cara Marah yang Sehat pada Anak Tanpa Menimbulkan Trauma
Emosional saat Mengajar Anak
Ceritanya ini dimulai ketika sang suami mengajarkan anaknya membedakan nominal uang kertas yang berbeda. Sang ayah marah hingga berteriak karena tidak sabar mengajari anaknya itu.
Sesaat setelah amarahnya meledak, ia tidak bisa menutup mulutnya. Ia pun ingin diantar ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Mengelola Emosi Saat Marah pada Anak
Dalam sesi Facebook Live theAsianparent ID bersama Esta Gracia, seorang konsultan Relasi Keluarga dan Parenting, ia menjelaskan mengenai mengelola emosi ketika orangtua marah pada anak. Inilah saran yang dianjurkan.
Melakukan 3P
Menurut Esta, saat emosi orangtua memuncak, sebaiknya lakukan beberapa langkah berikut.
Pause: Berhentilah sejenak lalu amati diri sendiri serta tindakan si kecil yang memancing kesal dan emosi.
Process: Menyadari hal-hal yang dirasakan tubuh saat marah, seperti jantung berdebar hingga keluar keringat.
Proceed: Melakukan hal yang akan dilakukan pada anak selanjutnya, marah atau memilih teknik responsif ini dengan mengendalikan diri.
Artikel Terkait: Marah pada Orangtua Cerminkan Anak Durhaka? Ini Pendapat Psikolog
Metode SWITCH
Berikutnya, melakukan metode SWITCH ketika situasi lebih tenang dan terkendali. Hal yang bisa dilakukan adalah:
Stop : Berhenti sejenak dan tarik napas. Posisikan tubuh kita sejajar dengan anak dan lakukan kontak mata penuh kasih sayang dan ketegasan.
Wait : Menunggu hingga anak membalas kontak mata dengan orangtua, lalu baru orangtua akan berbicara.
Instruction : Saatnya orangtua memberikan instruksi singat yang bisa dimengerti anak dengan baik sesuai usianya dan lakukan satu kali saja. Misalnya saja “Ayah dan Bunda mau kamu bereskan mainan ini ya”.
Time to ask : Menanyakan kembali instruksi yang sudah diungkapkan pada anak, misalnya “Nak, coba ulang lagi tadi Bunda bilang apa ya?”
Checking : Kembali berdiri dengan tetap melihat respon si kecil.
Honor : Memberikan pujian, menghormati, dan menghargai kehadiran perasaan anak. Misalnya setelah anak melakukan hal yang sudah disuruh, “Wah terimakasih ya sudah mau membereskan mainan sendiri, adik sudah mandiri”
Artikel Terkait: Mengenal Pola Asuh ‘RIE Parenting’, Benarkah Bisa Membuat Anak Lebih Mandiri?
Duh, semoga kejadian ayah berteriak pada anaknya seperti di atas tidak sampai terjadi lagi, ya. Mari lebih bijak dalam mengelola emosi dan pertimbangkan untuk mengikuti anjuran psikolog ketika mengajari anak.
****
Baca Juga:
Bingung menghadapi anak marah? Ini 9 saran dari psikolog untuk Parents!
Pengakuan ibu yang menyesal, "Bayiku sayang, maaf karena ibu terlalu mendengarkan omongan orang lain."
"Anakku, maafkan ayah yang sudah marah dan membentakmu…"
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.