Asma pada Bayi: Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Asma pada bayi harus segera mendapatkan perawatan medis agar tak menjadi parah. Cek di sini!

Asma pada bayi adalah kondisi yang sangat mengkhawatirkan bagi orang tua. Asma merupakan reaksi pada alergi yang membuat jalur napas tersumbat. Saluran pernapasan menyempit sehingga anak kesulitan bernapas.

Asma pada bayi sulit diketahui jika orang tua tidak tahu gejala dan tanda-tandanya. Anak yang lebih besar, bisa mengatakan apa yang ia rasakan. Atau orang tua sudah tahu bagaimana gejala asma pada anak.

Akan tetapi, bagaimana dengan asma pada bayi? Seperti apa gejala asma pada bayi baru lahir? Berikut ini adalah penjelasannya.

Penyebab Asma pada Bayi

asma pada bayi

Sumber: Pexels

Mengutip dari situs Asthma and Allergy Foundation of America, hingga kini masih belum diketahui secara pasti penyebab asma pada anak dan orang dewasa.

Jika seorang anak memiliki riwayat keluarga berupa asma atau alergi tertentu dan memiliki ibu yang merokok selama kehamilan, maka ia memiliki peluang lebih tinggi terkena asma di awal kehidupannya.

Selain itu, salah satu penyebab paling umum gejala asma pada anak-anak berusia 5 tahun ke bawah adalah virus pernapasan atau penyakit yang terjadi di paru-paru.

Setengah dari anak-anak yang menderita asma menunjukkan gejala asma sebelum usia 5 tahun.

Hal ini dikarenakan bayi dan balita memiliki saluran udara yang jauh lebih kecil daripada anak yang lebih besar dan orang dewasa. Faktanya, saluran udara ini sangat kecil sehingga penyumbatan kecil saja yang disebabkan oleh infeksi virus, saluran udara yang ketat, atau lendir dapat membuat anak sulit bernapas.

Artikel terkait: Tips Melindungi Kesehatan Si Buah Hati Agar Tak Mudah Sakit

Video Asma pada Bayi

Sophie Cachia, seorang ibu mengunggah video bayinya yang mengalami serangan asma di Instagram.

 After being taken in an ambo on our second night and told to come back to the hospital anytime we weren’t sure, this is what we took her back for on our last night. No, we’re not doctors or trained professionals, but with Bobby being an asthmatic (and has been hospitalized multiple times with asthma attacks), we’re well aware of the signs to look for. The sucking in under her throat & her ribs means she’s working really hard to breathe. We used prior knowledge & listened to our gut and Jaryd took her in just before bed time. Lucky, because the poor thing spent the night hooked up to oxygen. I only took this video just before they left in case she got to the hospital and was breathing fine, I always prefer to have something to show them upon arrival. PS: @tinyheartsfirstaid your training comes in to play more than I notice 🙏🏼😘❤️ Update: Florence is doing VERY well and loving being back in her own bed. Thank you again for all the love. Xxx

A post shared by Sophie Cachia (@sophiecachia_) on

Kakak dari Florence juga menderita asma, sehingga Sophie dan suaminya sudah pernah mengalami hal ini. Sophie merekam video tersebut untuk ditunjukkan pada dokter.

Sophie membawa Florence ke dokter tepat waktu, sehingga bisa segera mendapatkan perawatan medis. Ia pun membagikan video Florence yang sedang terserang asma di Instagram, agar orang tua lain tidak mengabaikan gejala asma pada bayi.

Gejala Asma pada Bayi

Ketika seseorang bernapas secara normal, otot dada bagian dalam dan diafragma akan melebar. Membuat bagian rusuk berkontraksi, sehingga melebarkan paru-paru untuk membantunya bernapas.

Saat seseorang memiliki kesulitan bernapas. Otot yang berperan dalam pernapasan, seperti otot leher, otot perut, dan otot di dada serta punggung akan terlibat. Inilah yang menimbulkan kesulitan bernapas pada anak-anak.

Bagi Anda yang belum tahu dengan pasti, bagaimana gejala asma pada bayi terjadi. Berikut ini adalah tanda-tanda yang harus diwaspadai:

  1. Bayi rewel atau menangis.
  2. Otot leher terlihat dengan jelas, bergerak saat bayi mengambil napas. Anda juga bisa melihat cekungan di bawah dagu, yang terjadi setiap kali bayi bernapas.
  3. Perut bergerak lebih banyak dibandingkan dada, ketika bayi bernapas.
  4. Celah di antara tulang rusuk terlihat cekung setiap kali dia mengambil napas.
  5. Bernapas dengan cepat.
  6. Terengah-engah dengan aktivitas normal seperti bermain.
  7. Munculnya mengi atau suara seperti siulan.
  8. Batuk yang terus-menerus.
  9. Kesulitan menyusu atau makan.
  10. Tampak kelelahan.
  11. Mengalami cyanosis (sianosis) yaitu perubahan warna jaringan pada selaput lendir seperti lidah, bibir, dan selaput mata, serta ujung jari atau dasar kuku menjadi berwarna keabu-abuan atau keputihan (atau kebiruan pada kulit putih/terang)

Artikel terkait: Penelitian; Bayi bisa divaksinasi terhadap asma dengan probiotik

Diagnosis Asma pada Bayi

asma pada bayi

Sumber: Pexels

Mungkin sulit untuk orang tua, bahkan dokter, untuk mengenali tanda dan gejala asma pada bayi dan balita.

Saluran bronkial bayi, balita, dan anak usia prasekolah kecil dan sempit, lalu pilek serta penyakit lainnya dapat menyempitkan saluran udara dan membuatnya semakin kecil serta teriritasi.

Gejala asma pun bervariasi dari anak ke anak. Bayi dan balita yang belum lancar berkomunikasi pun sulit memberi tahu orang tua jika mereka merasakan kesulitan untuk bernapas. Bayi yang rewel juga bisa berarti banyak hal, tak hanya kesulitan bernapas.

Balita dan anak-anak usia prasekolah yang tergolong aktif akan dapat beraktivitas seperti biasa meskipun mereka mengalami sesak di dada atau kesulitan bernapas.

Selain itu, dokter pun kerap mengalami kesulitan untuk mengukur fungsi paru-paru pada bayi dan balita. Diagnosis asma pada bayi bergantung pada keterangan dari orang tua dan gejala yang mereka laporkan, serta riwayat medis keluarga.

Dokter juga mungkin akan bertanya kapan bayi batuk atau mengalami kesulitan bernapas. Tes darah, tes alergi, dan rontgen pun dapat digunakan untuk mendiagnosis asma pada bayi.

Apabila Parents mencurigai adanya gejala asma pada si kecil yang masih berusia di bawah 5 tahun, ada baiknya untuk membuat catatan tentang waktu dan tanda-tanda yang muncul pada tubuhnya.

Jangan lupa juga beri tahu kepada dokter jika ada anggota keluarga yang menderita asma atau alergi.

Cara Mengobati Asma pada Bayi

Sebagian besar obat asma untuk anak dan orang dewasa dapat digunakan oleh bayi atau balita. Namun, dalam dosis yang lebih rendah dan cara meminum obat yang berbeda.

Obat-obatan asma untuk bayi dan balita biasa berupa obat inhalasi yang dihirup. Jenis obat inhalasi ini dapat bekerja lebih cepat untuk meringankan gejala asma dan memiliki lebih sedikit efek samping.

Bayi biasanya diobati dengan obat yang diberikan oleh nebulizer atau inhaler. Nebulizer adalah mesin yang menggunakan udara untuk membuat kabut obat agar bayi dapat menghirupnya melalui masker kecil. Perawatan nebulizer hanya memerlukan waktu sekitar 10 menit.

Obat-obatan yang diberikan melalui inhaler dan spacer/masker pun bekerja sama baiknya dengan obat-obatan lewat nebulizer.

Asma diobati dengan beberapa jenis obat yang berbeda. Pertama adalah bronkodilator atau obat pereda cepat yang dapat membuka saluran udara untuk meredakan gejala yang muncul tiba-tiba.

Kemudian ada obat pengontrol seperti kortikosteroid inhalasi, bronkodilator jangka panjang, obat kombinasi, atau pengubah leukotrien yang digunakan untuk menenangkan pembengkakkan yang terjadi pada saluran udara anak dan menjaga agar gejala asma tetap rendah.

Banyak penderita asma termasuk bayi dan balita diberikan campuran obat-obatan tergantung seberapa parah dan seberapa sering gejala muncul. Berkonsultasilah dengan dokter terkait hal ini.

Artikel terkait: Tanda-tanda Vital Normal Anak Berdasarkan Tingkat Usia, Parents Wajib Tahu!

Apa yang Harus Dilakukan jika Terjadi Asma pada Bayi?

asma pada bayi

Sumber: Pexels

Asma memerlukan perawatan medis. Jadi, jangan pernah mengabaikan tanda dan gejala yang muncul. Jadilah orang tua yang observatif. Terutama jika kalian punya riwayat keluarga yang memiliki asma atau alergi.

Saudara atau anggota keluarga yang memiliki asma, meningkatkan risiko bayi juga terkena penyakit ini. Untungnya, dengan penanganan medis yang tepat. Si kecil bisa memiliki masa kecil yang normal, dan bisa melakukan aktivitas apa pun seperti yang dilakukan anak lain.

Jadi, bila anak Anda menunjukkan gejala asma seperti tersebut di atas. Segeralah membawanya ke dokter untuk mendapatkan perawatan. Lebih cepat lebih baik.

Cara Meringankan Gejala Asma pada Bayi

Ada beberapa hal yang bisa Parents lakukan untuk meringankan gejala asma pada anak, yaitu sebagai berikut:

  • Pelajarilah pemicu gejala asma pada anak, misalnya alergen seperti debu, hewan peliharaan, jamur, dan serbuk sari. Sebisa mungkin jauhkan anak dari pemicu tersebut.
  • Diskusikan dengan dokter apakah perawatan oleh dokter spesialis alergi dapat membantu meringankan gejala asma pada anak.
  • Selalu siapkan pertolongan pertama seperti obat-obatan yang diresepkan dokter untuk gejala asma yang muncul tiba-tiba.
  • Hindari merokok di dekat anak.

Seiring dengan bertambahnya usia anak, mereka mungkin akan lebih dapat menangani pembengkakan dan iritasi saluran napas dengan lebih baik sehingga gejalanya tidak akan separah ketika mereka masih kecil.

Semoga beberapa hal penting seputar asma pada bayi di atas dapat bermanfaat!

Artikel diupdate oleh: Annisa Pertiwi

Baca juga:

Peringatan! Bocah ini tewas setelah ibunya mengganti obat asma dengan essential oil

Efektikah Renang Mengatasi Asma? Berikut Faktanya

Penyakit Asma pada Anak: Penyebab, gejala dan cara menanganinya

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.