Parents pasti sering mendengar tentang junk food dan bahayanya bagi kesehatan. Namun, sebenarnya apa itu junk food?
Apa itu junk food?
Seorang pakar dan ahli gizi Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes menjelaskan tentang apa itu junk food, yang ternyata bukan hanya makanan cepat saji saja.
“Junk food adalah makanan yang kandungan gizinya rendah, tetapi kaya dengan zat zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Biasanya junk food yang ada di sekitar kita itu sangat tinggi gula, sangat tinggi garam dan sangat tinggi lemak trans,” paparnya saat ditemui dalam acara Nestum 101 Healthy Bowls di Jakrta (29/01).
“Lemak trans tidak dibutuhkan tubuh, begitu pula dengan gula dan garam hanya dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang sangat terbatas. Tapi pada junk food, komposisi ke 3 bahan ini sangat tinggi,” tambahnya.
“Selain itu, junk food juga merupakan makanan yang kaya akan 1 zat gizi saja, kalau tidak kaya karbohidrat atau kaya lemak, sedangkan kandungan zat gizi lainnya rendah dan tidak seimbang dengan kandungan lemak atau kandungan karbohidratnya,” tegas Dr. Rita.
Menu ayam dan nasi saja juga bisa termasuk junk food
Sayangnya ayam dan nasi goreng saja itu sudah bisa dikatakan junk food lho, Bunda.
“Ayam dan nasi saja itu bisa dikatakan junk food, karena kedua makanan ini hanya menyumbang zat gizi makro saja (karbohidrat, protein dan lemak), namun sangat rendah vitamin dan mineral.”
Kalau anak hanya makan sesekali saja itu tidak masalah, namun kalau anak makan menu ini tiap hari, itu sudah masuk kategori junk food. Hal ini karena ketidak seimbangan gizi yang masuk dalam tubuh anak.
“Kalau anak hanya makan ayam dan nasi saja tiap hari, anak akan sangat rentan kekurangan vitamin dan mineral, yang bisa berakibat fatal bagi kesehatannya,” tambah Dr. Rita.
Artikel terkait: 5 Tips Mengalihkan Anak dari Junk Food ke Makanan Sehat
Lalu, apa efek jangka panjang konsumsi junk food?
Rita menjelaskan bahwa efek jangka panjang konsumsi junk food bisa menimbulkan penyakit jantung, diabetes, dan hipertensi.
“Efek jangka panjang konsumsi yaitu menimbulkan penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, diabetes, hipertensi dan penyakit lainnya. Dalam arti anak akan lebih rentan menderita penyakit ini saat dewasa jika mereka selalu mengonsumsi junk food.”
“Tak hanya sampai disitu, anak yang biasa makan junk food juga akan lebih sering merasa kenyang semu (tubuh sudah merasa kenyang padahal zat gizi belum terpenuhi). Alhasil anak akan sangat berisiko untuk mengalami kekurangan gizi, sehingga tumbuh kembangnya tidak optimal,” tuturnya.
Selain itu, anak yang sering mengonsumsi junk food juga rentan terkena anemia. Karena junk food juga hanya kaya zat gizi makro, anak juga akan rentan kekurangan zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral. Alhasil anak akan rentan mengalami penyakit seperti anemia dan lain sebagainya.
“Maka anak tidak boleh mengonsumsi junk food tiap hari, namun untuk sesekali waktu diperbolehkan saja,” tegasnya.
Untuk mecegah anak kecanduan junk food, Rita menyarankan agar orangtua untuk tidak mengenalkan junk food pada anak.
“Saran saya anak baiknya tidak dikenalkan dengan junk food tadi, karena sekali ia pernah mencicipi dan ia ingat maka ia akan menganggap itu makanan sehari-harinya dia. Kalau kita tidak pernah mengenalkan maka tubuhnya akan menyesuaikan. Ketika ia makan junk food, dia tidak akan nyaman dengan makanan itu karena tidak pernah ia rasakan sebelumnya,” tutupnya.
***
Yuk, biasakan anak makan sehat dan menjauhi junk food Bunda!
Baca juga:
Wajib tahu! Junk food bisa menyebabkan banyak penyakit berbahaya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.