UNICEF Sebut Angka Menyusui di Indonesia Menurun, Ternyata Ini Alasannya!

Salah satu penyebabnya adalah Busui kurang dukungan. Berikut selengkapnya!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sebagai seorang ibu, tentunya kita sangat paham bahwa mengASIhi si kecil begitu penting. Namun, tahukah Bunda, ternyata angka menyusui di Indonesia semakin menurun setiap tahunnya, lo. Mengapa bisa begitu, ya?

Menurut data UNICEF, pada 2021, kurang dari separuh bayi di Indonesia (48,6%) disusui dalam 1 jam pertama kehidupan. Angka ini turun dari 58,2% pada 2018. Mirisnya, jumlah 52,5% itu juga turun signifikan dari yang awalnya 64,5% di tahun yang sama, Bun. 

Artikel Terkait: Pahami Serba-serbi Laktasi agar Lancar Menyusui, Cek Bun!

Berbagai Alasan Mengapa Angka Menyusui di Indonesia Makin Menurun

1. Kurangnya Dukungan dari Orang Terdekat

Salah satu penyebab utama angka menyusui menurun adalah kurangnya dukungan dari orang terdekat. 

MengASIhi tentunya bukan hal yang mudah ya, Bun. Ada begitu banyak tantangan yang dilalui ketika memberikan ASI pada bayi.

Belum lagi, tidak dapat dipungkiri akan ada saja gunjingan atau omongan orang di sekitar yang bisa menyinggung dan membuat seorang ibu jadi tidak bersemangat untuk menyusui. 

Maka itu, support system yang kurang dalam keluarga seperti pasangan atau orang terdekat bisa sebabkan seorang ibu kehilangan semangat atau bahkan stres sehingga menyusui bisa terhambat. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

2. Informasi Minim Tentang MengASIhi

Selain itu, informasi yang tidak mumpuni terkait pentingnya menyusui juga bisa menjadi salah satu hambatan bagi ibu untuk menyusui. 

Beberapa ibu mungkin bingung bagaimana cara memulai menyusui, apa yang harus dilakukan ketika ASI seret dan sebagainya sehingga proses menyusui juga bisa terhambat. 

3. Kembali Bekerja

Setelah melahirkan, tidak sedikit ibu yang kembali bekerja untuk mencari nafkah.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sehabis cuti dalam jangka waktu cukup lama, tentunya pekerjaan di kantor yang perlu dilakukan cenderung banyak dan butuh waktu juga untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada.

Menyeimbangkan waktu antara pekerjaan dan mengasuh anak pun terkadang membuat seorang ibu stres sehingga berdampak pada produksi ASI. Terlebih, jika di kantor tidak tersedia area pumping yang memadai sehingga Bunda merasa tak nyaman dan memilih tidak meneruskan mengASIhi. 

4. Masalah Psikologis

Masalah psikologis seperti stres atau bahkan depresi setelah melahirkan bisa saja terjadi. Selain memengaruhi kesehatan mental sang ibu, ini juga tentunya berpengaruh pada proses menyusui bayi. 

5. Masalah Kesehatan

Pada beberapa kasus, ibu dengan riwayat kesehatan tertentu bisa menjadi penyebab suplai ASI rendah sehingga tidak bisa menyusui eksklusif. 

Obat-obatan yang dikonsumsi juga menjadi faktor kekhawatiran Busui. Apakah obat yang diminum akan memengaruhi kualitas ASI dan berpengaruh pada si kecil atau tidak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selain itu, ibu yang memiliki riwayat kanker payudara juga kemungkinan tidak bisa menyusui setelah melakukan terapi radiasi atau mastektomi.

Upaya Meningkatkan Kembali Angka Menyusui di Indonesia

Dalam hal ini, penyebab paling banyak ibu tidak menyusui yang ditekankan oleh UNICEF dan WHO adalah kurangnya dukungan dan ibu kembali bekerja. 

Maka itu, kedua organisasi ini mengimbau agar dukungan lebih besar bagi Busui di tempat kerja bisa diberikan agar ia bisa tetap menyusui secara optimal. Terlebih, hampir 40 persen tenaga kerja Indonesia adalah perempuan sehingga poin ini harus menjadi perhatian.

"Mendukung ibu menyusui di tempat kerja lebih dari sekadar bentuk kebaikan, ini adalah investasi untuk kesejahteraan karyawan dan anak-anak mereka," ungkap Maniza Zaman, Perwakilan UNICEF Indonesia mengutip laman resmi UNICEF.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

"Ketika ada lingkungan yang mendukung dan mengakomodasi praktik menyusui, perempuan dapat unggul di kehidupan profesional dan juga merawat bayi mereka secara optimal, sehingga generasi masa depan dapat terpelihara," ungkapnya.

Upaya dukungan pada ibu menyusui yang bisa diberikan termasuk:

  • Memberikan informasi tentang manfaat menyusui
  • Tenaga kesehatan membantu Busui dan memastikan ibu dan bayi tetap bersama selama 24 jam selama di rumah sakit
  • Memastikan ibu memiliki akses untuk konseling menyusui
  • Menyediakan tempat yang ramah Busui di tempat kerja
  • Menyediakan lingkungan aman dan suportif bagi Busui di rumah

Artikel Terkait: 6 Fakta Mencengangkan Tentang Ibu Menyusui yang Harus Anda Ketahui

Berbagai Manfaat MengASIhi yang Wajib Bunda Tahu

Menurunnya angka menyusui di Indonesia menjadi permasalahan serius yang perlu jadi perhatian, Bun. Pasalnya, mengASIhi begitu penting dilakukan. Bukan hanya untuk tumbuh kembang bayi yang optimal, melainkan juga bisa tingkatkan kesehatan ibu serta membangun bonding antara ibu dan bayi. 

Mengutip penjelasan Dr N. Paranietharan dari perwakilan WHO, beberapa manfaat mengASIhi yang bisa didapat di antaranya adalah:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Mencegah kematian bayi akibat berat badan lahir rendah
  • Mencegah stunting pada anak
  • Mengoptimalkan tumbuh kembang si kecil
  • Memperkuat sistem kekebalan tubuh, anak yang disusui juga mengalami lebih sedikit infeksi dan penyakit kronis
  • Menyusui juga bisa melindungi ibu dari kanker payudara dan ovarium serta penyakit jantung yang berisiko terjadi setelah melahirkan
  • Menyusui bisa bantu mengurangi berat badan, menjadi salah satu diet setelah melahirkan yang sehat 
  • Meningkatkan bonding atau kedekatan psikologis bagi ibu dan anak

Artikel Terkait: Kenapa Ibu Menyusui Sering Marah? Ini Faktanya

Jadi, apabila tidak ada masalah kesehatan tertentu yang berisiko, usahakan untuk tetap mengASIhi si kecil, ya. Jangan ragu untuk meminta bantuan orang terdekat atau konselor laktasi apabila mengalami masalah saat menyusui.

Bagi Bunda yang mengalami hambatan mengASIhi karena faktor kesehatan juga jangan berkecil hati. Anda tetaplah seorang ibu seutuhnya yang hebat, kok. Tetap konsultasi ke dokter dan ahli untuk memberikan nutrisi terbaik buat si kecil sambil fokus pada pemulihan, ya. 

Semangat untuk para Busui yang sedang berjuang!

***

Baca Juga:

id.theasianparent.com/nutrisi-pada-ibu-menyusui

id.theasianparent.com/10-pertanyaan-tentang-menyusui

id.theasianparent.com/fakta-payudara-ibu-menyusui