Jantung menjadi organ yang vital dalam tubuh untuk memompa darah di tubuh. Salah satu pembuluh darah yang memiliki peran vital ini ialah pembuluh aorta yang menjadi pembuluh darah terbesar. Walau menjadi pembuluh darah yang kuat, ternyata aorta pun bisa melemah dan membengkak atau biasa juga disebut dengan Aneurisma Aorta.
Aorta merupakan pembuluh darah arteri terbesar yang fungsinya mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh. Jadi, bila sampai pembuluh ini membengkak, akibatnya bisa cukup fatal.
Bila dibiarkan, kondisi ini bisa serius dampaknya bagi tubuh karena bisa menyebabkan kebocoran pembuluh darah. Akibatnya berbagai kondisi berbahaya bisa terjadi, mulai dari kerusakan ginjal parah, stroke, serangan jantung, hingga berujung kematian.
Namun pada beberapa kasus, aorta bisa tidak langsung pecah namun bengkak secara perlahan. Saat terdeteksi lebih dini, kondisi ini pun bisa diantisipasi untuk menekan risiko buruk yang terjadi.
Jenis-jenis Aneurisma Aorta
Berdasarkan letaknya, kondisi ini bisa terbagi beberapa jenis diantaranya :
- Aneurisma aorta torako-abdominal : Kondisi ini dialami saat pembengkakan terjadi di antara aorta bagian atas dan bawah.
- Aneurisma aorta abdominal atau perut : Kondisi ini merupakan aneurisma yang paling umum terjadi, khususnya terletak di bagian bawah aorta.
- Dan Aneurisma aorta torakal : Pembengkakan dan pelemahan aneurisma terjadi pada bagian atas aorta.
Artikel terkait : Hindari risiko penyumbatan pembuluh darah dengan 6 cara sehat ini!
Gejala-gejala Aneurisma Aorta yang perlu diwaspadai
Berdasarkan letaknya, gejala-gejala yang dialami bisa berbeda-beda ya Parents.
1. Aneurisma Toraks
Pada beberapa kasus, Aneurisma Toraks tidak memunculkan gejala khusus. Namun biasanya ada beberapa gejala khas yang akan dirasakan saat aneurisma sudah lebih menjadi besar bahkan pecah.
Beberapa gejala yang sebaiknya diwaspadai antara lain :
- Nyeri pada area dada.
- Mengalami kesulitan bernapas.
- Nyeri pada area punggung.
- Sulit menelan makanan atau minuman.
- Suara berubah menjadi lebih serak.
- Batuk-batuk.
Dokter biasanya akan mendiagnosis kondisi ini dengan beberapa tes mulai dari rintgen, ekokardiogram, CT scan, atau ultrasound. Saat sudah didiagnosis, kondisi ini sebaiknya dipantau setiap tahunya.
Saat kondisinya sudah menjadi lebih parah, beberapa pasien direkomendasikan utnuk melakukan operasi. Biasanya dokter akan mengganti aorta yang rusak dengan tabung khusus. Dengan metode cangkok, aorta yang sudah diganti akan menjadi lebih kuat.
Bila kondisinya masih belum begitu fatal, biasanya dokter akan meresepkan beberapa obat. Pasien biasanya akan menerima obat penurun kolesterol maupun penurun tekanan darah.
2. Aneurisma aorta abdominal
Kondisi aneurisma ini bisa terjadi di area perut yang seringkali tidak menimbulkan gejala tertentu, khususnya saat kondisi belum parah. Namun waspadailah bila mengalami beberapa gejala berikut :
- Rasa sakit yang parah di sisi perut.
- Mengalami sensasi berdenyyut di dekat pusar.
- Mengalami sakit punggung.
Gejala yang lebih signifikan bisa dialami bila Aneurisma sudah berkembang lebih parah atau pecah, diantaranya :
- Merasakan sakit yang parah secara tiba-tiba di area punggung atau perut.
- Mengalami pusing.
- Merasa sangat mual di bagian perut.
- Muntah-muntah.
- Tiba-tiba berkeringat.
Artikel terkait : “Pembuluh darah di payudaraku pecah saat memompa ASI,” pengalaman seorang ibu
Penyebab pembengkakan pembuluh darah
Ada beberapa hal yang ditengarai menjadi penyebab dari kondisi ini, diantaranya :
1. Aneurisma mikotik
Kondisi ini terjadi saat bakteri menyebar ke sistem arteri sehingga melemahkan pembuluh darah. Kini penyakit ini sudah jarang terjadi.
2. Tekanan darah tinggi
Secara berkala, tekanan darah yang tinggi bisa menimbulkan tonjolan dan pembengkakkan pada dinding pembuluh darah. Kondisi ini diketahui menjadi salah satu penyebab utama aneurisma aorta toraks.
3. Cedera
Cedera yang terjadi pada area dada maupun perut bisa menjadi salah satu penyebabnya. Benturan yang terjadi bisa membuat aorta menonjol dan membengkak.
4. Aterosklerosis
Kondisi ini terjadi saat arteri tersumbat atau rusak karena menumpuknya kolesterol. Plak yang menumpuk di lapisan dinding bisa menyebabkan dinding melemah, aliran darah pun terhambat. Seseorang dengan kondisi ini pun rentan mengalami serangan jantung.
5. Peradangan
Beberapa kondisi seperti psoriasis dan arthritis bisa menyebabkan kondisi peradangan pada pembuluh darah. Peradangan yang terjadi ini bisa membuat aorta menjadi lebih lemah.
Faktor risiko
Selain beberapa penyebab di atas, ada juga beberapa kondisi seseorang yang bisa lebih berisiko mengalami Aneurisma. Beberapa faktor risiko tersebut antara lain :
- Berusia lebih dari 55 tahun.
- Memiliki riwayat keluarga Aneurisma Aorta.
- Memiliki penyakit bawaan terkait melemahnya pembuluh darah.
- Laki-laki menjadi lebih rentan dibandingkan perempuan.
- Kebiasan tidak sehat seperti merokok.
Nah Parents sebaiknya rutin periksakan kesehatan kitsa secara menyeluruh ke dokter ya. Yuk konsisten emlakukan pola hidup sehat mulai dari diri sendiri dan keluarga.
Baca Juga :
Waspada! Inilah risiko penyakit yang bisa menyerang berdasarkan golongan darah
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.