Kedukaan menghampiri sebuah keluarga di Singapura, mereka kehilangan buah hati yang baru berusia 6 tahun karena tenggelam saat ditinggalkan sendirian di kolam renang. Awalnya, anak yang tidak bisa berenang itu ditemani kakeknya, namun sang kakek pergi meninggalkannya sendirian selama lima menit.
Sang kakek yang tidak disebutkan namanya itu menyangka, cucunya bisa berenang. Karena itulah, dia berani meninggalkan sang cucu hanya dengan sebuah pelampung floaters. Bahkan ia juga tak bilang kepada sang cucu bahwa dirinya akan meninggalkan kolam renang.
Anak tidak bisa berenang meninggal karena paru-parunya kemasukan air
Tragedi ini terjadi pada 7 Oktober 2018 lalu di Sentosa’s Festive Hotel, dan hasil visum telah dirilis pada 15 April 2019 kemarin.
Andrea Hailey Tan Yan Ying yang berusia 6 tahun berada di Festive Hotel di Resorts World Sentosa pada Oktober 2018, bersama neneknya, kakeknya dan anak lelaki sang kakek yang berumur 3 tahun.
Pada 7 Oktober, keluarga tersebut pergi ke kolam renang di lantai tiga. Kakek Andrea, Tuan Ong Cheng Chye, pertama-tama membawa anak-anak ke kolam renang anak-anak, yang dalamnya hanya 0,5 m. Lalu neneknya, Nyonya Ong Kim Tee, duduk di dekat kolam.
Setelah beberapa menit, Ong membawa anak-anak ke kolam dewasa, yang dalamnya 1,2 m. Dia tidak menyadari bahwa Andrea, yang tingginya 1,18 m itu, tidak tahu cara berenang.
Ong Kim Tee kemudian membawa putranya pergi ke jacuzzi, tanpa memberi tahu Andrea. Tak lama setelah itu, Nyonya Ong melihat pelampung Andrea mengapung di seberang kolam, tanpa pemiliknya. Dia segera mencari-cari di manakah sang cucu.
Ong Cheng Chye berteriak histeris saat melihat cucunya tenggelam di dalam air. Ong Kim Tee yang mendengarnya langsung melompat ke dalam kolam renang dan membawa Andrea keluar. Saat itu Andrea sudah tak sadarkan diri.
Seorang saksi melakukan CPR, dan paramedis membawa anak itu ke Singapore General Hospital. Andrea kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Wanita dan Anak-anak, tetapi sayangnya, ia meninggal 10 hari kemudian, pada tanggal 17 Oktober 2018.
Penyebab kematiannya adalah kerusakan otak dan radang paru-paru setelah hampir tenggelam.
Saat menyampaikan temuannya, Pemeriksa Negara Kamala menekankan bahwa kasus ini terjadi akibat kurangnya pengawasan orang dewasa.
“Seorang anak yang tidak bisa berenang harus selalu ditemani oleh orang dewasa di kolam renang. Dan dijaga agar tetap dalam jangkauan lengan dan saling berhadapan.”
“Perangkat seperti pelampung renang bukan pengganti pengawasan orang dewasa. Pelampung itu bisa lepas dan melayang meninggalkan anak. Bahkan jika seorang anak sudah memiliki kemampuan berenang, risiko tenggelam tidak sepenuhnya hilang.” tegasnya.
Tips aman membawa anak berenang untuk Orang Tua
Parents, tragedi ini adalah pengingat agar jangan pernah meninggalkan anak tanpa pengawasan di kolam renang atau area kolam renang. Untuk mengatisipasinya, perhatikan tips keamanan berikut ini:
Jangan pernah meninggalkan anak-anak tanpa pengawasan, bahkan untuk sedetik pun
Sangat penting bagi Anda untuk mengawasi anak-anak setiap saat. Jika Anda ingin meninggalkan kolam renang, bawalah anak-anak Anda. Jangan pernah berpikir bahwa ada orang lain yang mengawasi mereka. Jangan biarkan mereka berenang jika tidak ada yang bisa menjaga.
Beri tahu anak-anak bahwa mereka hanya bisa masuk ke kolam saat Anda bersama mereka.
Bantu anak-anak mempelajari keterampilan berenang
Balita Anda harus belajar cara berenang dan menahan napas ketika berada di bawah air, terutama jika terjadi keadaan darurat. Ini juga akan membantu jika mereka bisa belajar bagaimana memulihkan napas dan berenang ke sisi kolam ketika mulai tenggelam. Ini akan sangat membantu kalau-kalau anak Anda pergi ke kolam tanpa sepengetahuan Anda.
Mengawasi anak-anak selama pelajaran berenang
Adalah penting bahwa orang tua mengawasi anak-anak mereka sepanjang waktu, bahkan selama pelajaran berenang. Hindari membaca, menggunakan telepon dan menggunakan waktu untuk bersosialisasi. Dianjurkan agar orang tua berada dalam jarak yang dekat dari anak-anak mereka, menjaga mereka dalam jangkauan lengan dan dalam jarak pandang setiap saat.
Jangan terlalu berpuas diri, bahkan jika anak-anak Anda tahu cara berenang
Bahkan meski anak sudah pernah kursus berenang, orangtua tetap harus mengawasinya di sekitar kolam. Karena banyak kasus anak tenggelam padahal mereka pernah mendapat pelajaran berenang. Balita yang tidak sengaja jatuh ke kolam akan segera panik dan melupakan semua yang telah mereka pelajari tentang berenang.
Jika anak Anda melompat ke kolam dan mulai tenggelam, keluarkan dia secepat mungkin
Nasihat ini mungkin tampak sangat konyol, tetapi banyak anak yang mati karena orangtua mereka panik dan terdiam ketika mereka melihat anaknya tenggelam.
Jika Anda memiliki kolam di halaman belakang, pastikan meletakkan kunci pengaman di pintu Anda
Ini agar anak-anak Anda tidak dapat pergi ke kolam renang sendiri. Pasang pagar di sekitar kolam Anda untuk mencegah mereka melompat ke dalamnya tanpa pengawasan. Pastikan Anda menghilangkan benda yang bisa mereka gunakan untuk memanjat pagar.
Anak-anak yang tidak bisa berenang harus memilikipelampung kalau-kalau mereka melompat ke kolam saat Anda tidak melihat
Seorang anak dapat masuk atau jatuh ke ujung kolam tanpa diketahui, tanpa percikan atau teriakan. Sekali lagi, penting juga untuk dicatat bahwa perangkat ini hanyalah alat bantu apung, mereka tidak tahan tenggelam. Tetap diperlukan pengawasan orang dewasa setiap saat.
***
Semoga tragedi ini tidak menimpa keluarga kita.
Baca juga:
Anak meninggal karena tenggelam selama 30 detik, Ibunya berikan peringatan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.