Tersinggung saat Dinasehati, Anak Siram Ibunya Pakai Air Mendidih

KDRT oleh anak terhadap orangtua yang terjadi belum lama ini sungguh miris. Hanya karena tak terima dinasehati, seorang anak siram ibu pakai air mendidih.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Peristiwa miris ketika anak siram ibu pakai air mendidih bikin para orangtua hanya bisa mengurut dada. Betapa tidak, anak yang dilahirkan dan dibesarkan tega melakukan hal sekejam itu kepada ibu kandungnya sendiri.

Dialah AF, perempuan berusia 24 tahun warga Lorong Ampel, Talang Banjar, Kota Jambi yang tega menyiram ibunya dengan air mendidih, hanya lantaran ia tak terima saat diberi nasehat.

AF Tersinggung Saat Dinasehati Korban

Ilustrasi ibu menasehati anak.

Kejadian tersebut bermula saat ibu AF menasehatinya agar putrinya itu tidak kembali berhubungan dengan mantan suaminya. 

Tidak terima dinasehati seperti itu, AF langsung menyiramkan air mendidih yang tengah dimasaknya hingga mengenai muka dan tubuh ibu kandungnya. Peristiwa itu terjadi pada Jumat (21/8/2020) lalu.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

AF saat diamankan polisi | foto: kumparan

Pagi itu, AF tengah memasak air untuk menyeduh teh. Sementara ibunya sedang mencuci pakaian sembari menasehati soal hubungan AF dengan sang mantan suami.

Merasa kesal dan terbawa emosi, AF segera menyiramkan air mendidih ke badan ibunya. Terang saja, ibunya berteriak kesakitan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Untunglah warga sekitar segera datang memberi pertolongan. Korban pun dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan medis.

Diketahui, ibu dan anak ini memang sering bertengkar lantaran sang anak ingin rujuk dengan mantan suaminya. Namun, sang ibu tidak memberi restu.

Artikel terkait: Wajib Simpan! Kontak darurat pertolongan KDRT dan kekerasan seksual di seluruh Indonesia

Anak Siram Ibu Pakai Air Mendidih, Korban Lapor Polisi

Menerima kekerasan dari anaknya sendiri, sang ibu langsung membuat laporan ke Unit PPA Polresta Jambi guna dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kanit PPA Polresta Jambi, Ipda Vani, saat dikonfirmasi membenarkan adanya laporan tersebut. Ia menjelaskan peristiwa yang merupakan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) itu terjadi di rumah korban. Sebab pelaku dan ibunya tinggal di dalam satu rumah yang berada di Jalan Bhayangkara, Kelurahan Talang Banjar, Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi.

Vani menambahkan, ibunya menasehati pelaku lantaran anaknya itu masih terus berhubungan dengan mantan suaminya.

Foto: jambi-independent

“Pelaku sudah nikah siri, kemudian cerai, tetapi belum lama ini masih berhubungan. Jadi ibunya melarangnya untuk berhubungan dengan mantan suaminya itu,” imbuh Vani seperti dikutip dari suara.com.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kini pelaku AF sudah ditahan aparat kepolisian setempat setelah sempat kabur ke rumah kawannya yang berada di kawasan Jambi Timur.

Setelah didalami oleh polisi, pelaku memang dalam keadaan sadar saat menyiramkan air panas tersebut. Bukan karena pengaruh obat-obatan, namun murni karena kesal lantaran dinasihati tak boleh lagi berhubungan dengan mantan suami sirinya.

Atas perbuatannya, AF dikenakan pasal 44 Undang-undang RI No. 23 tahun 2004, tentang kekerasan dalam rumah tangga, dengan ancaman penjara 5 tahun.

Artikel terkait: Menyedihkan, Pelaku Kekerasan Pada Anak Ini Ternyata Ibunya Sendiri

Tips Orangtua Menasehati Anak Agar Tidak Terjadi Cekcok

Cekcok antara orang tua dan anak memang bisa saja terjadi. Sehingga, Parents perlu memperhatikan bagaimana cara yang tepat menasehati anak agar keributan lebih lanjut dapat dihindari.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Terlepas dari peristiwa di atas, terkadang anak-anak memang sulit menerima ketika diberi nasehat. Meskipun nasehat yang disampaikan bermuatan positif, seringkali cara yang salah dapat membuat pesan yang ingin disampaikan gagal diterima anak.

Oleh karena itu, hal pertama yang harus Parents lakukan adalah berusaha memahami kondisi emosi anak terlebih dulu sebelum memberikan nasehat. Memahami emosinya dapat membuat Parents bisa memutuskan komunikasi seperti apa yang harus dibangun.

Memberi nasehat dengan marah, membentak, apalagi memaksakan kehendak justru bisa memantik emosi anak. Apalagi, bagi mereka yang memang sifat bawaanya keras kepala. Lakukanlah pendekatan berbeda, misalnya dengan memberi perhatian penuh.

Alih-alih memaksakan anak melakukan sesuatu, ajak anak berdiskusi dengan sehat. Dengarkan dan hargai pendapatnya sebelum memberikan masukan. Komunikasi dua arah adalah kunci terjalinnya hubungan yang harmonis antara anak dan orangtua.

Semoga peristiwa anak menyiram ibu pakai air mendidih seperti itu tak terulang lagi ya, Parents.

Baca juga:

Marshanda : Contoh Konflik Orang Tua dan Anak

Penulis

Titin Hatma