“Belum lama ini saat masuk ke kamar anak saya, nggak sengaja lihat dia lagi nonton film dewasa porno. Langsung refleks marah-marah. Sebenarnya saat anak tahu anak nonton film dewasa, respon seperti apa yang perlu diberikan? Saya benar-benar bingung, takut sekaligus merasa begitu marah…”
Keluhan ini baru sering kali muncul di dalam forum Aplikasi theAsianparent Indonesia.
Rasa khawatir yang dirasakan orangtua saat melihat anaknya menikmati konten dewasa tentu saja sangat wajar. Terlebih lagi jika mengingat mudahnya anak-anak melihat konten dewasa yang banyak berseliweran di dunia maya.
Kondisi ini memang semakin berisiko, dialami jika dalam kesehariannya anak-anak sudah memiliki akses untuk berselancar di dunia maya. Biar bagimana pun, anak-anak yang telah memiliki gadget sendiri akan lebih mudah terpapar pornografi lebih tinggi.
Jika hal ini dialami, apa yang perlu dilakukan?
Dalam hal ini, psikolog Alzena Maskouri, M. Psi mengungkapkan bahwa sebaiknya Bunda jangan dulu panik menghadapi anak nonton film dewasa. “Alangkah baiknya Bunda ajak bicara lebi dulu, diskusi dari hati ke hati bersama anak,” tuturnya.
Artikel terkait : Bagaimana Pendidikan Seks dalam Perspektif Islam?
Saat anak nonton film dewasa porno
Menurut Alzena, dibandingkan langsung memberikan respon negatif, ada beberapa langkah yang justru pelru diperhatikan. Selain menenangkan diri dan membuka diskusi dengan anak, berikut eberapa tips yang bisa dipraktikkan :
1. Selidiki dulu sumber aksesnya
Hindari langsung emosi saat memergoki anak ya, Bun. Hal ini dilakukan agar Bunda bisa bertanya dengan baik pada anak mengenai sumber konten yang ia dapatkan.
Ini dilakukan supaya Bunda bisa mengetahui ‘bagian’ yang semestinya diperbaiki. Bila anak mendapatkan akses murni mencari sendiri di rumah misalnya, untuk kedepannya Bunda lebih bisa meningkatkan keamanan.
2. Tanyakan alasan ia mengakses konten tersebut
Dorongan seksual pada remaja salah satunya ditengarai oleh lonjakan hormon dalam tubuhnya. Oleh karena itu tanyakan alasan ia mau mengakses konten tersebut, apakah karena penasaran, hanya ikut-ikutan, atau sudah merasakan sensasi ketagihan.
Dengarkan apa yang anak katakan, dan terimalah jawaban mereka. Kemudian, sebaiknya cari solusi atas alasan yang dialami remaja. Coba dengarkan cerita dan alasannya sampai selesai.
Hargai kejujurannya, setelahnya coba diskusikan bahwa ia tidak diperkenankan mengakses konten seperti itu karena dampak buruk pada banyak hal.
3. Tanyakan yang anak apa yang mereka pahami dan ketahui dari konten tersebut
Salah satu kunci yang tidak boleh dilupakan adalah, cari tahu seberapa dalam anak memahami konten tersebut. Oleh karena itu jangan lupa tanyakan pada anak, apa yang ia dapatkan atau pahami setelah melihat konten dewasa.
Terima jawaban mereka, bila jujur hargai. Jelaskan juga bahwa ia merasakan senang atau penasaran, hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar
4. Beri saran untuk mengalihkan pandangan
Sampaikan bahwa keterkaitan dengan sesuatu yang berhubungan dengan seksualitas adalah hal wajar namun kita sebaiknya tetap berpegang pada nilai moral dan agama. Oleh karena itu sebaiknya Bunda berikan masukan agar ia bisa mengalihkannya ke arah yang lebih positif.
Fasilitasi ia untuk lebih menekuni hobi atau ketertarikan lain yang positif untuk masa depannya. Nah Bun, yuk coba praktikkan beberapa tips di atas bila berada dalam kondisi tersebut.
Apakah bunda memiliki kisah unik terkait dengan hal ini? Sharp bersama Bunda lain di kolom komentar dan aplikasi TheAsianparent Indonesia, yuk!
Artikel terkait : Catat! Ini panduan memberikan pendidikan seks berdasarkan usia anak
Baca Juga :
Inilah Panduan Pendidikan Seksual untuk Anak Menurut UNICEF dan WHO
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.