Olahraga memang baik untuk kesehatan. Namun dalam beberapa kondisi, olahraga ternyata bisa menjadi malapetaka. Seperti dialami seorang anak 14 tahun yang dikabarkan meninggal saat mengikuti lari marathon 5K. Apa penyebabnya?
Kisah Remaja Meninggal Dunia Saat Mengikuti Lari Marathon
Sumber foto: Doc. New York Post
Seorang anak laki-laki berusia 14 tahun yang sedang mengikuti lari marathon 5K di Florida tiba-tiba pingsan dan meninggal dunia pada 4 November lalu, dilansir dari NBC 6 South Florida.
Dalam sebuah pernyataan, polisi mengatakan bahwa mereka menemukan remaja tersebut mengalami serangan jantung ketika mereka tiba di Korps Pelatihan Perwira Cadangan Junior 5K di Sekolah Menengah Everglades, Miramar, Florida.
Setelah remaja tersebut tiba di Rumah Sakit Memorial Miramar, dokter menyatakan dia meninggal dunia.
Dilansir dari laman TODAY, siswa tersebut bernama Knox MacEwen, yang berpartisipasi dalam program Junior Reserve Officers’ Training Corps (JROTC) di Western High School di Davie, Florida, dan menjadi sukarelawan di gerejanya dalam pelayanan anak-anak. Sang ibu, Julie, ternyata juga seorang penderita kanker, yang juga memiliki kesulitan finansial.
Artikel terkait: 10 Anak Artis Meninggal di Usia Muda, Tinggalkan Luka di Hati Orangtua
Kenapa Banyak Kasus Orang Meninggal Saat Olahraga?
Beberapa waktu yang lalu, publik sering kali dikejutkan oleh kabar seseorang yang tak sadarkan diri dan meninggal saat olahraga.
Selain kasus anak remaja yang meninggal saat lari marathon, beberapa hari lalu publik juga sempat dikagetkan dengan kabar Bupati Halmahera Selatan, H. Usman Sidik yang meninggal saat bermain sepak bola pada Minggu (5/11/2023). Mundur beberapa tahun kebelakang, publik juga dikagetkan dengan kepergian Ashraf Sinclair yang meninggal usai latihan crossFit, serta Adjie Massaid, Basuki, dan Benyamin Sueb yang meninggal usai bermain futsal dan sepak bola. Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Henti Jantung Jadi Faktor Utama
Saat berolahraga, tubuh akan menghasilkan hormon adrenalin, yang juga dapat merangsang denyut jantung jadi lebih cepat. Bila olahraga yang dilakukan terlalu berat, hormon ini memaksa jantung bekerja lebih keras dalam memompa darah.
Pada orang yang memiliki masalah pada jantung, seperti gangguan irama jantung (aritmia), olahraga yang berlebihan ini bisa memicu terjadinya henti jantung mendadak.
Waspadai Dehidrasi
Henti jantung saat olahraga juga bisa terjadi akibat dehidrasi. Perlu diketahui bahwa dehidrasi membuat kadar mineral, seperti kalium dan magnesium menjadi sangat rendah. Akibatnya, aktivitas pensinyalan listrik di jantung bisa terganggu menyebabkan aritmia dan henti jantung.
Henti jantung terjadi ketika jantung seseorang berhenti berdetak. Hal ini lebih sering terjadi pada orang-orang di usia lebih muda. Dilansir dari laman TODAY sebelumnya, bahkan satu anak dilaporkan mengalami serangan jantung setiap jamnya.
Hal ini terdengar mengkhawatirkan, para ahli memperkirakan bahwa kematian karena henti jantung mendadak terjadi pada sekitar 200 anak setiap tahunnya, menurut Dr. Meghan E. Tozzi, ahli jantung anak di Rumah Sakit Anak Joseph M. Sanzari di Hackensack University Medical Center. Padahal, mungkin hal seperti ini bisa saja dicegah.
Dalam banyak kasus, teknik CPR yang berkualitas dan penggunaan defibrilator eksternal otomatis memberikan dampak besar dalam pemulihan anak atau remaja yang mengalami serangan jantung.
“Tindakan itu dapat menyelamatkan nyawa. Ada beberapa anak yang tidak terdiagnosis (mengidap penyakit jantung), namun kami dapat dengan jelas mengobati mereka dan mencegah mereka meninggal akibat henti jantung,” ungkap Dr. Wayne Franklin, kepala divisi kardiologi dan salah satu direktur Pusat Perawatan Jantung Anak Phoenix.
Artikel terkait: Bayi 5 Bulan Berhenti Bernapas dan Selamat Berkat CPR
Waspadai Gejala Serangan Jantung pada Anak dan Remaja yang ‘Tidak Terlihat’
Fakta menyebutkan, ternyata hanya sedikit anak muda yang menunjukkan gejala sebelum mengalami serangan jantung ini. Dr. Adam Kean, ahli jantung anak di Riley Children’s Health di Indianapolis mengatakan, ini hal yang mengerikan dan harus diwaspadai.
Ada beberapa orang yang mengalami tanda-tanda berikut sebelum mengalami serangan jantung, termasuk:
- Nyeri dada
- Pusing
- Detak jantung berdebar kencang
Gejala-gejala ini tidak selalu menunjukkan serangan jantung. Namun, Dr. Adam Kean mengatakan bahwa orang tua harus membawa anak-anak yang mengalami gejala-gejala ini ke ahli jantung untuk memastikan kemungkinan adanya kondisi yang dapat menyebabkan serangan jantung.
“Tragedi sebenarnya adalah, selain mereka yang sudah terdiagnosis (penyakit jantung), kita tidak bisa memprediksi kapan kejadian buruk itu akan terjadi,” katanya.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, orang yang mengalami serangan jantung mungkin menunjukkan tanda:
- Tumbang
- Pingsan
- Sulit bernapas
- Tidak responsif
- Tidak ada denyut nadi
Tips Aman Berolahraga Agar Mengurangi Risiko Henti Jantung
Olahraga sangat penting bagi kesehatan. Agar tetap bisa mendapatkan manfaatnya, ikuti beberapa tips berikut:
1. Pastikan dalam Kondisi Sehat
Olahraga merupakan aktivitas fisik yang memakan banyak energi. Jika saat ini tubuh Anda sedang kurang sehat, ada baiknya Anda mengutamakan untuk beristirahat.
2. Mulai dengan Intensitas Rendah
Anda tidak boleh berolahraga secara berlebihan. Apalagi jika Anda seorang pemula. American College of Cardiology merekomendasikan untuk melakukan olahraga intensitas sedang, yakni minimal 30 menit setiap hari dalam seminggu. Lakukan secara rutin dan Anda boleh menambahkan durasi olahraga secara perlahan setelahnya.
3. Tidak Memaksa
Pilihan olahraga yang tidak tepat bisa memicu masalah gejala penyakit jantung yang dimiliki, bahkan meningkatkan risiko terjadinya henti jantung saat olahraga. Karena itu, kenali kondisi atau penyakit yang ada di tubuh Anda terlebih dahulu.
4. Ikuti Panduan
Pemanasan dan pendinginan adalah hal yang juga penting saat olahraga. Tujuan dari latihan pemanasan dan pendinginan adalah menghindari cedera otot sekaligus membantu Anda mempersiapkan pernapasan jadi lebih cepat sebelum olahraga dan mengembalikan kecepatannya ke pernapasan normal.
Perhatikan tanda-tanda di atas pada anak, orang-orang tersayang Anda, ataupun diri Anda sendiri untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, seperti kasus anak meninggal saat lari marathon. Semoga informasi ini menambah kewaspadaan kita untuk lebih peka dengan kesehatan jantung ya, Parents.
***
Baca juga:
Ketahui Penyebab Penyakit Jantung Bawaan, Gejala, dan Cara Mengatasi
Wajib tahu! Ini bisa Parents lakukan untuk mengurangi risiko penyakit jantung kongenital pada anak
6 Tanda penyakit jantung pada wanita yang tidak disadari, salah satunya sakit perut
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.