Baru-baru ini, netizen dihebohkan dengan video anak makan sendal dan potongan kertas sampah. Diketahui, video viral tersebut terjadi di wilayah Jaya Sakti, Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat.
Video anak makan sendal itu pun lantas menuai banyak komentar netizen. Sang ibu, Pipit, menjelaskan bahwa kebiasaan aneh anaknya ini sudah berlangsung sejak sang putranya berusia 1 tahun.
Bahkan, Pipit mengungkapkan bahwa sang anak bisa makan sendal baru sebanyak 5 pasang dalam satu bulan. Selain sendal, putranya itu juga mulai memakan benda-benda asing lainnya seperti kertas, kardus, hingga styrofoam. Apabila kebiasaan anaknya itu tak dituruti, maka anak tersebut akan merengek menangis kencang.
Melihat fenomena anak makan sendal ini dr. Meta Hanindita memberikan komentarnya melalui Instagram Story pada Kamis (25/03/2022). Berikut ini penuturan dr. Meta terkait fenomena tersebut.
Artikel Terkait: Bunda, ini 4 cara mudah agar si kecil terhindari dari kuman
Anak Makan Sendal Didiagnosis Mengalami Pica
Dalam unggahan Instagram Storynya, dr. Meta mengawali penjelasan dengan Pica, yakni gangguan makan berupa keinginan terus menerus untuk memakan sesuatu yang bukan makanan.
“Pica adalah gangguan makan berupa keinginan terus menerus untuk makan sesuatu yang tidak mengandung nilai gizi signifikan, setidaknya selama sebulan,” tulis dr.Meta
Lebih lanjut, dr.Meta menjelaskan bahwa Pica berasal dari Bahasa Latin yang berarti burung murai. Diistilahkan demikian karena burung ini dikenal suka makan banyak hal untuk memuaskan rasa ingin tahunya.
Apa Saja yang Dimakan oleh Orang yang Mengidap Pica?
Menjawab pertanyaan ini, dr. Meta melanjutkan penjelasannya.
“Macam-macam ya, bu, pak dan masing-masing ada namanya sendiri. Ada yang suka makanani batu (lithophagia), rambut (trichophagia), kayu (xylophagia, es (pagophagia dan lain-lain. Hayo, siapa di sini yang suka makanin es batu?”
Selain itu, dalam Instagram Story tersebut, dr. Meta juga memberikan penjabaran mengenai benda apa saja yang dimakan oleh orang mengidap Pica dalam bentuk tabel.
Artikel Terkait: Senang Makan Es Batu dan Benda Selain Makanan?
Diagnosis Pica
Tak sampai di situ, dr. Meta menjelaskan apa saja kriteria diagnosis Pica.
“Makan sesuatu yang bukan makanan, tidak mengandung nutrisi, setidaknya selama satu bulan,” ungkapnya.
Meski begitu, bayi yang sedang dalam perkembangan motorik dan fase oral serta memakan semua benda ke mulutnya, bukan berarti bayi tersebut mengidap Pica.
“Hal ini tentunya tidak sesuai dengan tingkat perkembangan usia anak. Misalnya, bayi yang sedang fase oral, suka memasukkan berbagai benda ke mulut, tentunya tidak termasuk Pica,” kata dr. Meta.
Selain itu, Pica juga tidak berhubungan dengan tradisi atau budaya yang normal diterima. Apabila terjadi secara bersamaan dengan gangguan mental atau kondisi medis lainnya maka memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Beberapa jenis lainnya termasuk di antaranya ialah:
- Tanah liat (geophagia)
- Kotoran (coniophagia)
- Akar tanaman (phytobezoar)
- Cat (plumbophagia)
- Kertas (xylophagia)
- Korek api(cautopyreiophagia)
- Faeces (coprophagia)
- Muntahan (emetophagia)
- Penghapus pensil
- Kancing
- Koin
- Baju
- Kulit telur
- Spons
- Busa
- Kertas
- Kaca
- Beras mentah
- Kapur
Apa Penyebab Anak Makan Sendal atau Pica?
Hingga kini belum diketahui pasti apa penyebab Pica. Tapi, beberapa penelitian yang dibagikan dr. Meta menunjukkan bahwa Pica berhubungan erat dengan anemia defisiensi besi (ADB). Namun, bukan berarti Pica hanya disebabkan oleh ADB, melainkan salah satu efek ADB adalah Pica.
“Pada banyak kasus Pica, pemeriksaan fisik normal. Tapi ada anak yang malnutrisi, terlambat perkembangannya, mengalami ketidaknyamanan perut atau nyeri jika makan dalam jumlah banyak,” tulsinya.
“Bisa ditemukan pucat juga, yang bisa terjadi pada ADB/keracunan timbal. Pada ADB, selain Pica, pucat, anak juga sulit makan (napus makan memburuk),” terangnya.
Artikel Terkait: Amat Dianjurkan WHO, Yuk Mengenal Metode Responsive Feeding MPASI!
Komplikasi yang Terjadi Akibat Pica
Meta juga menyebutkan bahwa ada beberapa potensi komplikasi yang bisa terjadi akibat Pica.
“Bisa keracunan hingga menyebabkan gangguan syaraf dan saluran cerna, bisa menyebabkan infeksi, serta gangguan gigi,” kata dr.Meta
Apakah Pica Bisa Diobati?
Terkait penanganan Pica, dr. Meta menambahkan bahwa hingga kini obat-obatan yang tersedia untuk mengobati Pica sangat terbatas. Lalu, Pica sebaiknya diobati dengan apa?
“Segera konsultasikan ke dokter jika ada yang mengalami Pica. Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan selain fisik seperti laboratorium darah dan feses. Mungkin juga dokter meminta pemeriksaan rontgen abdomen atau USG pada anak yang muntah berulang, sakit perut, sembelit, dan lainnya,” jelas dr.Meta
Tak hanya pengobatan medis, penderita Pica juga bisa ditangani melalui terapi.
“Terapi diberikan sesuai dengan penyebab yang mendasari dan komplikasinya. Contoh, kalau ternyata ADB, ya diberikan terapi zat besi. Selain itu, perlu juga terapi perilaku untuk memperbaiki masalah gangguan makan,” tulisnya.
Nah, itulah penjelasan dr. Meta mengenai fenomena anak makan sendal yang didiagnosis mengidap Pica. Jika isi kecil mengalami hal serupa, segera hubungi dokter ya, Parent!
Baca Juga:
Tak Disadari, Ini 8 Benda yang Paling Banyak Mengandung Kuman di sekitar Kita
Bayi Suka Mengisap Jarinya? Jangan Dilarang ya Bun, Ini Manfaatnya!
Panduan lengkap: Perkembangan anak 1 tahun 7 bulan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.