Kasus anak main di playground kemudian ditendang oleh seorang bapak masih terus jadi perbincangan hangat. Banyak pendapat bermunculan, ada yang membela sang bapak, tetapi lebih banyak lagi yang menganggap si bapak tersebut salah.
Seorang penulis novel Sabtu Bersama Bapak, Adhitya Mulya, menawarkan opini yang berbeda. Ia menuliskan cuitannya di Twitter tentang bagaimana memastikan keamanan saat anak main di playground.
Artikel terkait: Kasus viral Anak ditendang di playground oleh orang dewasa, bisakah dipidanakan?
Tweet seorang bapak tentang anak main di playground
Berikut ini kumpulan tweet Adhitya Mulya:
Mengenai hal ini (kasus anak ditendang di playground – red.), ada opini yang membela bapaknya. Ada yang membela anak. Ada yang bilang: reflek si bapak wajar meski ga bisa dibenarkan.
Hmmm…
Boleh ya gue tawarkan opini di sini.
Pertama, banyak orangtua yang merasa sah melakukan apa saja untuk melindungi anaknya. Ini yang bikin orangtua nyolot kalo dikasih masukan.
Padahal cara melindungi anaknya belum tentu tepat. Termasuk nendang anak lain.
Gue sih nggak.
Sebagian ortu mungkin masuk ke aliran ‘gue tendang anak orang lain yang penting anak gue selamat’. Ya monggo…
Tapi sadarkah wahai teman2, bahwa kita ga bisa lho mensterilkan arena permainan anak-anak all the time everytime.
Terus, nanti mau ikutan masuk TK, jagain agar ga dibully?
Apa kabar nanti masuk SD? Masuk SMP? Masuk SMA? Masuk kuliah? Mau dijagain anaknya sampai tua?
Dijagain agar ga dibully. Agar dijagain agar ga ngebully.
Ada cara lain kok. Metode: rule setting. Didik anak agar ikuti rules yang kita buat.
Menerapkan aturan saat anak main di playground
Contoh: saat balita, ini ya nak, rules masuk playground.
1. Harus antri. Jangan serobot.
2. Jangan mau diserobot.
3. Saat main serodotan (baca: perosotan atau luncuran), tunggu papannya clear dulu.
4. Jangan melintas di depan serodotan.
5. Main ayunan jangan heboh.
6. Jangan melintas di belakang ayunan.
Rule setting itu wajib. Agar anak kita bisa berinteraksi dengan bebas tapi berbatas. Nggak rugi dan merugikan orang lain.
Kalo nggak ada rules, jadinya ya gitu. Kita nggak bisa meleng. Meleng dikit, kehajar ayunan.
Yang ngehajar ayunan, kita tendang. Lha piye? (Lho, bagaimana?)
Coba pelan-pelan lepasin konsep “Kalau udah urusan anak, semua halal.”
Anak yang ditendang itu:
1. Anak manusia juga
2. Dia ga bisa liat ke belakang
3. Mungkin orang tuanya lalai ajarin dia etika main ayunan. Kitanya lalai nggak ajarin anak untuk jangan melintas di belakang ayunan?
Jadi orangtua TIDAK lantas mengurangi tugas kita menjadi orang yang ADIL untuk orang lain.
Ingat: Umar bin Khattab merajam anaknya sendiri saat melanggar hukum. Sampai mati. Adil bray.
Terakhir: lain soalnya jika anak ayunan itu menghadap depan. Dia TAHU ada teman melintas. Dalam konteks ini, anak ayunan yang salah. Meski ditendang juga salah.
Setujukah Parents dengan pendapat Adhitya Mulya? Sudahkah Anda mengajari anak untuk menaati peraturan yang berlaku?
Baca juga:
Jangan ditiru! Orangtua berkelahi di arena bermain anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.