Kalau ke rumah nenek, selalu disuruh makan dan diberi uang. Ia juga selalu membela kita ketika dimarahi orang tua. Nenek adalah orang yang sangat memanjakan kita. Mungkin itulah kesamaan memori sebagian besar cucu tentang nenek mereka. Memori tentang nenek sayang cucu.
Jika nenek Anda hadir dalam masa kecil Anda, kemungkinan besar memori tentang nenek berisi hal-hal membahagiakan, menenangkan, dan menimbulkan rasa aman. Namun, hanya sedikit orang yang pernah memikirkan, mengapa nenek dan kakek punya pengaruh berbeda terhadap cucu mereka.
Menurut ilmuwan, ada sesuatu yang istimewa yang diberikan nenek kepada cucu selain cinta dan kasih sayang mereka. Sesuatu yang lebih kuat dan mengikat….
Mengapa nenek sayang cucu lebih daripada kakek sayang cucu? Ini kata penelitian
Sikap nenek sayang cucu benar-benar membekas di memori kita sampai dewasa.
Gen adalah unit pembawa sifat warisan yang tersimpan dalam DNA. Menurut studi genetika, seorang oma mewariskan seperempat DNA mereka kepada cucunya. Kita mewarisi gen kakek-nenek kita, tapi, menurut ilmuwan, gen nenek dari pihak ibu lebih banyak memengaruhi.
Nenek dari pihak ibu memiliki ikatan yang lebih kuat dengan cucu dibanding antara kakek dan cucu karena nenek melahirkan ibu, dan ibu melahirkan kita. Di banyak keluarga, nenek dari pihak ibu punya bawaan untuk merasa lebih bertanggung jawab atas cucu mereka.
Itulah alasan mengapa banyak nenek dari pihak ibu banyak menghabiskan waktu dengan cucunya. Ini bukan semata alasan psikologis, melainkan juga genetis. Gen nenek dari pihak ibu ada lebih banyak di dalam tubuh kita ketimbang gen dari kakek.
Nenek sayang cucu: Cucu mewarisi lebih banyak gen nenek ketimbang kakek
Salah satu teori genetika meyakini bahwa keterikatan nenek dengan cucu yang lebih besar daripada keterikatan kakek dengan cucu disebabkan oleh kromosom X.
Sebanyak 25% kromosom X di DNA cucu laki-laki maupun perempuan berasal dari nenek. Sementara kromosom X nenek dari pihak ayah hanya menurun kepada cucu perempuan dan tidak kepada cucu laki-laki.
Teori lain yang dinamai “paternal uncertainty” menyebut bahwa hubungan DNA itu menyebabkan nenek dari pihak ibu punya perasaan lebih kuat kepada cucu mereka. Dampaknya, nenek menjadi lebih intens berperan dalam pengasuhan anak hingga dewasa dibanding kakek atau ayah–sebab kakek dan ayah tidak punya ikatan yang lahir dari proses melahirkan anak.
Jika Anda percaya teori tersebut, inilah yang menjelaskan mengapa ikatan matrilineal (garis keturunan ibu) sangat kuat bergenerasi-generasi.
Teori sejenis dikembangkan seorang novelis Cile bernama Alejandro Jodorowsky. Teorinya menyebutkan, dari 4 kakek nenek yang kita punyai, yakni kakek nenek dari ibu dan kakek nenek dari ayah, yang paling erat hubungan perasaannya dengan cucu adalah nenek dari ibu.
Singkat kata, jika ada pertandingan siapa antara para kakek dan nenek, nenek dari pihak ibulah pemenangnya.
Menurut teori ini, gen diwariskan bukan kepada anak, melainkan kepada cucu. Pendukung teori ini menganggap, bukti kebenarannya ialah ada banyak anak yang lebih mirip kakek nenek daripada ayah ibu mereka.
Selain itu Jorodowsky percaya, ibu mewariskan sifat emosinya kepada anak perempuan, yang nanti diwariskan lagi kepada keturunan perempuan selanjutnya.
Pada intinya, teori-teori tersebut mengembangkan bagaimana nenek dari pihak ibu punya peran istimewa dalam kehidupan cucunya.
Terlepas dari benar tidaknya teori-teori nenek sayang cucu ini, jangan pernah lupa bersyukur dan berterima kasih atas cinta kasih yang diberikan orang tua dan kakek-nenek kita, dulu, sekarang, dan nanti.
Baca juga:
Tips Parenting: 4 Cara Mencegah Kakek Nenek Terlalu Memanjakan Cucu
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.