Sudahkah anak imunisasi difteri saat ORI (Outbreak Response Immunization) putaran pertama? Jangan lupa ajak anak untuk lakukan imunisasi ulang difteri yang dimulai Januari ini.
ORI putaran kedua segera dilaksanakan di sekolah. Bagi anak yang tidak sekolah, ORI dapat dilakukan di Posyandu, Puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya, seperti dikutip dari laman sehatnegeriku.kemkes.go.id.
#Ayoimunisasidifteri di ORI putaran kedua
Untuk kembali mengingatkan orangtua agar mengajak anak imunisasi difteri ulang, Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Forum Merdeka Barat 9 menggelar acara diskusi bertema “Imunisasi Difteri Dan Gerakan Anti Vaksin”.
Hadir sebagai narasumber, antara lain Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Direktur Utama Bio Farma, Juliman, Deputi II KSP Yanuar Nugroho dan Sekretaris Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Lewat acara tersebut, beragam info seputar pentingnya anak imunisasi difteri disebar di media sosial dengan hashtag #AyoImunisasiDifteri. Hingga akhirnya menjadi trending topic.
“Pada 2017, jumlah kasus difteri sebanyak 954 kasus, dengan kematian sebanyak 44 kasus. 1-9 Jan 2018 dilaporan sebanyak 14 kasus dan tidak ada kasus meninggal,” ujar Menkes RI, Nila Moeloek.
ORI telah dilaksanakan di 170 kabupaten/kota di 30 provinsi dan 85 kabupaten/kota tidak melaporkan ada kasus baru lagi di Desember 2017. ORI akan dilanjutkan ke 73 kab/kota pada tahun 2018, Ibu Nila melanjutkan.
“ Apabila ada terdapat penyakit difteri di sebuah daerah maka harus melakukan ORI. Semua anak, bahkan orang dewasa wajib imunisasi difteri, agar penularannya bisa segera dihentikan,” ujar Ibu Nila.
Tak perlu khawatir kehabisan vaksin, karena menurut Juliman Dirut Biofarma, Indonesia merupakan negara yang paling maju dalam memproduksi vaksin.
“Prioritas Kebutuhan dalam negeri Bio Farma meningkatkan produksi vaksin dari 15 juta vial menjadi 19,5 juta. Koordinasi dengan Kemenkes dan BPOM Untuk percepatan release vaksin dan kesedian ADS dan sinergi dengan BUMN untuk distribusi vaksin.”
Juliman menambahkan, ada 3 komponen vaksin difteri yang digunakan:
- Vaksin Difteri Tetanus (DT) untuk usia 5-7 tahun
- Vaksin Tetanus difteri (Td) untuk usia di atas 7 tahun
- Vaksin Dofteri-Tetanus-Pertusis-Hepatitis B-Haemoohylus Influenzae Type B (DTP-Hb-Hib) untuk usia 1-5 tahun
Jangan biarkan KLB difteri terulang lagi
Peringatan untuk melakukan imunisasi difteri saat ORI juga disampaikan Sekretaris Satgas Imunisasi IDAI, Soedjatmiko.
“Penyakit difteri sangat berbahaya karena mudah menyebar dari pasien yang sakit melalui percikan ludah, dan kontak kulit. Setiap orang diwajibkan untuk melakukan vaksin difteri dan melakukan ORI serta melakukan imunisasi lengkap untuk menghindari penyakit difteri.”
Bila tidak, KLB (Kejadian Luar Biasa) difteri bisa terulang lagi. Soedjatmiko mengungkapkan, penyebab terjadinya KLB difteri. Yaitu:
- Makin banyak orangtua dan sekolah yang tidak mau imunisasi anaknya. Entah itu alasannya takut demam, rewel, dan bengkak. Atau, takut karena gosip dan hoax di media sosial, yang bilang vaksin bisa sebabkan cacat dan kematian. Atau juga, karena vaksin siasat negara asing. Bahkan tak sedikit juga yang mempertanyakan kehalalan vaksin.
- Masih banyak orang tua menganggap herbal dan ASI bisa menggantikan vaksin
Baca juga: Anak tidak vaksin DPT, satu wilayah bisa terkena wabah Difteri
Nah, ingin memberantas difteri, Soedjatmiko menyarankan:
- Deteksi difteri secara dini dengan memeriksa tenggorokan, jika terdapat tanda-tandadifteri segera obati.
- Lakukan imunisasi difteri tambahan sebanyak 3 kali
Untuk itu, Ibu Nila mengungkapkan, jika ragu pada vaksin, jangan tanyakan pada orang yang tidak mengerti. Lebih jelas dan pasti tanyakan pada petugas kesehatan setempat, bisa juga tanyakan pada bidan di Puskesemas, mereka yang selalu melakukan imunisasi.
Sudahkah anak imunisasi difteri di ORI putaran pertama? Bagaimana bila belum?
Bila si kecil yang berusia antara 1 tahun sampai kurang dari 19 tahun, dan belum mendapatkan vaksin di putaran pertama, tidak perlu khawatir. Lapor ke petugas kesehatan untuk mendapatkan ORI pertama. Waktunya dilaksanakan bersamaan ORI putaran kedua bagi anak yang telah mendapatkan ORI sebulan lalu.
Bagi yang sudah melakukan imunisasi difteri pertama, lakukan imunisasi ulang difteri sebulan setelah yang pertama. Sementara ORI putaran ketiga dilakukan 6 bulan kemudian.
ORI Difteri perlu dilakukan 3 kali untuk membentuk kekebalan tubuh anak dari bakteri corynebacterium diphteriae.
Ayo Parents, jangan lupa ajak anak imunisasi difteri ulang, ya!
Baca juga:
Peringatan seorang ibu tentang tanda difteri ini jangan sampai terlewat, Parents!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.