Tahukah Mam, untuk mengembangkan potensi Si Kecil yang merupakan anak Generasi Alpha, ada banyak hal yang harus disiapkan sejak dini?
Si Kecil yang masuk kategori Generasi Alpha adalah anak-anak yang sangat dikelilingi oleh teknologi serta “layar kaca”. Inilah sebabnya menurut penelitian dari McCrindle, Generasi Alpha dibesarkan sebagai “screenagers” atau remaja yang ahli menggunakan perangkat berlayar seperti handphone, komputer, tablet, video games, dan lainnya.
Si Kecil yang besar sebagai Generasi Alpha akan menghadapi berbagai tantangan seperti lapangan pekerjaan dan industri baru yang belum ada sebelumnya. Agar ia mampu menjawab tantangan revolusi industri ini, tentu Mam harus mengasah dan mengoptimalkan kemampuan potensinya sejak usia dini, salah satu caranya dengan proses belajar progresif.
Artikel terkait: Kenali Generasi Alpha, Generasi Hebat di Masa Depan
4 Pilar Proses Belajar Progresif Si Kecil
Proses belajar progresif memiliki empat pilar, yaitu: child centered learning, personalized learning, experiential learning, dan collaborative and cooperative learning.
Dalam pilar child centered learning, Si Kecil menjadi fokus utama. Ia diajak untuk eksplorasi pengetahuan dengan dukungan orang tua dan pengajar yang memfasilitasi dan membimbingnya dalam proses belajar.
Personalized learning membantu Mam untuk tidak hanya fokus pada hasil belajar, tapi juga memerhatikan proses belajar Si Kecil sesuai tahap perkembangan, karakteristik dan kemampuan yang ia miliki.
Pilar experiential learning mengajak Si Kecil belajar lewat pengalaman yang dialaminya sehari-hari. Pilar terakhir yakni collaboration and cooperative learning mengajak Si Kecil untuk belajar berkolaborasi dan melakukan kooperasi dengan lingkungan sekitarnya. Di era mendatang, kemampuan Si Kecil untuk mampu bekerja sama dengan berbagai pihak akan membantunya bukan hanya dalam berpikir kritis memecahkan masalah, tapi juga akan membantunya untuk unggul di masa depan.
Artikel terkait: Menggali Potensi Hebat si Kecil dengan Proses Belajar Progresif
Mengenali Potensi Anak Generasi Alpha
Agar lebih jelas tentang cara mengenali potensi anak serta bagaimana belajar progresif dapat membantu Mam mengoptimalkan potensi Si Kecil sejak dini, yuk simak pembahasannya bersama Belinda Agustya,M.Psi., Psikolog dari Klinik Rainbow Castle, berikut ini:
-
Apa saja tantangan yang mungkin dihadapi orang tua saat membesarkan anak-anak Generasi Alpha dan bagaimana menyiasati tantangan-tantangan tersebut?
Generasi Alpha adalah generasi yang sangat dekat dengan teknologi, bahkan dijuluki sebagai digital natives, artinya generasi yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang fasih di bidang teknologi dan informasi dibandingkan generasi-generasi sebelumnya. Dengan karakteristik yang berbeda tersebut, maka perlu adanya penyesuaian terkait bagaimana lingkungan memberikan pengalaman, stimulasi maupun sistem pendidikan kepada generasi ini.
-
Dalam mendidik generasi Alpha, seberapa penting menyadari potensi yang dimiliki anak sejak usia dini?
Penting sekali ya, Mam. Generasi Alpha akan berhadapan dengan lingkungan masa depan yang akan berkembang pesat. Mereka akan berada pada situasi yang sangat cepat berubah atau dinamis, dan akan menuntut mereka untuk memiliki keterampilan unik atau spesialisasi dalam bidang tertentu agar dapat beradaptasi dengan baik di masa depan. Stimulasi yang sesuai dengan potensi akan sangat membantu Si Kecil memiliki spesialisasi sesuai potensi.
Oleh karena itu, yang perlu dipersiapkan oleh orang tua untuk mendukung Generasi Alpha adalah membantu mereka meraih potensi hebatnya dan menjadi seorang lifelong learner sehingga bisa beradaptasi dengan apa pun perkembangan yang ada. Penyesuaian terkait cara belajar juga perlu dilakukan untuk mendukung Generasi Alpha dalam mengembangkan potensinya sejak dini.
-
Sejak usia berapakah orang tua mulai bisa mengenali potensi anak?
Potensi sudah ada sejak anak dilahirkan, akan mulai dapat dieksplorasi ketika anak pun mulai tertarik mengeksplorasi suatu hal, mulai dapat interaksi dua arah, memahami instruksi dan saat keingintahuannya semakin berkembang umumnya mulai usia 1-3 tahun.
-
Bagaimana cara efektif untuk mengenali potensi apa yang dimiliki si Kecil?
- Melakukan observasi yang detail saat memberikan stimulasi kepada anak terkait ketertarikan anak terhadap aktivitas yang sedang ia lakukan, rentang konsentrasi saat beraktivitas, daya tangkap anak ketika sedang memelajari aktivitas yang diberikan, dan output dari aktivitas jika dibandingkan dengan anak seusianya.
- Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada anak untuk eksplorasi aktivitas yang beragam seperti seni, olahraga, musik & tidak terpaku hanya pada memberikan stimulasi aktivitas akademik saja.
- Setelah eksplorasi lalu stimulasi lebih intensif, misalnya dengan mengikut sertakan pada kursus atau les sesuai bidang yang sedang diperkenalkan kepada anak.
- Memberikan apresiasi pada usaha anak, bukan pada hasil akhir.
-
Potensi tiap anak tentu berbeda, bagaimana peran orang tua dalam mengoptimalkan potensi yang dimiliki Si Kecil sejak usia dini?
Orang tua perlu menerapkan cara belajar yang juga berbeda dengan cara belajar konvensional yang bersifat 1 arah dan terbatas hanya pada aktivitas paper and pencil . Salah satunya adalah dengan menerapkan cara belajar progresif. Cara belajar progresif diyakini dapat memberikan ‘kepuasan’ dan makna tersendiri mengenai pentingnya anak memahami suatu hal sehingga motivasi belajar akan tumbuh dalam dirinya (bukan karena paksaan dari luar diri). Dalam cara belajar progresif, juga mempertimbangkan karakteristik individu (terkait potensi dan gaya belajar) ketika mendeliver materi sehingga pembelajaran menjadi lebih personalized sehingga belajar menjadi lebih bermakna bagi anak. Sehingga dengan cara belajar yang tepat yang juga disesuaikan dengan karakteristik generasi alpha, akan semakin membantu menggali potensi hebatnya.
-
Apa saja yang bisa dilakukan oleh para Mam di rumah untuk membantu mengoptimalkan potensi Si Kecil dari rumah?
Orang tua dapat mengoptimalkan potensi si kecil dengan memberikan aktivitas stimulasi yang beragam dan melalui cara yang juga variatif. Bisa melalui aktivitas eksperimen sederhana yang melibatkan anak langsung dengan aktivitas pembelajaran (contoh: eksperiman gunung meletus, eksperimen perubahan warna di tissue yang diresapi air dsb), melalui permainan edukatif yang memanfaatkan teknologi sebagai fasilitator seperti aplikasi edukasi di gadget/ melalui augmented reality, bermain peran/pretend play dengan memerankan berbagai profesi, atau melalui metode gamification saat belajar misalnya meminta anak mengumpulkan poin dari keberhasilannya menebak pertanyaan Mam atau saat Ia berhasil melakukan tugas sederhana dan ketika poinnya terkumpul, maka ia akan dapat badges untuk naik ke level selanjutnya.
Artikel terkait: Dukung suksesnya si Kecil untuk menghadapi era VUCA
Meski banyak tantangan yang Mam mungkin temukan saat mendukung Si Kecil meraih potensinya, namun Mam bisa mengoptimalkan potensi Si Kecil dengan belajar progresif yang menurut expert lebih unggul dan adaptif. Dengan mengenali potensi anak serta mendorong mereka untuk terus belajar secara progresif, Si Kecil akan tumbuh menjadi anak yang adaptif dan mampu menghadapi tantangan zaman.
Untuk terus mendukung proses belajar progresif Si Kecil, ia juga membutuhkan nutrisi. S-26 Procal GOLD Multiexcel Alphalipids System siap membantu Mams mendukung Si Kecil, Si Generasi Alpha, #DariBelajarJadiHebat. S-26 Mam juga bisa cek website www.wyethnutrition.co.id atau Facebook dan Instagram @wyethnutritionid untuk mendapatkan berbagai informasi dan inspirasi kegiatan yang mendukung kegiatan belajar progresif Si Kecil.
Baca juga:
Acara "Close To You" berikan banyak privilege untuk Mam dan si Kecil
Pendidikan Progresif dan Konvensional: Mana yang Lebih Baik untuk Anak?