theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
  • Ramadan 2021
  • Gizi & Stimulasi
  • Hidrasi Keluarga
  • Cek Alergi
  • Sukses ASI Eksklusif
  • Cari nama bayi
  • Kehamilan
    • Project Sidekicks
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Usia Sekolah
    • Praremaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
  • Videos
    • Kata Pakar Parenting
    • Pilihan Parents
    • Plesiran Ramah Anak
    • Kisah Keluarga
    • Event
    • Kesehatan
    • Kehamilan
    • Tumbuh Kembang
  • Belanja

Waspadai banjir kiriman! Amankan anak dari banjir, lakukan 9 tips penting ini

Bacaan 4 menit
•••
Waspadai banjir kiriman! Amankan anak dari banjir, lakukan 9 tips penting iniWaspadai banjir kiriman! Amankan anak dari banjir, lakukan 9 tips penting ini

Ini langkah sederhana yang bisa dilakukan keluarga untuk menjaga anak agar tetap aman saat terjadi banjir

Curah hujan yang tinggi dan berkepanjangan membuat banyak Parents khawatir dengan ancaman banjir. Apa yang harus kita lakukan untuk amankan anak dari banjir?

Banjir adalah salah satu bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia, tak terkecuali di area Jakarta. Apalagi sudah beberapa hari ini, Bendungan Katulampa sudah memasuki siaga 1. Biasanya setelah ini banjir kiriman pun bisa sampai ke depan, atau bahkan dalam rumah Parents.

Seperti yang dikutip dari savethechildren.org, berikut ini langkah sederhana yang bisa dilakukan keluarga untuk menjaga anak agar tetap aman sebelum, saat dan setelah terjadi banjir.

amankan anak dari banjir 1

Amankan anak dari banjir, sebelum, saat dan setelah bencana

Sebelum:

1. Bicarakan tentang banjir. Luangkan waktu bersama keluarga Anda untuk mendiskusikan mengapa banjir terjadi. Jelaskan pada anak bahwa banjir adalah peristiwa alamiah dan bukan salah siapa-siapa. Gunakan kata-kata sederhana agar anak memahami penjelasan Parents.

2. Tetap terinformasi lewat media, televisi, radio, situs berita atau media sosial untuk update terus tentang peringatan banjir.

3. Pastikan Parents terus berkomunikasi dengan guru atau pengasuh untuk memantau kondisi anak di sekolah dan di rumah.

Saat Banjir:

1. Ikuti panduan dari pihak berwenang setempat, seperti dari ketua RT atau RW. Mereka adalah orang-orang yang paling cepat mendapat info tentang banjir. Segera evakuasi jika diminta melakukannya atau bila Anda merasa tidak aman.
2. Usahakan pindah ke area yang lebih tinggi. Selama banjir, Anda bisa pindah ke lokasi pengungsian atau ke rumah kerabat yang tidak terkena banjir.
3. Jauhkan anak-anak dari air banjir, karena cenderung kotor, bisa membawa bakteri dan rentan terhadap sengatan listrik.
4. Jaga kebersihan anak. Cuci tangan anak-anak sesering mungkin (khususnya sebelum makan) dan pastikan mereka mandi setelah terkena air banjir.

Baca juga: Bagaimana Tetap Sehat di kala Banjir?

Aman saat banjir

Aman saat banjir

Setelah banjir:

1. Pastikan kondisi rumah yang terkena banjir telah dibersihkan, sebelum anak kembali ke rumah. Pastikan juga listrik dan pipa ledeng juga sudah aman digunakan. Cari info juga tentang sekolah atau fasilitas penitipan anak, apakah sudah bersih dari bekas banjir sebelum anak kembali beraktivitas.

2. Anak tidak disarankan ikut membersihkan rumah bekas banjir. Kondisi kotor dan lembab membuat bakteri dan kuman cepat berkembang sehingga bisa menjadi sarang penyakit bagi anak.

3. Bersihkan atau buang mainan yang terkontaminasi. Jangan biarkan anak bermain dengan mainan, seperti boneka atau bantal, yang telah terkontaminasi air banjir. Bila sudah tidak bisa dibersihkan, lebih baik dibuang saja ya, Bun.

penyakit banjir fitur

Penyakit yang muncul karena banjir

Parents juga perlu waspada saat banjir, sebab banjir bisa mendaatangkan beberapa penyakit seperti tipus, kolera, leptospirosis dan hepatitis A. Banjir juga bisa menjadi penularan penyakit dari hewan, seperti malaria dan demam berdarah.

WHO menyebutkan, ada peningkatan risiko infeksi penyakit yang ditularkan melalui air dan kontak langsung dengan air yang tercemar, seperti infeksi dermatitis, konjungtivitis, infeksi telinga, hidung, dan tenggorokan. Namun, penyakit ini tidak rentan terhadap epidemi.

Banjir secara tidak langsung dapat menyebabkan peningkatan penyakit yang ditularkan melalui hewan. Air meluap dan kemudian menggenang bisa menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk, dan karenanya meningkatkan potensi demam berdarah dan malaria.

Epidemi malaria setelah banjir adalah fenomena terkenal di daerah endemis malaria di seluruh dunia. Sebagai contoh, gempa bumi dan banjir di wilayah Kosta Rika pada tahun 1991 dan banjir di Republik Dominika pada tahun 2004 yang menyebabkan wabah malaria.

Satu-satunya infeksi yang dapat ditularkan langsung dari air yang terkontaminasi adalah leptospirosis, penyakit karena bakteri zoonosis. Penularan terjadi melalui kontak kulit dan selaput lendir dengan air, tanah lembab, tumbuh-tumbuhan, atau lumpur yang terkontaminasi dengan urin hewan pengerat.

Terjadinya banjir setelah hujan deras memudahkan penyebaran leptospira dalam urine tikus. Wabah leptospirosis terjadi di Brasil (1983, 1988 dan 1996), di Nikaragua (1995), wilayah Krasnodar, Federasi Rusia (1997), Santa Fe, AS (1998) Orissa, India (1999) dan Thailand (2000). Kemungkinan perubahan lingkungan meningkatkan populasi vektor (hewan pengerat) yang memfasilitasi transmisi bakteri.

Risiko kesehatan lain yang bisa muncul karena banjir

Beberapa risiko lain yang bisa terjadi saat banjir adalah tenggelam dan cedera atau trauma. Hipotermia juga bisa menjadi masalah, terutama pada anak-anak. Hipotermia bisa terjadi jika anak-anak berada di dalam air banjir untuk waktu yang lama. Mungkin juga ada peningkatan risiko infeksi saluran pernapasan karena berada di luar rumah dan tempat pengungsian.

Pemadaman listrik yang berkaitan dengan banjir dapat mengganggu pengolahan air dan meningkatkan risiko penyakit yang ditularkan melalui air seperti dijelaskan di atas tetapi juga dapat mempengaruhi berfungsinya fasilitas kesehatan.

Punya tips lain mengamankan anak dari banjir? Share di kolom komentar ya, Parents.

Referensi: Save the Children

 

Baca juga:

6 Penyakit Pasca Banjir, Waspada Ya, Bun!

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img

Penulis

Petty Lubis

  • Halaman Depan
  • /
  • Keluarga
  • /
  • Waspadai banjir kiriman! Amankan anak dari banjir, lakukan 9 tips penting ini
Bagikan:
•••
  • 10 Tips agar Anak Aman Saat Banjir Datang Menerjang

    10 Tips agar Anak Aman Saat Banjir Datang Menerjang

  • Heroik! Anggota Basnaz ini Selamatkan Bayi yang Terjebak Banjir

    Heroik! Anggota Basnaz ini Selamatkan Bayi yang Terjebak Banjir

  • 11 Momen Akad Nikah Aurel Hermansyah, Tangis Atta Halilintar Pecah saat Ijab Kabul

    11 Momen Akad Nikah Aurel Hermansyah, Tangis Atta Halilintar Pecah saat Ijab Kabul

  • 24 Pasang Artis Ini Ternyata Masih Saudara, Siapa Saja Mereka?

    24 Pasang Artis Ini Ternyata Masih Saudara, Siapa Saja Mereka?

app info
get app banner
  • 10 Tips agar Anak Aman Saat Banjir Datang Menerjang

    10 Tips agar Anak Aman Saat Banjir Datang Menerjang

  • Heroik! Anggota Basnaz ini Selamatkan Bayi yang Terjebak Banjir

    Heroik! Anggota Basnaz ini Selamatkan Bayi yang Terjebak Banjir

  • 11 Momen Akad Nikah Aurel Hermansyah, Tangis Atta Halilintar Pecah saat Ijab Kabul

    11 Momen Akad Nikah Aurel Hermansyah, Tangis Atta Halilintar Pecah saat Ijab Kabul

  • 24 Pasang Artis Ini Ternyata Masih Saudara, Siapa Saja Mereka?

    24 Pasang Artis Ini Ternyata Masih Saudara, Siapa Saja Mereka?

  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Sitemap
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami


  • Singapore
  • Thailand
  • Indonesia
  • Philippines
  • Malaysia
  • Sri Lanka
  • India
  • Vietnam
  • Australia
  • Japan
  • Nigeria
  • Kenya
Merek Mitra
Influencer Partner Brand LogoMama's Choice Partner Brand Logo
© Copyright theAsianparent 2021. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan
Artikel
  • img
    Komuniti
  • img
    Ramadan 2021
  • img
    Gizi & Stimulasi
  • img
    Hidrasi Keluarga
  • img
    Cek Alergi
  • img
    Sukses ASI Eksklusif
  • img
    Cari nama bayi
  • img
    Kehamilan
  • img
    Tumbuh Kembang
  • img
    Parenting
  • img
    Kesehatan
  • img
    Gaya Hidup
  • img
    Nutrisi
  • img
    Videos
  • img
    Belanja
Fitur
  • ?Komunitas Para Bunda
  • Pemantau Kehamilan
  • Pemantau Perkembangan Bayi
  • Resep
  • Makanan
  • Jajak
  • img
    VIP Parents
  • Kontes
  • Photobooth

Unduh aplikasi kami

  • Beriklan Dengan Kami
  • Tentang Kami
  • Tim Kami
  • Pedoman Komunitas
  • Hubungi Kami
  • Syarat dan Ketentuan
  • Jadilah Kontributor Kami
  • Fitur
  • Artikel
  • ?Beranda
  • Jajak
Buka di aplikasi