Makanan dan minuman yang manis mengandung gula memang lezat dan selalu menggoda untuk disantap. Tapi tunggu dulu, mengonsumsi secara berlebihan tentu saja berdampak buruk pada kesehatan. Sudah tahu belum apa saja akibat terlalu banyak mengonsumsi gula?
Tidak bisa dipungkiri, dewasa ini gula tambahan bisa ditemukan di berbagai macam produk makanan kemasan. Data United States Department of Agriculture (USDA) menyebutkan, laporan penggunaan gula untuk penduduk Indonesia tahun 2018, asupan gula penduduk Indonesia sebanyak 11,47kg per orang per tahunnya, atau 32 gram per orang setiap harinya.
Sesuai dengan Permenkes Nomor 30 Tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak Serta Pesan Kesehatan Pada Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji, anjuran konsumsi gula per orang per harinya adalah 10% dari total energi (200 kkal).
Jumlah tersebut setara dengan 4 sendok makan gula per orang per harinya atau sekitar 50gr per hari. Namun bagaimana jika konsumsi gula per harinya melebihi jumlah tersebut?
Artikel Terkait: Suka Makanan/Minuman Manis? Waspadai Bahaya Konsumsi Gula Berlebih
Apa Saja Akibat dari Terlalu Banyak Mengonsumsi Gula?
Mengutip dari Healthline, ada beberapa alasan mengapa konsumsi terlalu banyak gula bisa berdampak buruk bagi kesehatan, diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Kelebihan Berat Badan
Salah satu akibat mengonsumsi terlalu banyak gula adalah kenaikan berat badan yang berlebih. Para ahli menilai minuman dan makanan yang dimaniskan dengan gula tambahan adalah salah satu penyebab utama tingkat obesitas yang terus meningkat di dunia.
Gula tambahan pada soda, jus, atau teh manis mengandung banyak fruktosa. Fruktosa dapat meningkatkan rasa lapar dan keinginan untuk makan lebih banyak. Selain itu jika dikonsumsi dalam jumlah berlebih, fruktosa dapat menyebabkan resistensi terhadap leptin, hormon yang mengatur rasa lapar dan memberi sinyal pada tubuh untuk berhenti makan.
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang sering mengonsumsi minuman manis dalam kemasan cenderung memiliki berat badan yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak.
2. Menyebabkan Timbulnya Jerawat
Makanan manis dengan cepat akan meningkatkan gula darah dan kadar insulin dalam tubuh serta menyebabkan peningkatan sekresi androgen, produksi minyak, dan peradangan. Semuanya berperan dalam perkembangan jerawat.
Penelitian pada 2300 remaja menunjukkan bahwa mereka yang sering mengonsumsi gula tambahan memiliki risiko 30% lebih besar terkena jerawat.
Artikel Terkait: Benarkah Brown Sugar Lebih Sehat dari Gula Putih? Cek Faktanya di Sini!
3. Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung
Beragam macam studi telah membuktikan bahwa pola makan tinggi gula menyebabkan obesitas, peradangan dan trigliserida tinggi, serta kenaikan kadar gula darah dan tekanan darah. Semuanya merupakan faktor pemicu risiko penyakit jantung.
Menurut penelitian, mereka yang mengonsumsi 17-21% kalori dari tambahan gula memiliki risiko 38% lebih besar untuk meninggal akibat penyakit jantung dibandingkan mereka yang hanya mengonsumsi 8% kalori dari tambahan gula.
4. Akibat Terlalu Banyak Mengonsumsi Gula, Berisiko Depresi
Berdasarkan penelitian, konsumsi banyak makanan olahan termasuk produk tinggi gula berpengaruh pada risiko depresi yang lebih tinggi. Perubahan gula darah, disregulasi neurotransmitter, dan peradangan pada tubuh dapat berdampak pada kesehatan mental.
Sebaliknya, menjaga pola makan yang sehat dan seimbang dapat membantu meningkatkan mood dan juga memperbaiki suasana hati. Oleh karena itu, jika Parents merasa stress atau cemas, sebaiknya mengonsumsi makanan yang sehat untuk membantu meredakannya.
Studi yang dilakukan pada 8000 orang menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi 67 gram gula atau lebih per harinya cenderung 23% lebih tinggi mengalami risiko depresi dibanding mereka yang hanya mengonsumsi 40gr per harinya.
5. Berisiko Terkena Diabetes Tipe 2
Obesitas yang disebabkan oleh terlalu banyak konsumsi gula dianggap sebagai faktor risiko terkuat untuk diabetes. Konsumsi gula dalam kadar tinggi dan berkepanjangan akan mendorong terjadinya resistensi terhadap insulin, yaitu hormon yang diproduksi oleh pankreas untuk mengatur kadar gula darah.
Resistensi insulin akan menyebabkan kadar gula darah naik dan meningkatkan risiko diabetes. Menurut penelitian di lebih dari 175 negara, risiko diabetes akan berkembang sebesar 1,1% untuk setiap 150 kalori gula per harinya.
6. Mempercepat Tanda-Tanda Penuaan pada Kulit
Makanan yang kurang sehat dapat memperburuk kerutan dan mempercepat proses penuaan kulit. Konsumsi makanan tinggi karbohidrat rafinasi dan gula akan menyebabkan reaksi antara gula dan protein dalam tubuh yang menyebabkan penuaan kulit.
Karena reaksi tersebut, tubuh akan menghasilkan senyawa glikasi lanjutan atau AGE yang merusak kolagen dan elastin pada tubuh yang menyebabkan kulit kehilangan keelastisannya. Peneliti menyimpulkan bahwa asupan rendah karbohidrat dapat membantu memperbaiki masalah ini.
Mengonsumsi gula dalam jumlah tinggi juga terbukti mempercepat pemendekan telomer, struktur yang ditemukan di ujung kromosom untuk mencegah kromosom memburuk atau menyatu, dan meningkatkan penuaan sel.
7. Meningkatkan Risiko Penyakit Kanker
Para ahli percaya bahwa konsumsi gula berlebihan dapat meningkatkan risiko terkena kanker tertentu karena beberapa hal, yaitu obesitas, resistensi insulin dan peradangan pada tubuh.
Sebuah studi menemukan bahwa konsumsi gula tambahan berkaitan dengan peningkatan risiko kanker esofagus, kanker pleura, kanker endrometriosis, dan kanker usus kecil.
8. Cepat Merasa Lelah
Makanan tinggi gula tambahan akan meningkatkan kadar gula darah insulin yang menyebabkan peningkatan energi. Sayangnya, kenaikan tingkat energi ini akan berlangsung dengan cepat dan diikuti penurunan tajam gula darah dan fluktuasi besar sehingga menyebabkan tubuh cepat merasa karena siklus pengurasan energi yang terjadi.
Untuk mencegahnya, konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, protein, dan lemak secara seimbang agar gula darah tingkat energi tetap stabil.
Artikel Terkait: Konsumsi Gula Berlebihan Bikin Anak Jadi Hiperaktif, Mitos atau Fakta?
9. Menyebabkan Penumpukan Lemak pada Liver
Di dalam liver, fruktosa akan diubah menjadi energi atau disimpan sebagai glikogen. Jika glikogen terdapat dalam jumlah berlebih, maka akan diubah menjadi lemak. Lemak pada liver ini akan menyebabkan penyakit Steatohepatitis non-alkohol (NAFLD).
Sebuah studi membuktikkan bahwa orang yang minum minuman manis setiap harinya memiliki risiko 56% lebih tinggi mengembangkan penyakit ini yang menyebabkan pembengkakan pada liver dan merusak fungsinya.
10. Merusak Kesehatan Gigi
Gula dalam mulit adalah tempat berkembang biak yang ideal bagi bakteri Streptococcus mutans dan Streptococcus sorbrinus. Kedua bakteri tersebut akan memakan gula dan membentuk plak gigi.
Jika plak gigi yang menumpuk tidak dibersihkan maka lingkungan mulut akan menjadi lebih asam, akibatnya gigi pun akan lebih mudah berlubang.
Meskipun begitu, jika dikonsumsi dalam batas wajar gula akan memberikan kita energi yang diperlukan untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Imbangi konsumsi gula dengan makanan sehat lainnya seperti sayur dan buah-buahan, serta makanan yang tidak diproses.
Menurut para ahli, cara terbaik untuk membatasi asupan gula tambahan adalah dengan menyiapkan dan memasak sendiri makanan sehat untuk Parents dan keluarga. Dengan begitu, Parents dapat menghindari membeli makanan dan minuman yang tinggi gula tambahan.
Itulah 10 akibat dari terlalu banyak mengonsumsi gula. Perhatikan konsumsi gula harian anggota keluarga kita dan pastikan tidak terlalu berlebihan. Semoga informasi ini bisa bermanfaat.
Baca Juga:
5 Tanda Tubuh Kelebihan Gula, Risiko Alami Penyakit Tidak Menular Tinggi!
Apa bedanya pemanis buatan atau artificial sweeteners, dengan gula alami?