Akibat kurang tidur, anak-anak dan orang dewasa dapat mengalami gangguan perilaku.
Jangan sepelekan berbagai akibat kurang tidur
Singapore Sleep Society (Masyarakat Peduli Tidur Singapura) sedang meluncurkan kampanye ‘One More Hour’ atau Satu Jam Lagi di jejaring sosial Facebook. Kampanye ini bertujuan agar masyarakat tergerak untuk tidur lebih lama dan terhindar dari masalah kesehatan akibat kurang tidur.
Bagaimana tidak, sebuah survey kepada para siswa SMP di Singapura menunjukkan fakta betapa kurangnya waktu yang mereka gunakan untuk beristirahat.
Sebanyak 97% siswa mengatakan mereka mengantuk ketika jam pelajaran berlangsung. 70% siswa mengakui mereka tertidur di kelas paling tidak seminggu satu kali.
Sementara 33,23% lainnya mengkonsumsi minuman berkafein agar mereka tidak mengantuk. Padahal, akibat kurang tidur sangat tidak baik untuk kesehatan tubuh.
Bagaimana pendapat para ahli?
“Kekurangan tidur berkepanjangan dan gangguan pola tidur bisa mengakibatkan masalah kesehatan serius. Penelitian menunjukkan bahwa minimnya waktu tidur mengakibatkan depresi, gangguan kardiovaskular serta memburuknya kesehatan akibat tekanan darah tinggi, diabetes dan obesitas.” Demikian menurut Dr. Lim Li Ling, Presiden Singapore Sleep Society.
“Pastikan Anda tidak kekurangan waktu untuk tidur demi menjaga kesehatan, dan mencegah resiko timbulnya penyakit kronis. Gangguan seperti Sleep Apnea dan Insomnia yang tidak ditangani berdampak buruk untuk kesehatan Anda. Dan gangguan ini sudah semestinya tidak diabaikan,” kata Dr. Mark Hon Wah Ignatius, Wakil Presiden Singapore Sleep Society.
Anak-anak memperlihatkan perubahan perilaku sebagai akibat kurang tidur. Tanda-tanda seorang anak kurang tidur memang sulit terdeteksi dan lebih mirip dengan gejala Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (Attention Deficit Hyperactivity Disorder/ADHD). Akibat kurang tidur lainnya adalah anak cenderung tidak fokus selama jam pelajaran di sekolah.
“Selain itu, kekurangan tidur pada anak-anak dan orang dewasa mengakibatkan gangguan perilaku, melemahnya performa/ prestasi di sekolah dan olah raga, dan memicu penggunaan zat-zat berbahaya untuk meningkatkan perhatian, misalnya kafein, nikotin, juga penggunaan obat-obatan penenang,” kata Dr. Jenny Tang, Wakil Presiden Singapore Sleep Society.
Pilih makanan yang tepat agar anak dan Anda tidak sulit tidur.
Kebiasaan-kebiasaan saat tidur
Pasangan atau anak Anda suka menggesek-gesekkan gigi mereka saat sedang tertidur pulas? Ini bukan kebiasaan buruk sih, tapi tetap saja bikin geli telinga yang mendengarnya.
Menurut Dr. Tang, menggesek-gesekkan gigi saat tertidur pulas wajar terjadi pada siapa saja. Namun bisa jadi gigi anak akan mengalami kerusakan karenanya. Cara mengurangi frekuensi kebiasaan ini adalah dengan mengurangi konsumsi zat-zat berkafein.
Lalu bagaimana dengan mendengkur? Mendengkur sebenarnya adalah salah satu gejala Sleep Apnea yang dianjurkan untuk segera ditangani dengan metode tonsilektomi atau terapi CPAP (semacam alat yang memberikan tekanan udara konstan agar saluran udara tetap terbuka saat tidur).
Baca juga: Suami Mendengkur, Waspadai Penyakit Jantung
Mesin atau alat CPAP telah tersedia di Indonesia, bahkan dijual bebas di sebuah situs toko online. Hanya saja, Anda tetap membutuhkan saran dari ahli kesehatan sebelum menggunakannya.
Cara meningkatkan kualitas tidur
Berikut ini adalah hal-hal yang disarankan Dr. Tang agar waktu istirahat Anda berkualitas.
1. Tertidur dan bangun di jam yang sama.
2. Suasana kamar tidur yang ideal, misalnya kasur yang nyaman, suhu yang tidak terlalu panas atau dingin, tenang dan tidak terlalu terang.
Baca juga: Manfaat Tidur Tanpa Menyalakan Lampu di Malam Hari
3. Gunakan tempat tidur hanya untuk tidur dan jangan lakukan aktivitas lain seperti menggunakan komputer, bermain smartphone, dll.
4. Jangan makan makanan berat atau berolah raga menjelang jam tidur.
5. Jangan mengkonsumsi makanan atau minuman berkafein ketika Anda hendak tidur.
Selamat tidur nyenyak, semoga ulasan tentang akibat kurang tidur di atas bermanfaat.
Baca juga artikel menarik lainnya:
Tips Bagi Penderita Insomnia
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.