Dalam ajaran agama Islam, membaca al-Qur’an merupakan salah satu bentuk amalan ibadah yang penting dilakukan. Muslim menyakini bahwa al-Qur’an mencakup berbagai sumber seperti pengetahuan, aturan hidup, larangan dan perintah yang harus dijalankan sebagai umat muslim. Karena itulah, mendampingi anak belajar membaca Quran menjadi salah satu kewajiban orangtua Muslim.
Melihat betapa pentingnya amalan tersebut, saya sebagai orang tua berharap kemampuan membaca al-Qur’an dapat dikuasai anak sejak belia. Tapi, bukan hal yang mudah juga untuk mengajarkan membaca al-Qur’an pada anak. Mengingat bahasa Arab (cakupan bahasa yang termuat dalam al-Qur’an) mempunyai bentuk dan kaidah pengucapan yang berbeda dengan bahasa keseharian anak.
Hampir dua tahun mendampingi anak saya belajar membaca al-Qur’an. Banyak ups and downs tak terduga yang kami alami sebagai guru dan murid. Dari kejadian yang menyenangkan sampai tangisan dan amarah yang muncul.
Parents bisa mencoba beberapa tips berikut ini supaya kegiatan belajar menjadi menyenangkan dan minim stres!
Tips Mendampingi Anak Belajar Membaca Quran
1. Turunkan ekspektasi kita sebagai orang tua
Menurunkan ekspektasi merupakan kunci utama ketika mendampingi anak belajar membaca al-Qur’an. Yakinlah bahwa anak belum punya pengalaman apa pun tentang bahasa Arab. Pengetahuan mereka tentang bahasa Arab sama sekali belum ada. Jadi, anggaplah wajar jika dalam perjalanan belajar banyak kesalahan yang dilakukan anak.
Mungkin suatu waktu anak kesulitan mengucapkan satu huruf. Atau beberapa kali kesulitan membedakan huruf satu dengan yang lainnya. Itu hal yang wajar, Parents. Disitulah pentingnya kita menurunkan ekspektasi, supaya kita tidak overthinking.
Bukan hal yang memalukan jika anak sering mengulang bacaan yang sama dalam beberapa kali sesi belajar. Ingatlah bahwa pengulangan akan menguatkan daya ingat. Sehingga kemampuan anak justru akan meningkat dengan mengulang.
2. Tentukan jadwal tetap kegiatan anak belajar membaca Quran
Kita tahu bahwa kelas-kelas belajar membaca al-Qur’an mempunyai waktu yang jelas dan teratur. Jadwal tetap memberikan kejelasan waktu bagi anak. Hal ini tidak boleh diabaikan ketika ingin mendampingi anak belajar membaca al-Quran di rumah. Karena membantu anak melatih bertanggung jawab pada dirinya sendiri.
Selain itu, kegiatan pra pendampingan membaca al-Qur’an menjadi lebih mudah. Kita tidak perlu lagi menggunakan energi berlebih untuk mengingatkan dan mengajak anak belajar. Anak sudah siap sedia untuk belajar, sehingga kita tidak perlu lagi repot-repot menyuruhnya. Hal ini tentu meminimalisir munculnya emosi negatif dari kedua belah pihak.
3. Buat kesepakatan di awal kegiatan
Tips mendampingi anak belajar membaca Quran.
Ketika kegiatan mendampingi anak belajar membaca al-Qur’an, maka peran kita akan berubah. Anak akan menjadi murid dan kita sebagai guru.
Seperti dalam proses mentransfer ilmu lain, kegiatan ini juga perlu dilengkapi dengan kesepakatan belajar. Tujuannya supaya murid dan guru sama-sama paham do, don’t, reward dan punishment dalam proses belajar.
Kesepakatan di awal kegiatan akan mempermudah kita menerapkannya ketika pendampingan. Anak akan memahami jika kita memberikan punishment dan menunggu reward atas keberhasilannya.
Sikap anak dan orang tua juga akan terjaga sehingga akan terhindar dari emosi negatif. Proses belajar berjalan lancar dan tujuan pendampingan akan lebih cepat tercapai.
4. Tentukan porsi bacaan yang akan dipelajari di setiap sesi belajar
Tips mendampingi anak belajar membaca Quran.
Di awal saya sudah mengatakan bahwa bahasa Arab, bahasa yang digunakan dalam penulisan al-Qur’an itu tidak mudah. Entah karena bentuk atau kaidah bacaannya yang berbeda dengan keseharian anak. Bisa juga karena anak memang belum punya pengalaman dengan bahasa Arab.
Belum lama ini saya putuskan untuk menghentikan kebiasaan menuntut anak menyelesaikan satu lembar penuh bacaan setiap sesi belajar membaca al-Qur’an. Saya mulai sadar jika semakin naik tingkat, anak mulai terengah-engah memahami kaidah bacaan yang cepat berubah. Rasanya kok tidak adil juga memaksakan kehendak.
Efek ‘terengah-engah’ ini menjadi cukup panjang dalam proses belajar kami. Anak menjadi tidak bersemangat saat belajar, mudah bad mood dan cenderung menghindari waktu belajar membaca al-Qur’an. Jika sudah begini, emosi dan energi kita jadi ikut terkuras.
Kita perlu mengingat kembali tujuan kita mengajak anak belajar membaca al-Qur’an. Ingatlah bahwa tahap ini akan mempengaruhi cara pandang anak tentang al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Proses yang menyenangkan akan membentuk citra positif dan juga sebaliknya.
5. Pilih metode yang paling tepat versi anak dan orang tua
Kita tahu banyak metode belajar membaca al-Qur’an. Pastikan orang tua memilih metode sesuai kemampuannya. Kalau ada metode baru yang katanya bagus, tapi kita tidak punya kapasitas yang cukup maka sebaiknya tidak digunakan. Kecuali jika kita mau belajar secara khusus sehingga kemampuan kita terupgrade.
Metode yang tepat memiliki andil penting dalam mendampingi anak belajar membaca al-Qur’an, lho! Metode yang tepat akan membuat proses pendampingan menjadi tidak rumit. Ketika orang tua paham dengan apa yang dia berikan, maka akan berbanding lurus pula dengan penerimaan anak.
Semoga tips mendampingi anak belajar membaca Quran ini bisa membantu Parents dan buah hati belajar membaca al-Qur’an dengan menyenangkan. Selamat mendampingi Ananda belajar di rumah!
Baca juga:
Pengalamanku Membujuk Anak Mogok Makan dengan Video "The Gingerbread Man"
5 Tips Mengenalkan Sains pada Anak Lewat Peristiwa Sehari-hari
Membacakan Flash Card Merangsang Kemampuan Bicara Anak Saya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.