Dikutip dari Verywellmind.com, tes IQ adalah sebuah asesmen atau penilaian yang mengukur serangkaian kemampuan kognitif dan memberikan skor yang merepresentasikan kemampuan dan potensi intelektual seseorang. Ada banyak fakta tentang tes IQ yang belum kita ketahui, baik fakta yang menyenangkan atau yang kurang menenangkan.
Diakui atau tidak, tes IQ masih dianggap sebagai ukuran kecerdasan seseorang. Wajar jika apa saja yang berkaitan dengan IQ masih menjadi perhatian utama bagi banyak orang. Pada kenyataannya IQ memang bisa mempengaruhi kehidupan seseorang, terlepas orang tersebut nantinya sukses atau tidak.
Beberapa fakta tentang tes IQ anak di bawah ini mungkin akan mengubah pandangan kita akan nilai kecerdasan yang satu ini.
1. Tes IQ pertama kali dilakukan untuk mendeteksi keterbelakangan mental
Tes kecerdasan yang satu ini seringkali masih digunakan untuk mendeteksi kecerdasan dan kesuksesan karier seseorang. Padahal tes ini semula digunakan untuk mendeteksi adanya keterbelakangan mental. Dulu, skor tes IQ di bawah 70 dianggap sebagai keterbelakangan mental.
2. Tes IQ hanya mengukur kecerdasan tertentu
Sebenarnya tes IQ hanya mengukur sebagian jenis kecerdasan dan tidak mengukur kecerdasan seperti kreativitas, artistik, kepemimpinan, ketrampilan emosional dan sosial.
Artikel terkait: Jenis Ketrampilan yang Mendukung Kesuksesan Anak
3. Tes IQ mulanya diperoleh dengan formula tertentu
Seratus tahun yang lalu, tes IQ dihitung dengan cara membagi usia mental seseorang dengan umur sebenarnya. Hasilnya kemudian dikalikan 100 untuk mendapatkan skor akhir yang sebenarnya.Tentu saja hal ini kurang akurat bagi mereka yang telah memasuki usia dewasa.
Saat ini, perhitungan skor diperoleh dengan cara membandingkan kemampuan seseorang dengan kemampuan kelompok usia yang sama, yang lagi-lagi, belum tentu akurat. Fakta bahwa manusia berkembang dengan cara-cara uniknya tentu tidak bisa diabaikan bukan?
4. Tes IQ cenderung bias budaya dan etnis
Salah satu kritik yang sering ditujukan untuk tes ini adalah sensitivitas pengukurannya terhadap budaya dan etnis seseorang; terutama ketika menyangkut budaya timur dan barat. Alasannya, tes ini belum mempertimbangkan tingkat kognitif, kemampuan komunikasi serta nilai-nilai yang dianut oleh etnis dan budaya setempat.
5. IQ dipengaruhi oleh lingkungan
Faktor lingkungan, seperti nutrisi, kondisi sosial ekonomi, stres, dukungan dan perilaku sosial sangat mempengaruhi skor IQ. Para peneliti juga menemukan bahwa kualitas pendidikan seseorang sangat berpengaruh terhadap tinggi rendah skor yang diperoleh seseorang.
Fakta tentang IQ ini juga didukung oleh sebuah studi yang menyebutkan bahwa, skor tes IQ seseorang bisa saja meningkat seiring dengan meningkatnya usia sosial. Ini terjadi karena dengan adanya pertambahan usia, seseorang tentunya akan bertambah wawasan dan pendidikannya (Flynn Effect).
Selanjutnya, batita yang terpapar junk food memiliki IQ lebih rendah…
6. Batita yang terpapar junk food ternyata memiliki IQ yang lebih rendah
Membaca fakta tentang IQ yang satu ini, tentu membuat kita prihatin. Banyak para peneliti yang memberikan kesimpulan bahwa anak-anak yang mulai mengenal junk foods di usia kurang dari 2 tahun, akan mengalami penurunan skor kecerdasan begitu mereka memasuki usia 8 tahun.
Sebaliknya, anak-anak yang mengkonsumsi makanan tinggi vitamin dan mineral, justru memberikan hasil yang lebih baik.
7. Menyusui masih dianggap sebagai salah satu faktor yang bisa meningkatkan IQ seseorang
Keyakinan ini bisa jadi didasarkan pada fakta, bahwa anak-anak yang memiliki hubungan dekat dengan ibunya akan lebih merasa aman, dan nyaman. Kedua hal tersebut merupakan faktor yang mendukung kecerdasan tinggi.
Namun penelitian terakhir menyebutkan bahwa tidak ada kaitan antara IQ dengan menyusui setelah anak berusia lebih dari 2 tahun.
Artikel terkait: Anak yang terabaikan cenderung kurang cerdas
8. Menganggur bisa menurunkan IQ
Kita telah tahu, bahwa IQ bisa saja naik dan turun. Ketika seseorang berhenti menggunakan otaknya untuk berpikir kreatif, akan ada kemungkinan skornya juga akan menurun.
9. Berkebalikan dengan anggapan banyak orang, seseorang dengan IQ tinggi ternyata juga cerdas secara sosial
Bertahun-tahun kita sering mendapat gambaran bahwa orang dengan IQ tinggi biasanya lebih suka menarik diri dari pergaulan, sibuk dengan pelbagai penelitian, dan sangat kuno dalam berpakaian.
Meskipun berkorelasi, tidak berarti menjadi penyebab utama; dan fakta tentang IQ terbaru telah membuktikan bahwa seseorang dengan IQ tinggi biasanya juga berhasil dalam pendidikan sekaligus kompetensi sosialnya.
10. Memiliki skor tes IQ 115 memungkinkan Anda melakukan pekerjaan apa pun
Fakta yang satu ini memang berkebalikan dengan beberapa fakta di atas, namun, tak dipungkiri, seseorang yang dikaruniai IQ tinggi, memang memiliki kesempatan untuk melakukan lebih banyak pekerjaan.
Ini bukan masalah diskriminasi, atau melecehkan sebagian orang dengan IQ standar; tapi IQ tinggi memungkinkan seseorang untuk berpikir beberapa hal dalam satu waktu; terutama pada bidang yang tidak bisa diprediksi hasilnya dan membutuhkan kemampuan untuk menganalisa masalah, serta mengambil keputusan dengan cepat.
11. Orang dengan IQ tinggi juga lebih percaya diri
Orang-orang sukses – baik itu pada bisnis, atletik, atau pun hidup mereka – seringkali memberi nasehat, bahwa jika Anda memiliki kepercayaan diri, maka Anda sudah memenangkan setengah pertempuran.
Dan mengetahui bahwa dirinya mampu melakukan sesuatu atau malah telah mebuktikan bahwa ia bisa, tentu menjadi lebih percaya diri.
Skor IQ memang penting, namun bukan yang paling penting. Masih ada kecerdasan visual, emosi, auditori, juga atensi yang juga perlu seseorang miliki agar dapat memanfaatkan IQ-nya dengan maksimal.
Semoga ulasan di atas dapat bermanfaat bagi kita untuk lebih memahami kecerdasan serta menentukan pendidikan dan kepengasuhan yang tepat untuk anak-anak kita.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.