Atlet bulutangkis, Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan atau Yeremia Rambitan, akhir-akhir ini menjadi perhatian publik karena diduga telah melakukan pelecehan terhadap seorang relawan atau volunteer SEA Games. Dugaan pelecehan tersebut dilakukan ketika ia melakukan siaran langsung di media sosial TikTok beberapa waktu lalu.
Artikel terkait: Pelecehan Seksual Anak Membuat Masa Depan Hancur Sebelum Dimulai
Kronologi Yeremia Rambitan Diduga Melakukan Pelecehan
Dalam potongan video siaran langsung yang viral dan diunggah di berbagai platform media sosial tersebut, Yeremia tampak sedang berada di sebuah bus dengan mengenakan jaket kontingen Indonesia. Kemudian, ia berkomentar terhadap salah seorang volunteer dan melontarkan kalimat, “I love you and I want to f*ck you (Aku menyukaimu dan aku ingin bersetubuh denganmu).”
Di platform media sosial Twitter, potongan video tersebut pun menjadi viral dan menuai banyak kecaman dari warganet, terutama dari kalangan penggemar bulutangkis. Banyak warganet mengatakan bahwa Yeremia telah melontarkan komentar tidak senonoh dan termasuk dalam kategori pelecehan.
Banyak warganet pula yang mengingatkan bahwa Yeremia sedang mewakili Indonesia di SEA Games. Akun media sosial Yeremia pun sempat diserbu oleh para warganet. Namun, akhirnya Yeremia memutuskan untuk menutup akun media sosial Instagram miliknya.
Diketahui, Yeremia Rambitan merupakan perwakilan Indonesia di ajang SEA Games. Ia berpasangan dengan Pramudya Kusumawardana. Keduanya lolos ke babak final SEA Games, tetapi harus puas mendapat medali perak setelah dikalahkan oleh pasangan Leo Rolly Cornando dan Daniel Marthin.
Artikel terkait: Mengapa pelecehan seksual jarang dipolisikan? Ini sebabnya
Apa Perbedaan Lelucon dan Pelecehan?
Dengan munculnya gerakan #MeToo, kesadaran masyarakat dunia mengenai pelecehan seksual terhadap perempuan memang menjadi meningkat. Banyak orang yang kini mulai menyadari bahwa lelucon seksual yang kerap dianggap sebagai candaan belaka bisa menjadi sebuah pelecehan seksual.
Namun, kita dihadapkan pada adanya batas abu-abu antara lelucon dan pelecehan seksual. Batas antara keduanya memang masih diperdebatkan sampai kini. Sebab, banyak orang yang masih menertawakan lelucon seksual, tetapi juga banyak yang merasa tidak nyaman dengannya.
Pada dasarnya, lelucon seksual termasuk dalam pelecehan seksual verbal. Dilansir dari Aware, pelecehan seksual verbal mengacu pada komentar yang menjurus ke arah seksual, atau suara cabul atau menghina. Ini mencakup nama atau istilah sayang yang tidak diinginkan dan menyinggung.
Jika korban yang menjadi sasaran verbal merasa tidak nyaman dan tidak aman, hal tersebut bisa dimasukkan dalam kategori pelecehan seksual verbal. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami apa itu lelucon yang berbau seksual. Apabila sasaran atau korban merasa tidak nyaman, hal tersebut bisa menjadi bentuk pelecehan seksual verbal.
Demikian kabar mengenai dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Yeremia Rambitan. Semoga dengan adanya kasus ini, kita bisa lebih aware dengan persoalan ini. Pelecehan seksual pada dasarnya tidak hanya dialami oleh perempuan, tetapi bisa juga dialami oleh gender lainnya.
Baca juga:
Cara mendeteksi anak mengalami pelecehan seksual, cacat ya!
7 Hal yang Sebaiknya Diajarkan Saat Memberikan Edukasi Seksual pada Anak
7 Fakta dan Kisah Aming Alami Pelecehan, Sudah Jadi Korban Sejak SD!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.