Waspadai kekentalan darah saat hamil.
Banyak penyebab yang membuat kehamilan tak kunjung datang, salah satunya adalah tingginya kekentalan darah yang disebabkan ACA (Anticardiolipin Antibody).
ACA atau disebut juga sindrom anticardiolipin terjadi karena darah lebih cepat membeku dibandingkan kondisi normal pada umumnya. ACA sendiri adalah protein dalam darah yang menyebabkan tubuh membentuk reaksi kekebalan.
Protein ini pula yang kemudian menyebabkan kekentalan darah. Tentu saja, kekentalan darah ini akan mengganggu metabolisme tubuh, di samping bisa menyebabkan stroke dan gagal jantung juga menghambat proses kehamilan pada wanita.
Parents, mungkin kita belum terbiasa dengan istilah kekentalan darah yang menjadi pemicu kesulitan wanita untuk hamil. Yuk, mari kita ikuti uraian berikut…
Darah kental adalah kondisi saat darah kekurangan cairan, akibatnya sel yang ada mudah melekat satu sama lain. Kondisi ini menyulitkan darah mengalirkan nutrisi atau oksigen ke seluruh tubuh.
Pada ibu penderita ACA, tubuh mengeluarkan antibodi yang menyerang anticardiolipin karena dianggap ‘musuh’. Padahal sebenarnya dia merupakan bagian dari membrane.
Timbulnya antibodi anticarduiolipin inilah yang menjadikan darah lebih kental. Antibodi ACA juga memicu timbulnya trombosis yaitu pembekuan darah di dalam pembuluh darah.
Jadi kalau tertimpa ACA, maka organ penting : pembuluh darah arteri, pembuluh vena atau pun jantung dapat terganggu. Pada ibu hamil, jika pembekuan ini terjadi di plasenta, maka pasokan makanan dan oksigen untuk janin otomatis terganggu yang dapat menyebabkan keguguran atau mati janin.
Hal ini sejalan dengan pendapat ahli hematologi dan onkologi medik FKUI- RSCM Prof.DR.dr. Karmel Lidow Tambunan, Sp.PD,K-HOM, kekentalan darah dapat menghambat kehamilan pada perempuan.
Beliau menjelaskan, “Darah dengan kekentalan tinggi menyulitkan asupan makanan melalui plasenta pada janin yang dikandung. Akibatnya wanita tak kunjung hamil atau mengalami keguguran berulang.”
Keguguran biasanya terjadi pada bulan ketiga atau empat usia kehamilan. Bila wanita dengan kekentalan tinggi dipaksakan hamil, maka janin yang dilahirkan biasanya tidak sehat. Risikonya adalah kelahiran prematur atau berat bayi rendah.
Bagaimana bila wanita hamil terserang ACA? Apa gejala-gejalanya dan tindakan apa yang harus kita lakukan?
Gejala-gejala yang sering dirasakan wanita hamil yang mengalami kekentalan darah :
- Merasa pusing
- Mudah lelah
- Sulit berkonsentrasi
- Sering mengantuk
- Kesemutan
Bagaimana cara meminimalisir dampak buruk dari kekentalan darah ini pada wanita hamil?
Ibu hamil harus mendapat pengawasan yang ketat dari dokter obgyn dan dokter ahli hematology. Sebab kehamilan dengan sindroma ACA termasuk kehamilan berisiko tinggi.
Menurut Karmel, ibu hamil dengan tingkat kekentalan darah yang tinggi disarankan menjalankan test laboratorium satu kali dalam 6 minggu, untuk mengetahui kadar ACA dalam tubuh.
Kadar ACA yang masih rendah mungkin bisa diobati, dengan kemampuan mempertahankan bayi 40%. Namun bila kadar ACA cukup tinggi, Karmel menyarankan suntikan heparin atau fraksiparin. Kedua obat ini akan mencegah pengentalan darah akibat tingginya kadar ACA.
“Suntikan ini aman untuk bayi karena tidak menembus plasenta. Darah kental tidak menjadi peghalang kehamilan asal rajin kontrol, rutin konsumsi obat, cukup minum air putih, dan tidak mengkonsumsi makanan yang kurang sehat,” kata Karmel kemudian.
Tidak ada yang mengetahui secara pasti faktor penyebab sindroma ACA, sebab ACA bukanlah penyakit menular dan bukan penyakit keturunan. Ia bisa menyerang siapa saja.
Namun demikian, ahli hematologi menduga dengan kuat, ACA merupakan akibat pola hidup yang tidak sehat, seperti terlalu banyak mengkonsumsi makanan instan, kolesterol, makanan berlemak, merokok dan juga akibat polusi.
Hal-hal berikut bisa membantu ibu hamil dengan sindroma ACA agar menjalani kehamilan dengan sehat :
- Usahakan agar memiliki waktu istirahat yang cukup.
- Hindari stres
- Makan teratur dengan nutrisi yang baik dari sisi kualitas dan kuantitas.
- Banyak minum air putih, sedikitnya dua liter perhari.
- Hindari makanan dan minuman yang mengandung pengawet dan penyedap rasa.
- Lakukan aktivitas yang tidak terlalu melelahkan.
Parents, semoga informasi ini bermanfaat. Tetap semangat…
Baca juga :
7 Jam Setelah Lahir, Bayiku Meninggal karena Thalassemia
Bayi Prematur Lahir 3,5 Bulan Lebih Awal dan Berhasil Hidup
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.