Indonesia memang terkenal sebagai negara yang kaya akan budaya bahkan memiliki banyak warisan budaya yang terdiri dari non benda dan benda. Warisan budaya tak benda seperti tarian, upacara adat, hingga pengetahuan.
Apa saja Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang Tercatat di UNESCO?
15 Desember 2021 lalu, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization atau UNESCO menetapkan Gamelan sebagai warisan budaya non benda dari Indonesia dalam sidangnya ke-16 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Paris, Prancis.
Indonesia sendiri memiliki 12 budaya yang masuk dalam daftar dari UNESCO tersebut. Daftar tersebut terdiri dari tarian hingga alat musik tradisional khas Indonesia.
Perbedaan Warisan Budaya Bendawi dan Non Bendawi
Mengutip dari laman resmi Kemendikbud, warisan budaya merupakan keseluruhan peninggalan kebudayaan yang memiliki nilai penting sejarah, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan seni.
Sementara warisan budaya tak benda atau intangible cultural heritage bersifat tak dapat sentuh (intangible/ abstrak), seperti konsep dan teknologi yang sifatnya dapat berlalu serta hilang dalam waktu seiring perkembangan waktu seperti misalnya bahasa, musik, tari, upacara, serta berbagai perilaku terstruktur lain.
Adapun contoh warisan budaya tak benda dari segi tradisi dan ekspresi lisan, termasuk bahasa sebagai wahana warisan budaya tak benda. Misalnya : Bahasa daerah seperti bahasa Jawa, Batak, Sunda, Melayu dan sebagainya.
Dari seni pertunjukan, misalnya: Seni Wayang, Gamelan, Seni Ebeg. Untuk adat istiadat masyarakat adat, ritus, dan perayaan-perayaan, misalnya: Adat Ngaben, Adat Larung Sedekah Laut, Adat Suku Dayak.
Sedangkan dari segi [engetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam semesta, misalnya: Pengetahuan tentang Alam, Pengetahuan tentang Ekonomi, Pengetahuan tentang Teknologi.
Seni pertunjukan misalnya seni tari, seni suara, seni musik, seni teater, film dan lain-lain, misalnya: Seni Tari Piring, Tari Reog, Musik Angklung, Film Legenda Ratu Pantai Selatan.
Untuk lebih jelasnya mengenai 12 warisan budaya tak benda yang dimiliki Indonesia, berikut ini adalah daftarnya!
Daftar Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang Diakui Dunia
Pertunjukan Wayang (2008)
Mengutip laman kemendikbud, wayang memang telah dikenal sejak dulu sebagai bentuk perwujudan visual dari roh yang akhirnya menjelma menjadi seni budaya yang dipentaskan. Dalam pertunjukan wayang terjadi bentuk penyampaian cerita tradisional dengan menggunakan wayang dan manipulasi layar tembus cahaya.
Pementasan ini dilakukan oleh seorang dalang yang juga berlaku sebagai pencerita dan pengisi suara tokoh-tokoh wayang. Dalam pertunjukan wayang diiringi alunan gamelan yang mengiringi sepanjang pertunjukan wayang.
Wayang menjadi seni pertunjukan hasil akulturasi budaya Jawa dengan India-Hindu yang banyak mengangkat kisah masyarakat zaman dulu seperti Ramayana dan Mahabarata.
Artikel terkait: Mendoan Jadi Warisan Budaya Tak Benda, Ini Sejarah dan Resepnya
Keris ( 2008) termasuk Warisan Budaya Tak Benda
Keris merupakan senjata tradisional berbentuk bilah tajam yang berasal Pulau Jawa yang banyak dipakai dalam upacara adat sebagai pusaka budaya. Istilah keris kemudian meluas hingga ke Bali, Nusa Tenggara, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan kawasan Melayu.
Dilansir dari laman Kemendikbud, bukti verbal keberadaan keris berasal dari abad IX Masehi pada masa Kerajaan Mataram Hindu.
Artikel terkait: Gendang Berasal dari Sunda, Ketahui Jenis, Sejarah, hingga Cara Memainkannya
Batik (2009) juga termasuk Warisan Budaya Tak Benda
Batik juga jadi salah satu warisan budaya Indonesia. Merupakan kain yang dilukis dengan cairan malam menggunakan alat bernama canting.
Batik memang telah dikenal ke mancanegara sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia. Berbagai macam corak dan motif batik membuat produk batik tradisional yang bernilai dan indah.
Artikel terkait: Mengenal Keunikan Keris Bali yang Sarat Sejarah, Apa Bedanya dengan Keris Jawa?
Pendidikan dan Pelatihan Batik (2009)
Dahulu, batik hanya dikerjakan oleh kalangan tertentu, seperti orang dalam keraton. Namun, saat ini seni membatik sudah dilakukan banyak orang termasuk masyarakat umum.
Hingga membuat batik tidak hanya didaftarkan sebagai produk saja melainkan UNESCO juga memasukkan pendidikan dan pelatihan batik di Pekalongan, Jawa Tengah, sebagai warisan budaya tak benda.
Program ini diprakarsai oleh Museum Batik pada 2005 yang bekerja sama dengan otoritas pendidikan kota. Tujuannya yaitu untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi warisan budaya batik Indonesia.
Angklung (2010)
Angklung adalah alat musik tradisional yang berasal dari Jawa Barat. Alat musik ini terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara digoyang-goyangkan hingga menghasilkan nada yang indah.
Untuk menciptakan melodi yang harmonis, angklung harus dimainkan secara kolektif dalam sebuah ansambel. Pada 2010, angklung masuk dalam kategori Warisan Budaya Tak Benda UNESCO.
Tari Saman (2011)
Merupakan salah satu tarian tradisional dari Aceh yang berasal dari dataran tinggi Gayo. Tari tradisional Aceh ini sangat mendunia dan terkenal karena ciri khasnya yang memakai lirik lagu daerah yang sarat dengan nilai keislaman.
Tarian ini dikembangkan oleh Syekh Mohammad As-Samman pada abad ke-17. Lirik yang dibawakan dalam Tari Saman menggunakan bahasa Arab dan bahasa Gayo.
Tari Saman biasanya dipentaskan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat masyarakat Aceh, termasuk saat memperingati Maulid Nabi Muhammad.
Noken (2012)
Merupakan tas tradisional dari Papua yang biasanya digunakan di kepala. Noken terbuat dari serat kulit kayu. Noken ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada 2012.
Tiga genre tarian tradisional Bali (2015)
Ada 3 genre tarian tradisional Bali yaitu meliputi sakral (wali), semi sakral (bebali), dan yang dapat dinikmati oleh masyarakat luas (bebalih-balihan). Tari wali dan bebali hanya dapat dipentaskan di tempat dan waktu tertentu. Sedangkan tari bebalih-balihan dapat bisa dimainkan kapan saja dan berhubungan dengan hiburan.
Seperti dilansir dari laman Kemendikbud, tarian ini terdiri dari sembilan tari tradisional yaitu Rejang Dewa, Sang Hyang Dedari, Baris Upacara, Gambuh, Wayang Wong, Topeng Sidakarya/Topeng Pajegan, Legong Kraton, Joged Bumbung, dan Barong Ket Kuntisraya.
Kapal Pinisi (2017)
Merupakan kapal layar tradisional pelaut Suku Bugis Sulawesi Selatan. Kapal ini telah ada sejak sebelum 1.500 Masehi dan memiliki beberapa layar dengan makna mendalam.
Yaitu, dua layar utama dalam kapal Pinisi didasarkan pada dua kalimat syahadat. Sedangkan tujuh layar menggambarkan jumlah ayat dalam surat Al-fatihah, pembuka kitab suci Alquran.
Menurut I La Galigo, naskah kuno orang Bugis, kapal pinisi memiliki tujuh sampai delapan layar pada dua tiang dengan panjang sekitar 15,24 sampai 21,34 meter.
Pencak Silat (2019)
Merupakan seni bela diri tradisional yang berasal dari wilayah Melayu, yakni Sumatera dan sebagian Jawa, yang kemudian menyebar ke seluruh Indonesia. Tradisi seni bela diri pencak silat meliputi aspek mental, spiritual, dan seni yang sudah terkenal sejak dahulu.
Gerakan pencak silat sangat dipengaruhi oleh banyak unsur yang mendorong keharmonisan gerak tubuh. Seni bela diri ini identik dengan legenda pendekar pencak silat Si Pitung dari Betawi
Pantun (2020)
Merupakan bentuk syair Melayu yang dipakai untuk mengungkapkan ide atau emosi dengan seni penyampaian bahasa halus dan sopan.
Pantun ini sejenis puisi tradisional yang terikat pada struktur rima. umumnya, pantun terdiri dari empat baris dan tulisannya dilambangkan dengan huruf A-B-A-B. Pantun ini dikenal sebagai bentuk lisan yang paling luas di Asia Tenggara selama setidaknya 500 tahun.
Gamelan (2021)
Merupakan musik ansambel tradisional dari Jawa, Sunda, dan Bali. Gamelan terdiri atas instrumen musik perkusi yang digunakan pada seni musik karawitan.
Gamelan tidak hanya terdiri dari satu alat musik saja melainkan banyak instrumen musik yang digunakan antara lain gangsa, gender, bonang, gong, saron, slenthem, membranofon, idiofon, metalofon, gambang, aerofon, kordofon, juga kelompok vokal yang biasa disebut sinden.
Itulah warisan budaya tak benda