Vitamin K merupakan salah satu vitamin larut lemak. Vitamin yang berperan dalam proses pembentukan protein prothrombin yang diperlukan untuk pembekuan darah dan osteocalcin yang diperlukan dalam pembentukan tulang.
Pertama kali ditemukan pada tahun 1929, di mana temuan pada awal ini dilaporkan dalam sebuah jurnal ilmiah di Jerman, dan disebut sebagai ‘Koagulationsvitamin’. Inilah mengapa pada akhirnya mendapakan sebutan ‘K’.
Pada awalnya, vitamin K diketahui hanya berperan dalam proses pembekuan darah. Dalam perkembangannya, vitamin ini juga memiliki banyak peran lain, yaitu untuk menunjang kesehatan tulang, jantung, dan membantu mengendalikan kadar gula darah.
Dua Tipe Vitamin K yang Diketahui Bermanfaat untuk Kesehatan:
- Vit K1 (phylloquinone), ditemukan dalam sumber makanan nabati seperti sayuran hijau. Vitamin ini menyumbangkan sekitar 75–90 persen dari semua jenis vitamin K yang dikonsumsi oleh manusia.
- Vit K2 (menaquinone), ditemukan dalam sumber makanan hewani dan makanan fermentasi. Vitamin ini juga diproduksi oleh bakteri usus. Vitamin K2 memiliki beberapa subtipe yang disebut menaquinones (MKs), dan dinamai berdasarkan panjang rantainya. Subtipe vitamin K2 berkisar dari MK-4 hingga MK-13. Yang paling penting dan banyak dipelajari, yakni MK-4 dan MK-7.
Cara Kerja dan Manfaat Vitamin K
Pada dasarnya, semua tipe vitamin ini memiliki fungsi untuk mengaktivasi protein-protein yang berperan penting dalam proses pembekuan darah, kesehatan jantung, dan kesehatan tulang.
Akan tetapi, perbedaan tingkat penyerapan dan transportasi ke dalam jaringan-jaringan di dalam tubuh menyebabkan vitamin K1 dan K2 menimbulkan efek yang berbeda terhadap kesehatan.
Vitamin K1 memiliki peran utama dalam proses pembekuan darah. Vitamin ini membantu membuat sebagian protein yang diperlukan dalam proses pembekuan darah, sehingga perdarahan luka bisa berhenti dan menyembuh.
Sementara itu, vitamin K2 lebih terlibat dalam proses produksi protein-protein di dalam tulang. Salah satunya osteocalcin, yang diperlukan untuk mencegah pengeroposan tulang. Beberapa studi menunjukkan bahwa konsumsi vitamin K yang tinggi berhubungan dengan kejadian patah tulang pinggul yang lebih rendah. Kadar vitamin K yang rendah di dalam darah juga diketahui berhubungan dengan kepadatan tulang yang rendah.
Vitamin K2 juga terlibat dalam produksi matriks protein GLA (MGP), yang membantu mencegah pengapuran dan pengerasan pembuluh koroner jantung. Sebuah studi pada tikus di tahun 2016 pun menemukan bahwa vitamin K2 dapat membantu mengendalikan kadar gula darah.
Makanan yang Menjadi Sumber Koagulationsvitami
Makanan sumber vitamin K1 utamanya berasal dari sayuran berdaun hijau, seperti kale, bayam, brokoli, kol, dan selada. Kacang kedelai dan minyak jagung juga cukup kaya akan vitamin ini.
Sedangkan makanan sumber vitamin K2 bervariasi tergantung subtipe:
- MK-4 ditemukan pada sebagian produk hewani dan satu-satunya subtipe vitamin K2 yang tidak diproduksi oleh bakteri usus. Daging ayam, kuning telur, dan butter merupakan sumber utama MK-4.
- MK-5 hingga MK-15 diproduksi oleh bakteri usus dan kerap ditemukan dalam makanan yang telah difermentasi.
- MK-7 paling banyak ditemukan dalam natto, yakni kacang kedelai fermentasi.
- MK-8 dan MK-9 berasal dari keju dan kuning telur.
- MK-10 dan MK-11 dari produk mengandung babi.
Dosis yang Perlu Diperhatikan
Vitamin ini dapat digunakan sebagai obat maupun nutrisi tambahan (suplemen). Sebagai obat, pemberiannya diperlukan pada kondisi-kondisi di mana terdapat defisiensi (kekurangan) vitamin.
Tanda-tanda defisiensi bisa berupa:
- Waktu pembekuan darah memanjang, yang dikonfirmasi melalui pemeriksaan prothrombin time darah.
- Perdarahan yang lama berhenti.
- Osteopenia (kepadatan tulang berkurang) atau osteoporosis (tulang keropos)
Vitamin K Sebagai Obat
Vitamin yang dipakai sebagai obat adalah vitamin K1. Bentuk sintetisnya disebut dengan phytonadione atau phytomenadione. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet (5 mg dan 100 mcg) dan larutan untuk suntikan subkutan (10 mg/mL dan 1 mg/0,5 mL).
Vitamin K dalam bentuk obat hanya dapat diperoleh dengan resep dokter. Dosisnya adalah sebagai berikut:
- Dosis oral untuk gangguan pembekuan darah atau perdarahan:
- Dewasa dan remaja: 2,5-25 mg (bisa sampai 50 mg) satu kali sehari. Dosis dapat diulang, bila perlu.
- Anak-anak: tidak direkomendasikan.
- Dosis injeksi untuk gangguan pembekuan darah atau perdarahan:
- Dewasa dan remaja: 2,5-25 mg (bisa sampai 50 mg) satu kali sehari. Dosis dapat diulang, bila perlu.
- Dosis untuk pencegahan perdarahan pada bayi baru lahir:
- Dosis pada umumnya 0,5-1 mg, disuntikkan ke dalam otot atau di bawah kulit, segera setelah lahir. Dosis dapat diulang setelah 6-8 jam, bila perlu.
Selama pengobatan menggunakan dengan vitamin ini maka kecepatan pembekuan darah akan dipantau secara berkala melalui pemeriksaan prothrombin time (PT) dan international normalized ratio (INR) di laboratorium.
Penggunaan phytonadione pada ibu menyusui perlu dilakukan dengan hati-hati, karena dapat keluar di dalam Air Susu Ibu (ASI) dan membahayakan bayi.
Koagulationsvitami Digunakan Sebagai Suplemen
Kecukupan harian vitamin K yang dianjurkan (recommended daily intake/RDA) adalah 120 mcg/hari pada pria dan 90 mcg pada wanita. Ini adalah kecukupan vitamin K secara keseluruhan, terlepas dari tipenya.
Tipe vitamin K yang tersedia sebagai suplemen adalah sebagai berikut:
- Vitamin K1, dalam bentuk alami phylloquinone atau bentuk sintetis phytonadione.
- vitamin K2, dalam bentuk MK-4 atau MK-7.
Kadar vitamin K1 dan K2 di dalam suatu suplemen tentu bervariasi, tergantung produsennya. Oleh sebab itu, pastikan selalu memeriksa label fakta nutrisi pada kemasan produk.
Perlu diingat bahwa vitamin K dapat berinteraksi dengan beberapa obat, khususnya pengencer darah. Individu yang mengonsumsi obat-obatan tersebut sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan suplemen vitamin K.
Efek Samping yang Perlu Diperhatikan
Vitamin K dalam bentuk oral jarang menimbulkan efek samping oleh karena sangat cepat terurai dan dikeluarkan melalui urin atau tinja. Karenanya, vitamin K jarang mencapai kadar toksik atau beracun meski dikonsumsi dalam jumlah besar.
Akan tetapi, vitamin K sintetis (phytonadione) dalam bentuk injeksi dapat menimbulkan reaksi alergi berat yang berbahaya. Ini ditandai dengan mual, muntah, berkeringat, biduran, gatal-gatal, sulit bernapas, bengkak pada wajah, bibir, lidah, atau merasakan sensasi akan pingsan.
Efek samping lain akibat penggunaan phytonadione injeksi, yaitu:
- Kulit memerah.
- Nyeri atau rasa tidak nyaman di tempat penyuntikkan.
- Gangguan pengecapan.
- Pusing atau rasa melayang.
- Denyut nadi cepat atau lemah.
- Berkeringat banyak.
- Tekanan darah rendah (hipotensi).
- Sesak napas.
- Kebiruan pada bibir, wajah, dan ujung-ujung tangan/kaki (sianosis).
- Hiperbilirubinemia atau kadar bilirubin darah yang tinggi pada bayi baru lahir yang mendapatkan suntikan phytonadione.
Semoga informasi terkait manfaat, dosis, dan efek samping Vitamin K ini bermanfaat, ya.
Baca Juga:
7 Cara meningkatkan daya tahan tubuh, Parents sudah lakukan?
Dipercaya Berpotensi Cegah Virus Corona, Ini 7 Makanan Sumber Vitamin K
Vaksin Astrazeneca Sebabkan Pembekuan Darah? Cek Faktanya di sini!