Berbagai virus yang membahayakan ibu hamil sangat penting untuk menjadi perhatian. Pasalnya, bahaya infeksi virus di masa kehamilan tidak hanya dapat mengancam keselamatan sang ibu, tetapi juga janin. Untuk itu, bagi Bunda yang saat ini tengah mengandung disarankan agar lebih waspada terhadap berbagai macam virus yang bisa mengancam jiwa.
Ada banyak jenis virus yang perlu diwaspadai oleh ibu hamil. Ditambah lagi, saat ini kita sedang menghadapi pandemi COVID-19 yang risikonya juga bisa memengaruhi ibu hamil dan janin.
Akan tetapi, tidak hanya virus Corona saja yang harus diwaspadai, berbagai virus yang lainnya juga sangat penting untuk diketahui agar Bunda bisa mencegah diri terjangkit virus tersebut.
Artikel Terkait: Cegah serangan virus saat hamil dengan 7 vaksin berikut!
Virus yang Berbahaya bagi Ibu Hamil
Beberapa macam virus yang dapat membahayakan ibu hamil di antaranya:
1. Influenza
Virus influenza adalah penyebab dari penyakit flu. Sekilas, penyakit flu terkesan sudah biasa diderita oleh banyak orang. Meskipun begitu, influenza yang menyerang ibu hamil bisa menyebabkan komplikasi yang parah.
Influenza bisa menjadi masalah yang serius pada ibu hamil. Bahkan, meskipun seorang ibu hamil terlihat sehat, perubahan fungsi sistem kekebalan tubuh, jantung, dan paru-paru dapat menyebabkan ibu hamil terserang flu yang parah.
Ibu hamil yang terkena flu bisa berisiko lebih tinggi untuk dirawat di rumah sakit, bahkan hingga mengakibatkan kematian. Penyakit flu yang parah selama kehamilan juga bisa berbahaya bagi janin yang sedang berkembang di dalam kandungan, karena dapat meningkatkan kemungkinan masalah yang signifikan, seperti kelahiran prematur.
Gejala influenza secara umum termasuk batuk, demam, sakit tenggorokan, hingga sakit kepala. Selain itu, bisa juga muncul rasa mual serta muntah, dan kemerahan pada wajah. Untuk itu, vaksinasi influenza biasanya direkomendasikan pada ibu hamil sebagai langkah preventif.
Royal Australian and New Zealand College of Obstetricians and Gynecologists (RANZCOG) sangat merekomendasikan vaksinasi influenza pada ibu hamil untuk melindungi ibu dan janinnya. Vaksin ini aman bagi ibu dan janin. Tidak ada bukti peningkatan risiko masalah bagi ibu atau janinnya saat ibu diberikan suntikan flu selama kehamilan.
2. Rubella
Rubella sangat berbahaya bagi ibu hamil dan janinnya yang sedang berkembang. Siapa pun yang tidak divaksinasi rubella berisiko terkena penyakit ini. Rubella dapat terjadi ketika orang yang tidak divaksinasi terpapar oleh orang yang terinfeksi.
Sebaiknya perempuan sudah memastikan bahwa mereka terlindung dari rubella sebelum kehamilan terjadi. Pasalnya, infeksi virus rubella menyebabkan kerusakan paling parah bila ibu terinfeksi pada awal kehamilan, terutama pada 12 minggu pertama (trimester pertama).
Ibu hamil yang terinfeksi virus rubella bisa menyebabkan sindrom rubella kongenital (CRS) pada janin di dalam kandungannya. Rubella pada ibu hamil dapat menimbulkan risiko keguguran atau lahir mati, bahkan bisa berakibat cacat lahir parah seumur hidup.
CRS dapat memengaruhi hampir semua hal dalam tubuh bayi yang sedang berkembang. Untuk itu, ibu hamil harus mewaspadai risiko dari virus rubella.
Artikel Terkait: “Cukup anak saya yang jadi korban!” Pesan ibu terinfeksi Rubella saat hamil
3. Hepatitis
Hepatitis adalah jenis infeksi yang dapat merusak hati (liver) secara serius. Virus hepatitis perlu diwaspadai karena menjadi penyebab yang paling umum dari penyakit kuning pada kehamilan. Virus hepatitis pada kehamilan dikaitkan dengan komplikasi kehamilan dan perkembangan janin.
Hepatitis dapat disebabkan oleh penyakit yang secara khusus terkait dengan kehamilan dan yang tidak terkait secara khusus dengan kehamilan. Penyakit yang secara khusus terkait dengan kehamilan termasuk penyakit liver akut pada kehamilan, hiperemesis gravidarum, intrahepatic cholestasis atau kolestasis obstetri pada kehamilan, pre-eklamsia berat, dan sindrom HELLP (hemolisis, peningkatan enzim hati, dan jumlah trombosit yang rendah).
Ibu hamil yang terjangkit hepatitis dapat menularkannya kepada bayi yang baru lahir. Mematuhi pedoman skrining adalah kunci untuk mengurangi penularan virus hepatitis dari ibu ke anak.
4. Varicella-Zoster
Virus varicella-zoster (VZV) adalah anggota dari keluarga virus herpes yang dapat menyebabkan cacar air dan herpes zoster. VZV tidak dapat hidup dan berkembang biak di mana pun selain di tubuh manusia. Virus ini sangat mudah menular dari satu orang ke orang lain melalui kontak langsung dengan droplets orang yang terinfeksi.
Bagi ibu hamil yang tidak pernah mengalami infeksi atau telah diimunisasi, akan berisiko tinggi mengalami komplikasi jika terinfeksi VZV. Virus tersebut berpotensi menyebabkan cacat lahir atau penyakit pada bayi, sehingga biasanya dokter sering meminta tes darah untuk menyaring VZV pada ibu hamil yang tidak kebal terhadap virus tersebut.
Tes ini biasanya dilakukan sebelum atau di awal kehamilan. Jika virus terdeteksi, pengobatan dapat membantu mencegah atau melemahkan tingkat keparahan penyakit.
Seorang ibu hamil dapat menularkan varicella ke janinnya melalui plasenta. Risiko pada janin tergantung pada waktunya.
Jika varicella berkembang selama 12 minggu pertama kehamilan, janin memiliki risiko 0,5 hingga 1 persen mengalami cacat lahir langka yang dikenal sebagai sindrom varicella bawaan. Jika virus tertular antara minggu ke-13 dan ke-20, janin memiliki risiko 2 persen mengalami cacat lahir.
5. Ebola
Virus yang membahayakan ibu hamil berikutnya adalah virus ebola (EBOV). Penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil cenderung berisiko tinggi mengalami penyakit parah dan kematian saat terinfeksi EBOV.
Ibu hamil yang terjangkit penyakit virus ebola (EVD) berisiko lebih tinggi mengalami keguguran dan perdarahan terkait kehamilan. EBOV dapat melewati plasenta, sehingga ibu hamil yang terinfeksi virus ini kemungkinan besar akan menularkannya ke janin.
Artikel Terkait: Ebola Kembali Terjadi, Ini 5 Fakta Virus Ebola yang Wajib Diwaspadai
Itulah 5 virus yang membahayakan ibu hamil. Setelah mengetahui jenis virus tersebut, diharapkan Bunda bisa lebih waspada terhadap penularannya ya agar Bunda dan si kecil di dalam kandungan terlindungi dari penyakit berbahaya. Semoga informasi ini bermanfaat!
Artikel telah ditinjau oleh:
dr.Gita PermataSari, MD
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca Juga:
Risiko virus corona bagi ibu hamil dan anak, benarkah sangat berbahaya?
Ketahui Apa Itu Cytomegalovirus: Gejala, Cara Penularan, hingga Pencegahan
Penerima Vaksin COVID-19 Tak Dianjurkan Langsung Pulang, Ini Alasannya