Sebuah video viral anak audisi menyanyi memancing emosi warganet. Pasalnya, dalam video tersebut juri audisi tampak memojokkan penampilan seorang gadis berusia 16 tahun, dan mengusirnya dari ruang audisi hanya karena menganggap penampilannya terlalu biasa.
Banyak yang mengatakan bahwa episode tersebut merupakan setting-an pihak televisi, demi menaikkan rating acara. Caranya dengan membuat para juri sebagai tokoh antagonis, dan peserta audisi sebagai korbannya.
Video viral anak audisi dangdut di salah satu televisi swasta
Berikut ini adalah videonya.
Dalam video tersebut, terlihat seorang anak bernama Waode ingin mengikuti audisi lomba menyanyi. Tapi begitu masuk ruangan, tiga orang juri yang terdiri dari Benigno, Iis Dahlia dan Trie Utami langsung mencecar penampilannya yang dianggap kurang sesuai untuk ikut audisi.
Waode pun keluar ruangan sambil menangis, dia dibawa oleh Host ke ruang Make Up, lalu menjalani make over. Dipakaikan gaun berwarna hitam, dan diberi dandanan yang cukup menor. Barulah setelah itu pada juri membolehkannya ikut audisi.
Pendapat psikolog tentang video viral anak di audisi KDI
Tontonan tersebut tentunya akan menanamkan persepsi yang salah di mata anak, karena mereka akan menganggap bahwa penampilan adalah hal yang utama. Dan mereka harus selalu berpenampilan ‘wah’ agar bisa diterima oleh orang lain.
Tim theAsianparent Indonesia telah menghubungi Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., Psikolog, dan meminta pendapatnya terkait video viral anak audisi menyanyi tadi.
Bagaimana pendapat Anda tentang video viral anak audisi tersebut?
“Kalau menurut saya, tontonan ini bukan untuk disaksikan oleh anak-anak. Jadi sebaiknya tidak ditonton oleh mereka,” papar psikolog anak dan remaja yang berpraktek di LPT UI Salemba ini.
Dia juga menambahkan, “Anak-anak sangat mudah terpengaruh oleh apa yang dia lihat, serta mengadopsi nilai-nilai dari apa yang dia lihat. Apalagi jika ia menonton acara seperti ini dengan sering tanpa pendampingan orangtua.”
Apa yang harus dilakukan jika anak menonton acara seperti itu?
“Idealnya, acara seperti ini tidak ditonton oleh anak-anak. Bila harus, maka perlu didampingi orang dewasa. Agar bisa diberi penjelasan bahwa industri hiburan memang seperti itu, mengutamakan penampilan dan sebagainya.”
“Di dunia hiburan, penyanyi selain suara harus bagus, penampilan juga harus enak dilihat. Tapi, di dunia nyata belum tentu begitu. Penampilan memang penting, tapi bukan hal yang utama.
Apa dampak psikologi bagi anak bila dia terlalu sering menonton acara seperti ini?
“Dampaknya, anak akan berpegang pada sesuatu yang semu. Bahwa penampilan adalah segalanya, dan hanya penampilan fisik saja yang perlu dibanggakan.”
Apa yang akan terjadi jika anak percaya penampilan adalah segalanya?
“Hal semacam ini akan membuat anak terdorong untuk memiliki gaya hidup yang tidak sehat, seperti diet berlebihan, gangguan pola makan, hingga perilaku belanja konsumtif. Anak juga akan memiliki citra diri yang buruk.”
Apa saran bagi orangtua dalam mendidik anak?
“Cari kelebihan anak yang sifatnya bukan penampilan, kembangkan potensinya. Hindari memberi label atau komentar berlebihan tentang penampilan anak. Seperti si kurus atau si gendut. Orangtua harus memberi contoh pada anak, bahwa penampilan fisik bukanlah hal utama.”
***
Nah, waspada terhadap tontonan yang bisa menyesatkan pikiran anak seperti ini ya, Parents. Dampingi anak saat menonton televisi, dan luruskan pendapat anak jika ia mendapat nilai negatif dari tontonan yang ia saksikan.
Semoga bermanfaat.
Baca juga:
Manfaat dan dampak negatif perlombaan untuk anak!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.