Bullying adalah masalah global yang ada di banyak tempat. Jika di Indonesia beberapa lalu ada kasus bullying yang melibatkan anak-anak SD dan SMP serta bullying di kampus Gunadarma, maka di Thailand pun bullying anak SMA ini juga jadi sebuah keprihatinan tersendiri.
Kasus bullying anak SMA
Tak banyak orang yang menyadari bahwa hal ini adalah tindakan bullying. Kebanyakan netizen Thailand justru menangkap bahwa bullying anak SMA semacam ini hanyalah sebuah permainan belaka.
Artikel terkait: Video Bullying di Sekolah – Di mana Nurani Anak Masa Kini?
Padahal terlihat jelas korban remaja perempuan meminta tolong di saat tubuhnya diangkat oleh banyak lelaki. Teman lainnya pun hanya menonton saja saat ia berteriak.
Para remaja lelaki yang melakukan aksi bullying itu membenturkan vagina si remaja perempuan ke pohon. Mereka benar-benar tidak mempedulikan bahwa si perempuan ini menangis memohon ampun.
Saat korban bullying anak SMA ini memohon ampun dan menangis pada orang-orang sekitarnya, para pelaku malah justru makin semangat membenturkan daerah kewanitaannya pada pohon yang ada di depan kelas.
Setelah puas mem-bully anak SMA malang tersebut, para pelakunya tertawa meninggalkan korban yang lemas sambil memeluk pohon. Tak ada seorang pun yang peduli dengan kondisinya yang teraniaya seperti itu.
Video berdurasi 1 menit 40 detik ini membuat geram para pendidik. Identitas sekolah dan para pelaku bullying pun juga belum dibuka ke publik.
Yang jelas, banyak yang menganggap bahwa hal ini adalah bentuk bercanda yang keterlaluan belaka. Banyak orang justru tertawa melihat remaja wanita ini dibenturkan ke pohon.
Alasan bercanda ini juga digunakan oleh para pelaku bullying di kampus Gunadarma kepada Farhan, mahasiswa berkebutuhan khusus beberapa hari yang lalu. Padahal Farhan sudah sering menegaskan bahwa ia tidak suka dengan cara bercanda mereka.
Orangtua dan pendidik harus memberitahu anak-anak bahwa bercanda yang keterlaluan hingga membuat orang tak nyaman adalah tindakan bullying. Jangan sampai berlindung di dalam kata bercanda saat berkaitan dengan aksi bullying.
Semoga hal ini jadi pelajaran kita semua bahwa bullying dalam bentuk apa pun harus dihentikan, apalagi ke seseorang yang lemah dan berkebutuhan khusus.
Efek negatif anak dibully di Sekolah
Memahami apa yang disebut Bullying
Sebagaimana dikutip A Fine Parenting, bullying adalah bentuk pelecehan emosional atau fisik yang memiliki tiga karakteristik yang menentukan:
Disengaja – niat pelaku intimidasi adalah untuk melukai seseorang
Diulang – perilaku diulangi, atau berpotensi diulangi, seiring waktu
Power Imbalanced – seorang pengganggu memilih korban yang menurutnya rentan
Ada banyak perilaku yang terlihat seperti intimidasi tetapi membutuhkan pendekatan yang berbeda. Penting untuk menentukan bagaimana situasinya, untuk tahu apakah itu bentuk bulying atau sesuatu yang lain.
Penindasan terjadi dalam berbagai bentuk, dengan berbagai tingkat keparahan. Berikut jenis-jenisnya:
Bullying Fisik – menusuk, mendorong, memukul, menendang, memukuli
Verbal Bullying – berteriak, mengejek, menyebut nama, menghina, mengancam akan mencelakakan
Relational Bullying – menyebarkan rumor, membuat orang lain menyakiti seseorang
Cyberbullying – Mengirim pesan atau gambar yang menyakitkan melalui Internet atau ponsel
Bullying juga bisa merupakan kombinasi dari semua ini.
Kenali Tanda-Tanda Bullying
Anak-anak memiliki banyak alasan untuk tidak memberi tahu orang dewasa tentang situasi intimidasi. Berikut tanda-tanda yang bisa diperhatikan ketika anak kita menjadi korban bullying
- Enggan atau menolak untuk pergi ke sekolah
- Menginginkan perubahan dalam rutinitas yang sudah berlangsung lama, seperti ingin diantar orangtua yang tadinya naik bus ke sekolah
- Tidak ingin berpartisipasi dalam kegiatan setelah sekolah.
- Kelihatan lebih lapar dari biasanya sepulang sekolah – mungkin itu pertanda bahwa seseorang mencuri uang makan siangnya atau bahwa dia tidak berani ke kantin saat makan siang.
- Menunjukkan tanda-tanda tekanan fisik seperti sakit kepala, sakit perut, atau mual.
- Sering pergi ke UKS untuk menghindari teman-teman kelas.
- Nilai, pekerjaan rumah anak tiba-tiba menurun
- Sering cemberut, marah, dan sering ingin dibiarkan sendiri
- Secara tidak biasa menggunakan bahasa yang buruk
- Memiliki memar atau cedera yang tidak dapat dijelaskan.
Semoga bermanfaat.
Baca juga:
Siswa SD dibully di Thamrin City: Dijambak Hingga disuruh Bersujud
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.