Masih mengalami ketakutan bahwa anak Anda akan terkena autisme jika mendapatkan imunisasi MMR (Campak, gondok dan rubella)? Apalagi gangguan perkembangan yang mempengaruhi 3 dari 10 anak ini, mengalami peningkatan frekuensi. Hal inilah yang menyebabkan orangtua bertanya-tanya, apakah penyebab dari ini semua? Mungkinkah MMR?
Gejala-gejala autisme biasanya muncul ketika anak berusia satu hingga tiga tahun dan gejala ini pun bervariasi, tergantung pada keparahan kondisi dan sebagian besar berpusat pada bagaimana anak berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain.
Ketakutan yang dirasakan orangtua adalah wajar, melihat autis ini tidak ada obat yang dikenal dan mengetahui cara-cara pencegahannya. Walaupun dengan terapi yang intensif dapat membantu mengurangi gejala autis, tapi sebenarnya kondisi tersebut akan selalu ada.
Penyebab Autisme
Penelitian medis belum mampu mengidentifikasikan penyebab konklusif untuk autis. Beberapa ahli mengatakan bahwa hal ini terjadi dikarenakan masalah genetik, sementara yang lain mengatakan bahawa hal ini terjadi karena komplikasi in-vitro atau infeksi virus . Bahkan tanggapan umum ada juga yang mengatakan vaksin MMR sebagai penyebab autisme.
MMR dan Autisme
Selama bertahun-tahun, banyak para ahli dan orangtua yang merasakan kebingungan pada permasalahan vaksin MMR sebagai penyebab autisme.
Hubungan antara MMR dan autisme dimulai ketika beberapa orangtua melihat perubahan perilaku pada anak-anak mereka setelah anak-anak tersebut diberikan vaksin MMR. Para orangtua tersebut mengatakan bahwa anak-anak mulai mengulangi kata-kata berulang atau menjadi tidak banyak bicara.
Berdasarkan pengamatan, beberapa ilmuwan memulai studi yang menunjukkan kemungkinan vaksin sebagai penyebab autisme, dan berusaha membuktikan beberapa hal ini:
1. Benarkan vaksin MMR dapat menyebabkan kerusakan lapisan dalam usus anak sehingga memungkinkan penyerapan protein encephalopathic yang menyebabkan lupa, kebingungan dan mudah marah?
2. Thimerosal, bahan yang ditemukan dalan vaksin bisa menjadi racun bagi sistem saraf pusat tubuh. Secara umum, semua vaksin mengandung racun, pengawet dan sejumlah kecil virus. Dimaksudkan untuk membuat tubuh membangun kekebalan terhadap penyakit tertentu.
3. Susunan atau kandungan dalam vaksin yang terdapat dari 3 vaksin tubuh yang berbeda, dalam satu dosis, berpotensi terlalu besar untuk ditangani bagi kekebalan tubuh seorang bayi.
Meskipun hasil studi belum dapat disimpulkan, beberapa orangtua telah terlebih dahulu memiliki anggapan, bahwa setelah memberikan vaksin MMR maka anak-anak mereka akan menderita autis setelahnya.
Kebenaran mengenai vaksin MMR
Menurut laporan, beberapa pengadilan di Amerika dan Eropa, telah memberikan ribuan dolar ke berbagai orangtua yang anaknya menderita cedera akibat vaksin MMR. Dari hal tersebut para kritikus menyatakan bahwa pengadilan telah memihak kepada jaksa penuntut, bahwa ada hubungannya antara vaksin MMR dan autisme.
Sayangnya, semua dokumen mengenai kasus hukum terhadap vaksin MMR dimateraikan sehingga tidak ada cara bagi masyarakat untuk melihat dan menentukan kebenaran seputar hal ini.
Beberapa sumber dari Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika menatakan bahwa anak-anak dari pihak penuntut tidak pernah menderita autisme tapi menderita encephalopathy yang merupakan sejenis gangguan otak.
Selain itu, dokter yang pada awalnya mempublikasikan bahwa vaksin MMR menyebabkan autisme, dr. Andrew Wakefield, dinyatakan bersalah karena sengaja memalsukan penelitian tentang masalah ini, untuk mencapai ketenaran dan keuntungan finansial.
Tampaknya ia telah melakukan penelitian pada anak-anak tanpa persetujuan resmi. Tetapi karena banyak orang lebih percaya mengenai teori bahwa vaksin MMR menyebabkan autisme, maka dr. Wakefield masih terus melakukan seminar dan pembicaraan. Ia juga seorang penulis laris, yang telah menerbitkan buku mengenai masalah ini.
Sebuah artikel di Forbes tampaknya juga menunjukkan bahwa penelitian dan keputusan akhir bukanlah merupakan bukti sebenarnya, seperti sebuah pengadilan di Italia yang tidak dikenali dengan mendasarkan keputusan mereka hanya pada ilmu pengetahuan alam (science) saja.
Jadi, hingga saat ini belum ada pembuktian ilmiah bahwa vaksin MMR menyebabkan autisme. Semoga ulasan ini bermanfaat untuk kita semua.
Sumber: Whiteoutpress and Frobes, theAsianParent.com
Simak artikel menarik lainnya:
- Pentingnya Imunisasi dan Efek Sampingnya
- Waspadai Demam Tifoid di Musim Penghujan
- Cegah Virus pada Kehamilan dengan Vaksin