Dalam mengatasi pandemi COVID-19, salah satu upaya yang harus dilakukan adalah dengan vaksinasi. Sampai saat ini, vaksinasi baru bisa dilakukan kepada orang dewasa. Vaksin COVID-19 untuk anak terutama yang di bawah usia 12 tahun masih belum bisa diberikan.
Padahal sampai saat ini, varian Delta menyebabkan jumlah anak yang terinfeksi terus bertambah. Meski demikian, ada sejumlah penelitian tentang vaksin COVID-19 untuk anak di bawah usia 12 tahun yang terus dilakukan oleh para peneliti.
Berikut ini beberapa kebijakan dan penelitian terhadap berbagai jenis vaksin COVID-19 untuk anak.
Artikel terkait: Vaksin Covid-19 Memengaruhi Kesuburan? Berikut Faktanya
Penelitian Vaksin COVID-19 untuk Anak di Bawah 12 Tahun
1. Vaksi Sinovac
Melansir dari ABC News, selaku produsen vaksin, Sinovac mengatakan bahwa vaksin COVID-19 aman untuk anak-anak usia 3-17 tahun. Hal itu berdasarkan data awal, dan telah menyerahkan data tersebut ke regulator obat China. Seperti kita tahu, sampai saat ini, lebih dari 70 juta suntikan vaksin Sinovac telah didistribusikan ke seluruh dunia, termasuk di China.
China telah menyetujui penggunaannya pada orang dewasa, tetapi belum digunakan pada anak-anak karena perbedaan respons sistem kekebalan mereka terhadap vaksin. Menurut direktur media Sinovac, Gang Zeng, uji klinis tahap awal dan menengah dengan lebih dari 550 subjek menunjukkan vaksin akan menginduksi respons imun.
Dua penerima mengalami demam tinggi sebagai respons terhadap vaksin, satu berusia 3 tahun dan yang lainnya berusia 6 tahun. Sisa subjek percobaan mengalami gejala ringan, kata Zeng.
“[Hal ini] menunjukkan bahwa vaksin itu aman dan akan menimbulkan respons imun yang berpotensi berguna terhadap SARS-CoV-2 sangat disambut baik,” kata Eng Eong Ooi, seorang profesor di sekolah Kedokteran Duke NUS di Singapura yang memimpin pengembangan vaksin.
Akan tetapi, dia mengatakan data yang disajikan secara publik oleh perusahaan tidak cukup untuk memberikan jawaban konklusif atas temuan tersebut.
2. Vaksin Sinopharm untuk Anak di Bawah 12 Tahun, Aman atau Tidak?
Uni Emirat Arab telah menyetujui penggunaan vaksin COVID-19 untuk anak. Dalam program ini, vaksin yang digunakan adalah vaksin Sinopharm. Melansir dari Bloomberg, keputusan untuk menyetujui vaksin untuk anak-anak berusia 3 hingga 17 tahun didasarkan pada hasil studi klinis dan evaluasi lokal.
Beberapa negara sejauh ini telah menyetujui vaksin untuk anak-anak berusia 3 tahun. Ibu kota UEA, Abu Dhabi, Singapura, Hong Kong, dan beberapa negara bagian AS telah mengizinkan vaksinasi untuk anak berusia 12 tahun ke atas.
Negara Timur Tengah telah meluncurkan salah satu program vaksinasi tercepat di seluruh dunia, dengan 16,8 juta suntikan diberikan dalam populasi 10 juta.
Artikel terkait: Viral Dugaan Influencer Dapat Jatah Vaksin Covid-19 Dosis Ketiga, Ini 5 Faktanya!
3. Vaksin Moderna
Penelitian menunjukkan bahwa vaksin Moderna bisa digunakan untuk anak. Melansir dari Associated Press (AP News), European Medicines Agency telah merekomendasikan pemberian vaksin COVID-19 untuk anak usia 12 hingga 17 tahun. Vaksin yang digunakan adalah vaksin Moderna yang pertama kali vaksin tersebut diizinkan untuk orang di bawah 18 tahun.
Regulator obat UE mengatakan penelitian pada lebih dari 3.700 anak berusia 12 hingga 17 tahun menunjukkan bahwa vaksin Moderna – yang sudah diberikan izin untuk orang dewasa di seluruh Eropa – menghasilkan respons antibodi yang sebanding.
Hingga saat ini, vaksin yang dibuat oleh Pfizer dan mitra Jerman BioNTech telah menjadi satu-satunya pilihan untuk anak-anak berusia 12 tahun di Amerika Utara dan Eropa. Badan Pengawas Obat dan Makanan AS saat ini sedang mempertimbangkan apakah akan memperluas penggunaan vaksin Moderna ke kelompok usia yang sama.
Dengan persediaan vaksin global yang masih terbatas, sebagian besar dunia sedang berjuang untuk mengimunisasi orang dewasa. Organisasi Kesehatan Dunia dan lembaga lainnya telah mendesak negara-negara kaya untuk menyumbangkan dosis mereka ke negara berkembang.
Ratusan juta dosis Moderna telah diberikan kepada orang dewasa dan perusahaan tersebut mengatakan bahwa vaksin dua dosis itu sama protektifnya bagi remaja. Dalam sebuah penelitian terhadap lebih dari 3.700 anak berusia 12 hingga 17 tahun, vaksin memicu tanda-tanda perlindungan kekebalan yang sama. Pun tidak ada gejala COVID-19 yang muncul pada kelompok yang divaksinasi, dibandingkan dengan empat kasus di antara mereka yang diberi suntikan dummy.
Artikel terkait: 5 Jenis Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil, Ini Aturan Pemberiannya
4. Bolehkah Vaksin COVID-19 Pfizer Diberikan untuk Anak di Bawah Usia 12 Tahun?
Melansir dari NBCNews, keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah memberikan izin vaksin Pfizer digunakan untuk anak usia 16 tahun ke atas. Namun, untuk anak usia 12 hingga 15 tahun, mereka juga masih bisa mendapatkan vaksin Pfizer melalui otorisasi penggunaan darurat.
Dr. Peter Marks, direktur Pusat Evaluasi dan Penelitian Biologi FDA, mengatakan dalam konferensi pers video Senin bahwa uji coba vaksin untuk anak-anak terus berlanjut. Serta, badan tersebut harus menunggu perusahaan mengirimkan data dari uji coba tersebut sehingga FDA memiliki dataset keamanan yang baik.
FDA perlu memastikan bahwa vaksin tersebut aman diberikan pada anak usia di bawah 12 tahun.
***
Demikian beberapa penelitian dan kebijakan terkait pemberian vaksin COVID-19 untuk anak, termasuk yang di bawah usia 12 tahun. Sampai sekarang penelitian memang terus dilakukan untuk memastikan bahwa vaksin benar-benar aman diberikan kepada anak-anak.
Baca juga:
Aturan Terbaru, Masyarakat Harus Tunjukkan Sertifikat Vaksin Saat Berkunjung ke Warteg
Segera Digunakan di Indonesia, Apakah Vaksin COVID-19 Moderna Boleh untuk Ibu Hamil?