Baru-baru ini, beredar isu yang mengatakan vaksin COVID-19 mengandung magnet. Isu ini berasal dari video yang menunjukkan sebuah koin menempel di lengan seorang laki-laki yang baru saja disuntik vaksin. Sejak itu, banyak masyarakat yang percaya bahwa vaksin COVID-19 memang benar-benar mengandung magnet.
Namun, benarkah demikian? Melansir berbagai sumber, yuk simak ulasan dan fakta selengkapnya berikut ini!
Fakta Tentang Vaksin COVID-19 yang Disebut Mengandung Magnet
Beredarnya Video Tidak Bertanggung Jawab
Isu mengenai vaksin COVID-19 ini beredar setelah sebuah video diunggah di media sosial oleh salah satu oknum. Dalam video tersebut ada seseorang yang menempelkan koin ke lengan seorang laki-laki. Koin tersebut ditempel tepat di bekas suntikan vaksin.
Seperti terlihat pada video, koin terus menempel dan tidak jatuh atau terlepas. Setelah itu muncullah anggapan di masyarakat bahwa vaksin COVID-19 mengandung magnet.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanggulangan Covid-19 Wiku Adisasmito dengan tegas mengatakan bahwa vaksin COVID-19 sama sekali tidak mengandung magnet.
“Perlu diketahui, bahwa vaksin tidak mengandung magnet,” kata Wiku dalam konferensi pers yang dilakukan Jumat, (28/5), melansir Tempo.
Hal sama juga diucapkan Pakar epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman yang ikut menegaskan bahwa informasi pada video tersebut adalah hoax.
Artikel terkait: 4 Hoaks Vaksin COVID-19 yang Jangan Lagi Dipercaya, Cek Faktanya di Sini!
Penjelasan Mengapa Koin Tidak Lepas
Beberapa juga beranggapan, bisa jadi koin lengket karena ada kemungkinan lengan laki-laki tersebut basah oleh keringat. Hal itu juga yang dijelaskan oleh Wiku. Ia mengatakan, koin bisa menempel pada kulit si laki-laki karena keringat di lengannya. Keringat tersebut tentu saja diproduksi secara alami pada kulitnya, serta dengan melakukan tekanan dan gesekan yang tepat koin bisa menempel layaknya magnet atau seperti dilem.
Penjelasan yang lebih masuk akal juga dijabarkan oleh Dicky Budiman. Ia mengatakan bahwa koin menempel karena tertempel di bekas plester. Sederhananya, sesaat setelah menyuntikkan vaksin, tenaga medis biasanya menempelkan plester pada bekas suntikan. Dan ketika plester dilepas, sisa perekatnya masih tersisa di sana.
“Itu ketika misalnya dicabut ya itu pasti ada residunya atau bekas rekatan apalagi kalau misalnya berkeringat,” tutur Dicky melansir Detik, Jumat (28/5).
Jadi besar kemungkinan, itu juga yang membuat koin mudah menempel pascavaksinasi.
“Kalau bicara koin bisa nempel di badan setelah vaksin itu bukan hal yang aneh, bukan karena vaksinnya. Itu karena kita tahu setelah divaksin itu biasanya tenaga medis kan menempelkan plester atau band aid,” sambungnya lagi.
Artikel terkait: 8 Fakta dan Hoax Vaksin COVID-19, Jangan Sampai Salah Informasi!
Masyarakat Perlu Lebih Hati-hati pada Isu yang Beredar
Apa yang dikatakan Wiku Adisasmita dan Dicky Budiman memang jauh lebih masuk akal dibandingkan cerita pada video yang direkam tanpa penjelasan apapun.
“Kita ketika kecil, kan, suka main nih, misalnya koin ditempelkan di kening. Menempel di kening, tapi bukan karena ada magnet, atau misalnya wajah muka berminyak nih, nempel di pipi nih. Bukan karena ada magnet di pipi saya,” terang jelas Dicky gemas sambil memperagakan kata-katanya.
Wiku Adisasmito sangat menyayangkan video tersebut viral dan masyarakat lekas percaya dengan isu tersebut. Untuk kemudian hari, ia berharap masyarakat mau meluangkan waktu untuk mengecek kebenaran dari setiap isu miring yang diterima. Dan jika belum diketahui kebenaran atau kredibilitasnya, sebaiknya masyarakat tidak langsung menyebarkan berita atau informasi tersebut.
“Kesalahan kita dalam menyebarkan informasi yang belum dapat diverifikasi sama saja dengan menyebar berita bohong atau hoaks. Dan ini tentunya akan menghambat upaya pemerintah dalam menangani pandemi,” ujar Wiku Adisasmito menanggapi video vaksin COVID-19 mengandung magnet.
Artikel terkait: Catat! Ini 3 Cara Melihat Sertifikat Vaksin COVID-19
Kandungan pada Vaksin COVID-19
Pada umumnya, kandungan utama dalam vaksin COVID-19 adalah virus yang sudah dimatikan (inactivated). Artinya, Virus Corona sudah dalam keadaan mati, bukan virus hidup atau yang dilemahkan. Metode inactivated memang metode paling umum dalam pembuatan vaksin jenis apapun.
Kandungan umum lainnya pada vaksin adalah aluminium hidroksida. Fungsinya, lebih untuk meningkatkan kemampuan vaksin. Lalu ada larutan fosfat yang berfungsi sebagai stabilizer atau penstabil vaksin, dan natrium klorida yang bermanfaat agar kulit Anda tetap terasa nyaman saat menerima vaksinasi (penenang atau isotonis).
Sisanya vaksin terdiri dari protein, lipid, garam, air, dan bahan kimia untuk menjaga tingkat keasaam (pH atau Power of Hydrogen) dari vaksin.
Itulah fakta seputar vaksin COVID-19 yang disebut mengandung magnet. Dari kejadian ini, yuk, Parents, biasakan belajar mencari kebenaran setiap informasi yang masuk ke telinga dan mata kita. Selain itu, jangan terpancing untuk menyebarkan informasi yang belum diketahui kebenarannya juga, ya.
Semoga bermanfaat!
***
Baca juga:
14 Efek Samping Vaksin COVID-19, Bersifat Ringan dan Sementara
Mungkinkah Terinfeksi COVID-19 Setelah Divaksin? 4 Penyebab Ini Perlu Dipahami