Filosofi Upacara Petik Laut, Wujud Syukur Nelayan di Jawa Timur

Sesaji dilarung ke laut sebagai wujud syukur kepada Yang Maha Pencipta. Apalagi fakta menarik lainnya?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Upacara Petik Laut adalah suatu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Banyuwangi untuk menyambut tahun baru penanggalan Jawa. Upacara ini juga dilakukan sebagai wujud syukur atas hasil laut para nelayan selama satu tahun.

(Sumber: Instagram.com/amri_arfianto)

Sebagai negara maritim, Indonesia kaya akan sumber daya hasil laut. Bahkan, ada ungkapan bawah nenek moyang orang Indonesia adalah seorang pelaut yang tangguh dan ulung. Maka dari itu, turun-temurun banyak masyarakat pesisir yang menggantungkan nasib menjadi nelayan.

Untuk mengucapkan rasa syukur atas hasil laut itu, masyarakat Jawa, Madura, dan Osing di Banyuwangi melaksanakan tradisi upacara Petik Laut.

Ada juga suatu cerita ataupun kepercayaan bahwa pada upacara Petik Laut, sesaji yang dilarungkan ditujukan kepada Nyi Roro Kidul yang konon katanya mendiami pantai selatan Jawa.

Artikel terkait: 10 Tradisi Hari Ibu di Berbagai Negara, Unik dan Menarik!

Apa Itu Upacara Petik Laut?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

(Sumber: Instagram.com/andreyongz)

Dilansir dari Banyuwangikab.go.idi, upacara Petik Laut adalah tradisi turun temurun yang dilakukan oleh warga sekitar untuk mengucap syukur selama satu tahun mereka boleh diberikan rezeki dari hasil laut.

Upacara ini dilakukan dengan melarungkan sesaji ke tengah laut menggunakan perahu mini. Sesaji yang dipersembahkan seperti kepala sapi dan hasil bumi maupun laut. 

Selain berterima kasih, upacara ini juga dilangsungkan untuk menyampaikan permohonan untuk tahun-tahun kedepannya. Agar para nelayan diberikan keselamatan dan rezeki yang melimpah ketika melaut.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selain melarungkan sesaji ke laut, diadakan juga selamatan dengan mengadakan wayang kulit. Acara selamatan dilakukan terlebih dahulu sebelum melarungkan sesaji.

Artikel terkait: Tradisi Omed Omedan, Ritual Unik Bali yang Sering Salah Kaprah

Pelaksanaan Upacara Petik Laut

(Sumber: Instagram.com/xridxxcosm)

Upacara Petik Laut biasanya selalu diadakan pada tanggal 14-15 bulan Suro dalam penanggalan Jawa. Sebelum pelarungan sesaji dimulai, pemuka agama biasanya akan memimpin didalam doa.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sesaji ditempatkan pada satu perahu kecil yang telah dihias, yang disebut gitek. Dalam perahu itu biasanya disiapkan kepala sapi, buah-buahan, kembang tujuh rupa dan juga kemenyan.

Kembang tujuh rupa juga memiliki makna filosofis dalam upacara ini. Tujuh jenis kembang ini melambangkan tujuh hari dalam satu minggu. Harum bunga menjadi harapan agar manusia bisa hidup bermanfaat bagi sesama.

(Sumber: Instagram.com/seputar_pasuruan)

Setelah gitek sudah siap, maka akan dibawah oleh satu perahu besar menuju ke tengah laut tempat dilarungkannya sesaji. Perahu besar itu, beserta banyak perahu lain yang mengiringi perjalanan gitek akan dihias sedemikian rupa, baik dengan umbul-umbul, bendera berwarna-warni, dan hiasan lainnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Setelah sampai di lokasi tempat gitek dilarungkan, para nelayan yang mengiringi gitek tadi pun ikut turun menceburkan diri ke laut untuk berburu sesaji tadi. Sesaji ini tentunya melambangkan berkah yang akan didapatkan di masa mendatang.

Artikel terkait: 10 Pasar Tradisional Unik dan Tak Biasa, Hanya Ada di Indonesia!

Ada Parade dan Lomba Hias Perahu

Untuk memeriahkan suasana Petik Laut, momen ini juga dipakai untuk menghelat parade dan perlombaan menghias perahu. Para nelayan menghias perahu mereka sekreatif mungkin untuk memenangkan ajang ini. Sungguh suatu kebanggaan jika berhasil menang.

Berikut kemampuan dan kreativitas para nelayan yang dituangkan dalam ajang hias perahu Petik Laut.

1. Pakai Tema Wayang dan Naga

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

(Sumber: Instagram.com/dolordarjo)

Wah… megah bukan? Ini adalah salah satu perahu yang diperlombakan dalam acara Petik Laut di Gisik Cemandi, Sidoarjo. Perahu ini dihias dengan wayang dan naga raksasa berwarna hijau. Bendera merah putih juga dibentangkan, menambah semangat cinta tanah air.

2. Serba Merah Putih

(Sumber: Instagram.com/dolordarjo)

Perahu ini juga dihias dan dilombakan dalam acara Petik Laut di Gisik Cemandi, Sidoarjo. Perahu yang satu ini menggunakan hiasan serba merah putih. Tak lupa, perahu ini juga dilengkapi dengan gambar lambang negara, dan logo pemerintahan daerah. Sangat nasionalis, ya…

3. Undang Sosok Hanoman

(Sumber: Instagram.com/sebelum_kenyang)

Perahu yang satu ini punya maskot sendiri, loh… Saking niatnya, nelayan yang mempunyai perahu ini menambahkan sosok Hanoman untuk melengkapi estetika perahunya.

Sementara di sebelahnya, terdapat perahu yang dihias dengan patung naga berwarna hijau dibagian atas perahu. Kedua perahu ini diperlombakan dalam acara Petik Laut di Probolinggo tahun 2019.

4. Andalkan Kecantikan Warna Perahu

(Sumber: Instagram.com/semangatbanyuwangi)

Perahu-perahu ini dihias dalam perlombaan hias perahu di Petik Laut Muncar. Berbeda dengan yang lain, perahu ini mengandalkan kecantikan warnanya.

Upacara Petik Laut di Era Modern

(Sumber: Instagram.com/snowweddingsitubondo)

Seiring dengan berjalannya waktu, tradisi Petik Laut di berbagai tempat di Jawa Timur pun diberikan sentuhan modern. Sekarang sebelum dilaksanakannya tradisi Petik Laut, maka akan dilangsungkan acara syukuran dengan iringan musik dangdut, orkes dan lainnya.

Sering juga dilaksanakan pertunjukkan tari-tarian, juga arak-arakan untuk memeriahkan tradisi ini. Berbagai daerah di Jawa Timur mempunyai keunikan masing-masing dalam melaksanakan tradisi ini.

Salah satunya, di Sumenep, bukan hanya laki-laki dewasa yang boleh ikut dalam perahu yang mengiringi gitek, tetapi perempuan dan anak-anak juga diperbolehkan. 

Parents, itu dia seputar tradisi Petik Laut, jika Parents ingin lihat tradisinya, Petik Laut tahun 2022 akan jatuh pada 15 Suro, atau tanggal 14/15 Agustus 2022. Berniat menyaksikannya?

Baca Juga:

Cobain Destinasi Wisata Likupang, Bali Baru yang Dikelilingi Laut Indah

10 Manfaat Wisata Alam, Melepas Stres hingga Tingkatkan Kreativitas

Tidak Mudik Lebaran? Coba Kunjungi 5 Tempat Wisata di Jakarta yang Seru Ini, Yuk!

Penulis

Debora Pane