Apabila Parents pernah menghadiri sebuah acara pernikahan seorang prajurit militer, Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan upacara Pedang Pora. Ya, upacara yang diiringi dengan rangkaian sejumlah pedang yang membentuk gapura.
Sesuai dengan kata asalnya yaitu Pedang Pura atau Gapura Pedang, rekan-rekan atau adik angkatan dari mempelai pria akan berbaris dan merangkai pedang menjadi seperti gapura. Ini sudah menjadi tradisi di dunia militer. Dan upacara ini mencerminkan solidaritas dan persaudaraan dari para perwira upacara.
Upacara ini bisa dilakukan untuk seluruh perwira aktif yang berasal dari AAU (Akademi Angkatan Udara), AAL (Angkatan Laut), Akmil (Angkatan Militer), Akpol (Akademi Kepolisian), IDP (Ikatan Dinas Pendek), Sepawamil (Sekolah Perwira Wajib Militer), dan Semapa PK (Sekolah Perwira Prajurit Karier Tentara Indonesia.
Upacara ini hanya bisa dilakukan satu kali seumur hidup dan hanya diperuntukkan bagi perwira pria. Namun, apabila perwira perempuan menikahi seorang perwira, maka dia bisa menyelenggarakannya juga.
Artikel Terkait: 10 Negara dengan Militer Terkuat di Dunia 2022
Sejarah Upacara Pedang Pora
Ini merupakan tradisi militer yang telah dilakukan secara turun-temurun. Tradisi ini hanya diselenggarakan saat acara pernikahan prajurit militer saja. Prajurit militer yang menikah akan beriringan dengan hunusan pedang yang membentuk sebuah gapura dari hunusan pedang rekan-rekan atau adik angkatan.
Kemudian sepasang pengantin akan melewati gapura tersebut untuk menuju ke pelaminan. Pelaksanaan upacara ini adalah simbol solidaritas dan persaudaraan para prajurit militer. Ini juga menandakan bahwa pasangan pengantin itu telah diterima dalam keluarga besar militer.
Tidak hanya sebagai tradisi, pedang yang membentuk gapura ini melambangkan sikap dan jiwa ksatria kedua pengantin, yang akan selalu siap menghadapi segala rintangan saat membina bahtera rumah tangga bersama.
Prosesi Pedang Pora
Diawali dengan formasi baris saling berhadapan yang terdiri dari 12 perwira Pasukan Pedang Pora berseragam lengkap. 12 perwira tersebut akan menghunuskan pedang mereka hingga membentuk sebuah gapura. Setelah semua pasukan telah siap, maka Komandan Regu akan melapor kepada sang pengantin.
Kemudian, kedua mempelai akan berjalan melewati Gapura Pedang yang sudah terbentuk sempura. Di bawah gapura itu, pengantin akan menyematkan cincin pernikahan dan terdapat prosesi penyerahan pakaian seragam Persit (Persatuan Istri Tentara) kepada mempelai perempuan.
Setelah dua prosesi itu berjalan lancar, Komandan Regu menyerukan perintah Tegak Pedang dan dilanjut dengan pembacaan puisi. Kemudian, sang pengantin akan dipersilahkan berjalan menuju ke pelamanin.
Artikel Terkait: Fakta Agus Prayogo, Atlet sekaligus Anggota TNI yang Curi Perhatian di PON Papua
Dokumen Persyaratan yang Harus Dipersiapkan
Sumber: Ide Wedding
Sebelum melangsungkan tradisi Pedang Pora, para perwira yang akan menikah harus mempersiapkan sejumlah dokumen penting yang menjadi persyaratannya. Dokumen yang perlu dipersiapkan bahkan sangat banyak, apa saja ya kira-kira? Daripada penasaran, simak penjelasan berikut.
1. Permohonan izin untuk menikah dan 10 lembar salinan lengkap dengan tanda tangan dari atasan di satuan masing-masing.
2. Surat kesanggupan calon mempelai perempuan yang telah dibubuhi tanda tangan bermaterai.
3. Surat pernyataan persetujuan dari pihak orang tua kedua pengantin.
4. Surat keterangan belum menikah dari kelurahan dan KUA (Kantor Urusan Agama) setempat.
5. Surat keterangan menetap dari orangtua kedua pengantin.
6. Surat bentuk sampul D, yang mana diurus di Kodim (Komando Distrik Militer) dan Koramil (Komando Rayon Militer) di wilayah calon istri tinggal. Yang ditujukan kepada Komandan Kodim, Perwira Seksi Intelijen, Perwira Seksi Teritorial, dan Komandan Rayon militer.
7. Dokumen N 1, dokumen yang berisi keterangan akan menikah, bertandatangan orangtua dan calon pengantin perempuan.
8. Dokumen N 2, pernyataan yang berupa asal usul calon pengantin perempuan dan orang tuanya.
9. Dokumen N 4, surat keterangan tentang calon pengantin perempuan.
10. Surat penyataan calon pengantin.
11. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dari pihak calon pengantin perempuan dan orang tuanya.
12. Ijazah calon pengantin perempuan.
13. Akta kelahiran kedua pengantin.
14. Fotokopi KTP calon pengantin perempuan dan orang tua.
15. Pas foto calon pengantin pria berukuran 6×9 memakai pakaian dinas dan Persit tanpa lencana dengan latar biru sebanyak 12 lembar.
16. Pas foto calon pengantin wanita berukuran 4×6 dengan pakaian Persit sebanyak lima lembar.
Itulah dokumen-dokumen yang harus dipersiapkan oleh calon pasangan pengantin militer. Cukup banyak, bukan?
Artikel Terkait: Mengenal Pangkat TNI: Angkatan Darat, Laut, dan Udara
Biaya Pelaksanaan
Sudah menjadi rahasia umum jika setiap pernikahan selalu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tak terkecuali pernikahan militer yang menggunakan tradisi pedang pora. Tidak ada aturan jelas yang menyatakan biaya pelaksanaan upacaranya.
Pasalnya, itu tergantung pada biaya pernikahan yang telah ditetapkan oleh calon pengantin dan keluarga. Oleh karenanya, hanya pihak keluargalah yang mengetahui rinciannya secara lengkap.
Namun jika mengulik ke acara-acara sebelumnya, biaya untuk tradisi pedang pora ini bisa memakan biaya yang tidak sedikit. Selain keluarga, Anda juga bisa menghubungi pihak wedding organizer yang digunakan untuk menanyakan berapa biaya pernikahan dengan prosesi pedang pora tersebut.
Untuk prosesi pedang pora TNI AD hingga jabatan militer lainnya berbeda-beda, tergantung dengan pangkat yang dimiliki prajurit militer itu sendiri.
Tata Cara Pelaksanaan
Untuk melangsungkan tradisi ini, para calon pengantin harus mengikuti aturan-aturan yang telah diatur dalam Prosedur Tetap (PROTAP) Pelaksanaan Upacara Pernikahan Pedang Pora. Sebagai informasi, orang tua pengantin dapat ikut serta atau tidak ikut serta pun tidak masalah.
Hanya saja bagi orang tua yang tidak ikut serta, maka akan ada 12 tahap pelaksanaan upacara tersebut. Berikut penjelasan lebih lengkapnya.
1. Orang Tua Tidak Ikut Serta
Jika orang tua pengantin tidak ikut serta maka ada 12 tahap pelaksanaan yang terdiri dari:
- Pertama-tama, pasukan yang bertugas memasuki tempat upacara
- Pengantin bersama kedua orang tua memasuki tempat pelaksanaan upacara
- Inspektur upacara memasuki tempat pelaksanaan upacara
- Laporan komandan pasukan pedang pora kepada inspektur upacara
- Kemudian, pengantin memasuki gapura yang terbentuk dari pedang pora
- Pernyataan dari sang inspekstur upacara
- Prosesi pemberian tanda kehormatan kepada pengantin
- Pengantin dipersilahkan berjalan menuju pelaminan yang diiringi inspektur upacara
- Komandan pasukan memberikan laporan bahwa acara telah selesai kepada inspektur upacara
- Inspektur upacara pun meninggalkan tempat upacara
- Sesi foto oleh pasukan pedang pora dengan pengantin
- Upacara selesai
2. Orang Tua Ikut Serta
Jika orang tua ikut terlibat maka yang memasuki tempat upacara tidak hanya orang tua saja tetapi juga keluarga inti. Itulah yang membedakan dengan prosesi jika orang tua tidak ikut serta.
Pada saat memasuki gapura, orang tua dan keluarga inti juga turut terlibat sehingga bukan hanya pengantin saja. Jadi, yang mengikuti prosesi ini adalah inspektur upacara, orang tua, keluarga inti, dan pasukan pedang pora.
Setelah melewati gapura itu, peran para orang tua dan keluarga inti selesai. Dan pada prosesi selanjutnya seperti foto bersama, laporan oleh komandan pasukan, mereka tidak diikutsertakan.
Demikianlah informasi mengenai upacara pedang pora ketika menikah dengan seorang perwira militer. Upacara yang melibatkan segenap prajurit militer pastinya akan menjadi pengalaman berharga bagi Anda dan pasangan. Semoga bermanfaat bagi Anda yang bermimpi melangsungkan pernikahan dengan prosesi ini.
***
Baca juga:
Inilah Rincian Gaji TNI dari Bintara, Tamtama, Hingga Perwira Lengkap
Mengenal Jenis Alutsista di TNI AD, TNI AL, dan TNI AU
Viral Anak Afrika Menangis karena Satgas TNI Pamit Pulang ke Indonesia, Begini Kisahnya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.