7 Pemeriksaan Kehamilan di Trimester Kedua yang Tidak Boleh Dilewatkan
Ragam pemeriksaan dilakukan agar kehamilan dan janin terpantau dengan baik. Apa saja ya?
Trimester kedua adalah masa di mana kehamilan Bunda memasuki minggu ke 13 hingga 27. Kehamilan di masa ini sering disebut sebagai masa paling menenangkan bagi ibu hamil karena biasanya morning sickness atau mual-mual yang bumil rasakan di trimester pertama mulai berkurang.
Meskipun trimester kedua umumnya menjadi masa tenang bagi bumil, ada hal-hal yang tetap harus diwaspadai. Pasalnya, ada banyak gangguan kesehatan yang bisa terjadi pada bumil maupun janin di trimester ini. Untuk itu, Bunda perlu melakukan beberapa pemeriksaan kesehatan yang sangat disarankan ketika kehamilan memasuki trimester kedua.
Pemeriksaan kesehatan bertujuan untuk mendeteksi kemungkinan adanya gangguan pada kehamilan sedini mungkin. Sebab, berbagai masalah seperti pendarahan, kelahiran prematur hingga down syndrome rentan terjadi di masa ini. Jadi, ibu hamil sangat disarankan untuk melakukan beberapa pemeriksaan berikut.
Lantas, apa saja pemeriksaan yang perlu dilakukan ibu hamil di trimester kedua?
Artikel Terkait: Wajib Catat! 11 Komplikasi Kehamilan yang Mungkin Terjadi di Trimester Kedua
Pemeriksaan Kehamilan Trimester Kedua
Setidaknya, ada 7 jenis pemeriksaan yang perlu Bunda lakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua antara lain:
1. Tes Maternal Serum Alpha-Fetoprotein (MSAFP)
Memasuki trimester ini, dokter biasanya akan menyarankan ibu hamil untuk melakukan genetic screening test. Salah satu bagian dari tes tersebut adalah pemeriksaan Maternal Serum Alpha-Fetoprotein (MSAFP). MSAFP dilakukan untuk mengukur tingkat alpha-fetoprotein. Alpha-protein merupakan jenis protein yang dihasilkan janin.
Melalui pemeriksaan ini, maka ibu hamil bisa mendeteksi keadaan organ janin di dalam kandungan dan mengetahui apakah ada kemungkinan terjadinya potensi down syndrome.
Di samping pemeriksaan MSAFP, biasanya dokter juga akan menyarankan ibu hamil untuk memeriksa substansi lain pada trimester kedua, seperti tes kadar hCG, hormon estriol, serta inhibin-A.
2. Antenatal Care (ANC) di Trimester Kedua
Kementerian Kesehatan RI merekomendasikan satu kali pemeriksaan melalui ANC. Pemeriksaan ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental ibu hamil agar nantinya dapat menjalani persalinan, melewati masa nifas, memberikan ASI, serta memulihkan kesehatan organ reproduksi.
Tes ANC bisa didapatkan dengan mudah oleh ibu hamil di puskesmas, klinik, maupun rumah sakit. Tidak hanya dokter kandungan dan dokter umum saja yang dapat melakukan pemeriksaan ini, tetapi bidan dan perawat juga bisa melakukannya.
Secara rinci, pemeriksaan ANC dilakukan untuk:
- Mengantisipasi terjadinya komplikasi kehamilan
- Memantau tumbuh kembang janin serta perkembangan kehamilan untuk memastikan ibu dan janin tetap sehat
- Mempersiapkan persalinan sekaligus menekan kemungkinan adanya trauma atas rahim
Artikel Terkait: 7 Perubahan Saat Kehamilan Trimester Kedua, Bunda Mengalaminya?
3. Non-Invasive Prenatal Testing (NIPT)
Untuk mengetahui kondisi kesehatan janin yang sedang tumbuh dan berkembang di trimester kedua, maka ibu hamil perlu melakukan Non-Invasive Prenatal Testing (NIPT).
Tes ini dilakukan dengan cara mengambil sampel darah sehingga dokter dapat mendeteksi adanya kemungkinan potensi down syndrome, mengetahui jumlah kromosom janin, serta memastikan kelengkapan salinan kromosom.
Secara normal, kromosom manusia sehat berjumalah 23 pasang. Urutan kromosom yang paling terakhir digunakan untuk mengenali jenis kelamin janin di dalam kandungan.
4. Fetal Doppler Ultrasound Test
Pemeriksaan berikutnya bagi ibu hamil di trimester kedua adalah fetal doppler ultrasound test. Tes ini memakai alat doppler ultrasounds yang bekerja menggunakan gelombang suara.
Doppler ultrasounds berfungsi untuk mendeteksi aliran darah melalui pembuluh. Dengan begitu, ibu hamil bisa mengetahui bagaimana kondisi siklus atau aliran darah ke plasenta.
Selain itu, ada juga alat doppler ultrasounds versi mini yang biasa disebut Fetal Doppler. Alat ini dapat mendeteksi detak jantung janin lebih dini.
Artikel Terkait: Fetal Fibronectin Test Penting untuk Cegah Kelahiran Prematur
5. Tes Amniosentesis
Amniosentesis adalah tes yang disarankan untuk ibu hamil dengan usia kandungan 15 – 18 minggu, khususnya jika sang ibu berusia 35 tahun ke atas saat hamil. Pemeriksaan yang satu ini dilakukan apabila dokter menemukan adanya risiko masalah kesehatan kehamilan pada multiple screening.
Prosedur yang nantinya dilakukan yaitu dengan mengambil sampel cairan ketuban melalui jarum yang dimasukkan ke perut ibu.
Sampel cairan ketuban tersebut kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Apabila pada cairan ketuban ditemukan kerusakan, maka ini bisa menjadi pertanda adanya masalah kesehatan yang serius pada janin.
6. Pemeriksaan Ultrasound (USG) di Trimester Kedua
Saat kehamilan Bunda memasuki usia kehamilan 20 minggu di trimester kedua, maka pemeriksaan USG juga tidak boleh dilewatkan. Sebab, dengan pemeriksaan ini akan dapat diketahui apakah terjadi risiko cacat lahir pada janin.
Pemeriksaan ini menggunakan alat ultrasound yang diletakkan di atas perut ibu hamil. Ujung dari alat tersebut akan mengeluarkan gelombang suara yang dapat memicu gema. Gema akan ditangkap oleh alat dan gambar janin di dalam rahim diperlihatkan pada layar. Melalui alat ini, pergerakan janin dapat dilihat dari segala sisi.
7. Uji Glukosa atau Glucose Challenge Test (GCT)
Saat usia kehamilan memasuki 24 – 28 minggu, maka ibu hamil disarankan untuk melakukan glucose challenge test atau uji glukosa. Melalui pemeriksaan ini, dokter bisa mendeteksi risiko diabetes gestasional pada ibu hamil secara dini.
Dalam prosedurnya, ibu hamil akan diminta untuk meminum cairan glukosa yang harus dihabiskan sekaligus dalam waktu lima menit. Dua jam setelah itu, sampel darah ibu hamil akan diambil untuk diperiksa di laboratorium.
Itulah 7 pemeriksaan penting yang perlu dilakukan oleh ibu hamil saat kehamilan memasuki usia trimester kedua. Tidak hanya rutin melakukan pemeriksaan kandungan, ibu hamil juga disarankan untuk mengonsumsi makanan bergizi dan olahraga yang teratur agar kesehatan ibu dan janin terjaga.
Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda!
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari, MD
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca Juga:
Mengenal Plasenta Previa: Gejala, Penyebab, hingga Perawatan
17 Kesalahan Ibu Hamil Trimester 2 Ini Masih Sering Dilakukan, Bumil Wajib Tahu!