Bagi umat Hindu di Bali, tahun baru Saka adalah kesempatan untuk memulai kembali kehidupan dengan hati yang bersih dan suci. Beberapa hari sebelum perayaan Nyepi, biasanya dilangsungkan sebuah upacara yang bernama tradisi melasti. Upacara melasti biasanya diikuti orang-orang secara berkelompok. Orang-orang tersebut akan datang ke sumber-sumber air secara berkelompok.
Apa itu Tradisi Melasti?
Tradisi Melasti adalah upacara mensucikan diri yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali untuk menyambut hari raya Nyepi. Upacara ini biasanya dilakukan di pinggir pantai atau danau dengan tujuan mensucikan diri dari segala perbuatan-perbuatan buruk yang telah dilakukan, lalu perbuatan buruk tersebut dibuang ke laut.
Upacara melasti dilakukan dengan menghanyutkan kotoran-kotoran alam menggunakan air kehidupan. Itulah sebabnya mengapa upacara melasti dilakukan di sumber air seperti di pinggir laut atau danau. Upacara melasti biasanya dilakukan setahun sekali tepat pada tiga hari sebelum hari raya Nyepi.
Baca juga: Asal Usul, Sejarah, dan Makna Ogoh Ogoh, Ritual Nyepi Khas Bali
Makna Tradisi Upacara Melasti
Upacara melasti memiliki makna sebagai pembersihan jagat raya yang meliputi diri sendiri atau alam semesta. Upacara melasti juga menjadi salah satu bentuk permohonan terhadap Tuhan Yang Maha Esa supaya umat Hindu diberikan kekuatan untuk melangsungkan hari raya Nyepi.
Makna tradisi melasti adalah untuk melebur semua pikiran, perkataan dan perbuatan kotor dan memperoleh angemet tirta amerta dari sumber mata air yang disucikan untuk kehidupan.
Upacara melasti juga bermakna sebagai upacara untuk menghanyutkan penderitaan masyarakat. Tradisi melasti bertujuan untuk memotivasi umat secara ritual serta spiritual untuk melenyapkan penyakit-penyakit sosial seperti wabah penyakit, permusuhan dan lain-lain.
Makna lain dari upacara melasti adalah mengingatkan umat Hindu agar mengembalikan kelestarian lingkungan dan menghilangkan sifat-sifat manusia yang merusak lingkungan.
Baca juga: Sendratari Ramayana: Sejarah, Asal Usul, dan Alur Cerita
Asal Usul Upacara Melasti
Upacara melasti berasal dari adanya tahun baru Saka dan hari raya Nyepi. Untuk mengaktualisasikan kesempatan untuk memiliki kehidupan yang baru, masyarakat Bali menggunakan upacara melasti sebagai salah satu media untuk ritual. Karena hal-hal tersebut upacara melasti diartikan sebagai upacara untuk mensucikan diri.
Upacara melasti juga memiliki kaitan dengan suatu upacara Nagansankritan di India. Keduanya sama-sama upacara yang ditujukan untuk mensucikan, namun pada upacara Nagansankritan lebih fokus terhadap mensucikan suatu desa.
Baca juga: Padusan, Ritual Mandi di Sumber Air untuk Sucikan Diri Sambut Ramadan
Tata Cara Pelaksanaan Upacara Melasti
Pelaksanaan upacara melasti dilakukan di daerah yang dekat sumber air seperti di pinggir laut atau danau. Adapun tata cara pelaksanaan upacara melasti, berikut tata caranya.
-
Persiapan Peralatan dan Sesaji
Yang dilakukan pertama kali sebelum melakukan upacara melasti adalah mempersiapkan peralatan dan sesaji. Biasanya, setiap orang dalam satu rombongan akan membawa perangkat-perangkat keramat untuk ibadah seperti arca, pratima, pralingga dari pura masing-masing wilayah untuk disucikan. Sesaji pun disiapkan oleh masing-masing orang sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Baca juga: Sejarah dan Filosofi Tradisi Tanam Sasi, Upacara Kematian dari Papua
-
Ritual Arak-Arakan
Setelah mempersiapkan peralatan dan sesaji, biasanya akan dimulai ritual arak-arakan. Ritual arak-arakan ini biasanya dilakukan mengelilingi desa setempat sambil membawa berbagai peralatan yang sudah dipersiapkan untuk upacara melasti. Pada ritual arak-arakan ini, berlangsung juga penyucian dengan menggunakan tetesan-tetesan air yang dilakukan oleh pemimpin adat kepada para peserta yang hendak mengikuti upacara melasti.
Baca juga: Sejarah hingga Cara Memainkan Dambus, Alat Musik Khas Bangka
-
Proses Sembahyang
Proses sembahyang dalam upacara melasti adalah inti dari acara. Pada proses sembahyang orang-orang yang mengikuti upacara melasti akan duduk bersila menghadap ke arah jajaran perangkat ibadah dan sesaji, sekaligus menghadap ke arah sumber air suci. Setelah itu, orang-orang tersebut akan diberikan secangkir air suci untuk diminum lalu dilanjutkan dengan meletakkan bijak di dahi masing-masing orang.
Proses sembahyang dilakukan dengan khusyuk, setelah selesai biasanya perangkat-perangkat ibadah yang telah dicuci diarak kembali ke pura untuk menjalankan ritual lainnya. Jika telah selesai para peserta upacara melasti bisa pulang ke desa masing-masing.
****
Demikianlah informasi mengenai upacara melasti di Bali serta asal usul dan tata cara pelaksanaan upacara melasti.
Bagi Parents yang ingin membaca informasi seputar parenting dan diskusi sesama Parents atau expert, jangan lupa untuk mengunduh aplikasi theAsianparent yang tersedia di iOS dan android.
Baca juga:
Bebaskan dari Marabahaya dan Kesialan, Begini Asal Usul Tradisi Ruwatan
Mengenal Tradisi Masyarakat Bali Jelang Dewasa dengan Potong Gigi