Memberi nama unik untuk anak kini semakin populer di Indonesia. Para orangtua berlomba-lomba untuk memilihkan nama yang unik dan juga modern, serta kalau bisa tidak ada anak lain yang memakainya. Setelah kita telusuri kembali, ternyata tradisi beri nama anak ini sudah ada dari jaman nenek moyang, lho.
Beberapa nama ‘nyeleneh’ juga beredar di media sosial. Mulai dari penggunaan merek tertentu yang berakhir dengan orangtua sang empunya nama mendapatkan hadiah dari perusahaan merek tersebut, hingga menggunakan nama dari hal-hal yang tengah populer saat itu.
Sebut saja bayi yang diberi nama Corona dan Covid ketika pandemi sedang melanda dunia dan juga bayi yang bernama Gopay atau Google. Saking uniknya, nama tersebut melekat dalam ingatan, ya?
Tradisi Beri Nama Anak di Indonesia
Fenomena nama unik ini berkaitan erat dengan tradisi beri nama anak di Indonesia. Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Dr. Sunu Wasono, menyebut bahwa tradisi pemberian nama sudah ada sejak dahulu kala.
“Tiap suku bangsa mempunyai tradisi sendiri-sendiri soal pemberian nama,” kata Sunu, dikutip dari Kompas.
Sebagai contoh, ada orangtua dari suku Batak Karo yang memberi nama anaknya sesuai dengan nama benda yang pertama kali dilihat saat anak tersebut lahir.
Mengutip dari Kompasiana, ada yang bernama Kursi Singarimbun, Batu Tarigan, dan Meja Sembiring. Berarti orang-orang bisa menebak benda pertama yang dilihat adalah kursi, batu, dan meja. Unik kan?
“Di daerah Sunda kalau kita perhatikan, banyak nama puitis. Ada suku kata yang diulang sehingga puitis,” tambahnya.
Memang, nama-nama seperti Yana Suryana, Oji Mahroji, dan Kokom Komariah lekat dengan budaya Sunda akibat pengulangan suku kata yang sangat khas tersebut. Sehingga mudah untuk mengenali asal-usul dari orang tersebut.
Contoh lainnya di Jawa, orangtua mempunyai tradisi beri nama anak dengan nama-nama hari atau pasarannya seperti Senen, Rebo, atau Kliwon.
Lalu di Bali, nama anak akan menunjukkan kasta dan urutan. Wayan, Putu, Gede, Made, Kadek, dan Komang menunjukkan urutan kelahiran anak.
“Seiring dengan perkembangan zaman, aturan, tradisi, dan kebiasaan ini berubah,” ujar Sunu.
“Orang bisa saja terpengaruh budaya populer, lalu memberikan nama anaknya dengan nama orang terkenal, entah karena prestasinya atau profesinya.” Sunu menambahkan.
Pengaruh budaya populer inilah yang melahirkan nama-nama seperti Maradona, Ronaldo, Lionel dan nama-nama orang terkenal lainnya.
Mitos Soal Pemberian Nama
Melihat kepada tradisi pemberian nama ini, tentunya Parents akan ingat beberapa mitos di Indonesia soal nama untuk anak.
Sebagai contoh, ada mitos yang menyebutkan jangan memberi nama anak yang terlalu ‘berat’ sebab nanti ia bisa jadi nakal atau sulit diatur. Konon katanya karena ‘keberatan nama’.
Lalu, mitos lain berkata bahwa mengganti nama seorang anak yang sakit-sakitan waktu kecil juga bisa berhasil.
Nyatanya, masih banyak masyarakat yang percaya kepada mitos ini karena memang sang anak sembuh setelah diganti namanya. Entah yang menyembuhkan si anak adalah penggantian nama atau obat dari dokter, tidak ada yang mengetahuinya.
Menanggapi mitos-mitos ini, Sunu menjelaskan bahwa dasarnya nama yang tidak pantas atau tidak sesuai bisa menjadi masalah untuk sang anak.
“Ungkapan sesuaikanlah nama dengan rupa pada dasarnya merujuk pada mitos tersebut,” jelasnya.
Ada pula mitos yang menyebutkan bahwa memberi nama anak bisa berpengaruh kepada karakter anak. Misalnya kita memberikan nama yang berarti pemberani agar supaya sang anak menjadi sosok yang pemberani.
Menurut Sunu, hal tersebut bisa saja berpengaruh, tapi bisa juga tidak.
“Dengan nama, seakan-akan dikondisikan untuk anak itu agar berpenampilan dan berkarakter seperti yang diinginkan orangtua.” Sunu berujar.
Tradisi Beri Nama Anak di Luar Negeri
Pemberian nama anak di Indonesia memang tidak ada aturan bakunya. Sehingga sah-sah saja memberi nama anak Google atau Royal Jelly. Semuanya tergantung pada kreativitas orang tua saat memberikan nama untuk bayi yang baru lahir.
Tak hanya di Indonesia, negara-negara lain juga memiliki tradisi beri nama anak yang berbeda-beda, lho. Contohnya adalah sebagai berikut.
1. Malaysia
Nama orang Malaysia biasanya ditambah dengan nama ayah di belakang nama depan sang anak. Anak laki-laki akan memakai ‘bin’, dan anak perempuan memakai ‘binti’. Penamaan ini berdasarkan nasab yang dikenal dalam agama Islam.
2. India
Dilansir dari Detik, nama untuk anak India biasanya sudah ditetapkan sejak lahir. Ada yang menggunakan nama keluarga, misalnya nama nenek atau kakek. Lalu ada juga yang menggunakan nama-nama Dewa. Di India sendiri ada 330 juta nama dewa sebagai pilihan.
3. Kosta Rika
Anak yang lahir di Kosta Rika dinamakan sesuai dengan nama malaikat yang dipercaya oleh keluarga. Contohnya Jose, Maria, Huan, dan lain sebagainya.
4. Polandia
Masyarakat Polandia memiliki tradisi untuk memberi nama anak dengan nama-nama rumit seperti Katarzyna, Czeslaw, Grzegorz. Tentu nama-nama ini sulit diucapkan oleh orang yang tidak biasa dengan bahasa yang menggunakan banyak konsonan.
5. Rusia
Bayi Rusia memiliki tiga buah nama. Nama tengah mereka menggunakan nama sang ayah. Jika sang anak bernama Maria dan memiliki ayah bernama Ivan, maka namanya akan menjadi Maria Ivanovna. Sedangkan nama ketiga adalah nama marga yang diturunkan di keluarga.
Ternyata jika ditelusuri, unik-unik ya tradisi beri nama anak di Indonesia dan di luar negeri. Masing-masing daerah tentu memiliki tradisi sendiri yang masih diikuti hingga jaman modern seperti sekarang. Kalau Parents sendiri memberi nama anak berdasarkan apa?
Sumber: Detik, Kompas
Baca Juga:
Nama Bayi Muslim yang Unik dan Indah, Mana Favorit Parents?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.