Gaya pengasuhan yang bertentangan antara pasangan sejujurnya kerap terjadi dalam pernikahan. Namun jika tak disikapi dengan baik, hal itu pasti bisa menimbulkan masalah. Lantas, bagaimana ya tips atasi perbedaan pasangan dalam mengasuh anak?
Sebelum memiliki anak, mungkin Parents bermimpi tentang cita-cita menjadi sosok orangtua seperti A, B, atau C. Dalam benak Anda, bahkan sudah ada gaya dan aturan tentang bagaimana membesarkan anak-anak. Namun dalam semua perencanaan yang indah itu, Anda membuat satu kesalahan kecil: lupa mempertimbangkan gaya parenting pasangan.
Sekarang setelah memiliki anak, Parents baru menyadari bahwa gaya pengasuhan Ayah dan Bunda sering kali berbenturan. Misalnya, Bunda memiliki aturan yang lebih ketat tentang camilan dan jajanan, sementara si Ayah adalah tukang jajan yang tanpa merasa bersalah menghadiahi anak dengan banyak permen.
Nah, ketika pasangan menemukan diri mereka dalam situasi dengan gaya pengasuhan yang berlawanan, apa yang dapat dilakukan untuk tetap menjadi orangtua yang sukses dan menciptakan lingkungan rumah yang positif?
6 Tips Atasi Perbedaan Pasangan dalam Hal Parenting
Beberapa tips mungkin diperlukan bagi pasangan untuk bertahan dari bentrok yang terus-menerus. Melansir dari Parents.com, berikut ini enam hal yang menurut para ahli dapat dilakukan pasangan suami istri dalam menyikapi perbedaan tersebut.
1. Perjelas gaya parenting Anda
Meskipun setiap pasangan tidak harus selaras, sebagai individu, Ayah atau Bunda harus mampu menegaskan gaya parenting seperti apa yang diinginkan dan diyakini sebagai sesuatu yang baik. Hal ini akan mempermudah pasangan untuk mencari celah di mana ada titik temu.
Elaine Taylor-Klaus, seorang profesional untuk pelatihan orangtua mengatakan, “Anak-anak saat ini membutuhkan orang tua yang bisa berkomunikasi dengan lebih sadar dan mau bekerjasama.”
2. Cara atasi perbedaan pasangan: hindari bertengkar di hadapan anak
Jika Anda menyaksikan pasangan melakukan sesuatu yang bertentangan dengan gaya parenting yang Anda anut, jangan buru-buru mendebatnya apalagi sampai bertengkar di hadapan si kecil.
Pilihlah waktu yang tepat untuk berargumen satu sama lain, saat Anda berdua dapat berbicara empat mata.
Bonnie Harris, M.S. Ed., seorang spesialis dalam pola asuh dan perilaku anak mengatakan, lebih baik anak-anak tidak menyaksikan perselisihan orangtua. Selesaikanlah masalah dan perdebatan dengan pasangan secara pribadi.
Artikel terkait: Parenting Lumba-Lumba – Pola Asuh Anak yang Membangun Sikap Positif
3. Beri kode
Ada saat-saat di mana Anda ingin melatih kedisiplinan si kecil misalnya, namun si suami atau istri tampak akan menggagalkan rencana tersebut dengan tindakan yang berlawanan. Alih-alih beradu pendapat di depan anak, berikan kode pada pasangan bahwa Anda sedang mengambil alih situasi.
Hal ini dapat membantu pasangan bekerja secara kolaboratif tanpa membuat anak menjadi bingung.
4. Ciptakan waktu untuk berduaan, tips jitu atasi perbedaan pasangan
Bagaimana pun, menjaga hubungan pasangan suami istri harus menjadi prioritas utama, kata Bonnie Harris.
Jika memungkinkan, sempatkan untuk bermalam mingguan hanya berdua. Namun jika hal itu tak memungkinkan, luangkan waktu untuk berduaan di rumah saat anak-anak tidak ada.
Pada intinya, selalu sempatkan untuk berduaan sambil berdiskusi. Setelah anak-anak tidur misalnya, cobalah untuk merencanakan makan malam diterangi cahaya lilin larut malam atau meringkuk di bawah selimut sambil menonton film di malam hari. Ini dapat membantu menciptakan suasana santai sehingga Anda dapat berbicara secara terbuka dengan pasangan di lingkungan yang tenang.
Artikel terkait: Mau Anak Tumbuh Mandiri dan Bahagia? Terapkan 6 Tips Parenting ala Denmark
5. Tips atasi perbedaan pasangan ketika buntu: cari bantuan profesional
Bukan hal yang mustahil jika perbedaan gaya parenting membuat pasangan suami istri berada di sisi yang berlawanan, lalu keadaan menjadi semakin rumit sehingga tak mungkin lagi untuk diatasi sendiri.
Ketika menghadapi persoalan semacam ini, jangan ragu untuk meminta bantuan profesional. Seorang ahli parenting dapat membantu Parents untuk bekerjasama menciptakan keseimbangan dalam keluarga.
6. Tak ada kata terlambat
Sebagai orangtua, kita sering mendengar tentang periode emas di tahun-tahun awal perkembangan anak. Ketika Parents melewati fase emas itu begitu saja, ada rasa sesal di dalam hati.
Namun, sadarilah, tak ada kata terlambat untuk melakukan perubahan yang berdampak positif dalam hal pengasuhan anak.
Selalu ada waktu untuk berkembang, dan anak-anak akan mendapat manfaat yang signifikan setiap kali orangtua memilih untuk bekerja lebih kolaboratif dalam mengasuh si kecil.
Itulah beberapa cara atasi perbedaan parenting yang dapat dilakukan oleh Ayah dan Bunda. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Baca juga:
id.theasianparent.com/tips-parenting-keluarga-kerajaan-inggris
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.