Apakah bersikap galak dan marah bukan parenting yang baik?
Anak-anak suka dengan binatang lumba-lumba yang ceria dan menyenangkan daripada macan yang lebih banyak mengaum marah. Tapi saat ini kita bukan hendak membahas binatang, melainkan gaya pola asuh atau parenting yang diidentikkan dengan binatang yang disebutkan tadi.
Parenting lumba-lumba vs parenting macan
Shawn Achor, seorang yang yang mengajar di Wharton School of Business, percaya bahwa orangtua yang mencontoh lumba-lumba dalam cara binatang itu bersosialisasi dan bermain dapat membangun nilai-nilai postif dalam diri anak dibandingkan orangtua yang mencontoh macan yang selalu memberikan rasa penuh ketakutan dan kritikan.
Seorang peneliti mengenai kebahagiaan, menyatakan bahwa orangtua sebaiknya mencontoh binatang lumba-lumba yang menyenangkan. Hal ini berbanding terbalik dengan nilai-nilai dan tehnik parenting yang digambarkan oleh Amy Chua, dalam bukunya, Battle Hymn of the Tiger Mom, seorang yang mendukung untuk mendidik anak dengan keras, tidak boleh menonton televisi dan hal-hal lain yang tidak masuk akal dalam mendidik anak.
Sesungguhnya hal yang disebut di atas, bukanlah hal yang baru. Pola asuh atau parenting macan, serupa dengan cara mendidik dengan tangan besi yang telah banyak dilakukan oleh banyak orangtua dahulu. Dan kemungkinan besar orangtua yang sekarang juga melakukan hal yang sama, karena mereka mencontoh dari yang dialaminya dahulu dan orangtua yang sekarang juga merupakan hasil dari parenting macan oleh orangtua mereka.
Akan tetapi, apa yang dikatakan oleh Shawn Achor, didukung oleh Asian American Journal of Psychology yang menemukan bahwa anak-anak yang dididik dengan pola asuh macan mempunyai nilai yang rendah dari rata-rata, serta menderita oleh tekanan akademis dengan gejala depresi dan terasing tanpa teman.
Positif, rasional dan optimis adalah hal awal yang harus dipelajari anak.
Hal-hal penting yang diperlukan untuk menjadi orangtua dengan parenting lumba-lumba menurut Shawn Achor:
- Menciptakan suasana belajar yang menyenangkanSebagai contoh, daripada menunggui anak untuk menyelesaikan pekerjaan rumahnya sambil melotot, lebih baik memberikan saran padanya untuk mengerjakan PR nya dengan mengenakan baju tidur kesenangannya.
- Ajarkan anak untuk bersikap positif, rasional dan optimisKetiga hal ini saling berkaitan, karena bersikap positif bukan berarti menjadi pengkhayal, melainkan tetap rasional. Bersikap rasional bukan berarti menjadi pesimis karena keadaan, melainkan tetap optimis. Dengan sikap optimis dan rasional akan membantu anak untuk membuat pilihan dan arahan untuk memilih yang terbaik. Semakin banyak mengajarkan sikap positif, maka akan menjadi kebiasaan positif, yangkemudian menjadi mendarah daging dalam diri anak.
Tersenyum dan ajarkan sikap positif pada anak untuk hantarkan anak pada kesuksesan.
- Kesuksesan anak dimulai saat orangtua mulai menanamkan sikap positif dalam diri anakPendapat umum menyatakan bahwa jika Anda bekerja dengan lebih keras, Anda akan lebih sukses dan Anda akan bahagia. Tapi pendapat umum ini tidak sepenuhnya benar, karena menurut Achor akan lebih berhasil jika dilakukan sebaliknya. “Jika Anda bahagia, maka Anda akan sanggup bekerja dengan keras, yang akan membawa kesuksesan.”
- Ingatkan akan prestasi yang telah diperoleh ketika ada tantangan datangMegingatkan akan prestasi yang diperoleh seperti memberikan trofi atau penghargaan pada anak sebelum mereka bertanding. Hal ini dapat membantu anak menjadi tetap fokus dan positif.
- Jauhkan kekerasan dan siapkan anak untuk menjadi suksesDaripada berdebat, marah dan berteriak mengenai tontonan yang terlalu lama atau bermain dengan gadget terlalu lama, lebih baik sembunyikan saja remote televisi dan gadget itu. Ajak anak berolahraga dan selalu bergerak dengan mereka. Bukan saja mereka menjadi anak yang aktif dan sehat. Anda pun akan sehat dan bugar juga.
- TersenyumJika Anda tersenyum, maka seperti cermin yang bekerja, anak Anda juga akan tersenyum.
Mungkin sebagian besar dari Ayah dan Bunda sekarang didik dengan parenting macan. Dan Anda menerapkan apa yang sudah Ayah Bunda dapat dahulu pada anak Anda. Tapi setelah membaca ini apa yang Ayah dan Bunda akan lakukan? Jadi pola asuh atau parenting apa, yang akan Ayah dan Bunda pilih? Mari kita jalani yang terbaik untuk kebaikan dan masa depan anak.
Sumber: theAsianParent Singapore
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.