Lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia yang terjadi akhir-akhir ini memang cukup mengkhawatirkan. Salah satu penyebabnya adalah hadirnya varian Virus Corona yang disebut varian Delta. Banyak ahli mengatakan bahwa varian ini memiliki tingkat penyebaran yang relatif cepat daripada varian virus lainnya. Pemerintah melakukan berbagai kebijakan untuk menekan penyebaran virus varian delta ini. Salah satunya adalah dengan menggunakan vaksin. Namun, seberapa jauh tingkat keampuhan vaksin untuk mengatasi varian baru ini?
Artikel terkait: Benarkah GERD Komorbid Covid-19? Ini Penjelasan dr Tirta
Mengenal Virus Corona Varian Delta
Lebih dari satu tahun pandemi COVID-19 terjadi, tetapi lonjakan terjadi di beberapa negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Hal ini disebabkan oleh Virus Corona varian Delta yang memiliki tingkat penyebaran lebih cepat.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, varian ini pertama kali terdeteksi di India pada Oktober 2020 lalu. Kemudian, ditemukan secara global di 130 negara di dunia.
Seorang ahli epidemiologi dan pimpinan untuk menangani COVID-19 WHO Dr. Maria van Kerkhove, mengatakan bahwa Delta adalah varian paling menular dari Virus Corona yang pertama kali muncul di China pada akhir 2019. Ia juga menjelaskan bahwa varian Delta dua kali lebih menular daripada strain sebelumnya, yakni 50 persen lebih menular daripada strain Alfa.
Artikel terkait: Benarkah Anemia Bisa Perburuk Gejala COVID-19? Ini Faktanya
Tingkat Keampuhan Vaksin Melawan Virus Corona Varian Delta
Saat ini, ada beberapa merek vaksin COVID-19 yang didistribusikan ke masyarakat luas. Beberapa penelitian untuk menguji tingkat keampuhan vaksin masih terus dilakukan.
Beberapa vaksin terbukti ampuh dalam melawan Virus Corona varian Delta. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal New England Journal of Medicine mengatakan bahwa dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech 88 persen efektif melawan varian Delta. Selain itu, dalam penelitian tersebut juga menyatakan bahwa vaksin AstraZeneca-Oxford lebih efektif 67 persen melawan varian Virus Corona tersebut.
Selain itu, vaksin Sinovac pun diklaim juga efektif melawan Virus Corona varian Delta. Melansir dari The Star, juru bicara Sinovac Biotech Ltd, Liu Pei Cheng, mengatakan meskipun belum ada data tentang efek perlindungannya, penelitian telah membuktikan kemanjuran vaksin Sinovac melawan varian delta di negara-negara, seperti Brasil, Indonesia, Chili, dan Turki.
Cheng mengatakan bahwa meskipun memiliki tingkat efektivitas yang lebih rendah dalam melawan varian Delta dibandingkan varian Alfa, vaksin Sinovac saat ini (CoronaVac) tetap efektif terhadap varian Delta.
Artikel terkait: 6 Fakta COVID-19 Varian Lambda, Jadi Varian Paling Dipantau WHO
Tingkat Keampuhan Vaksin Moderna dan Johnson & Johnson
Di samping itu, ada beberapa penelitian yang menguji tingkat keampuhan vaksin merek lain. Misalnya, melansir dari Healthline, studi laboratorium terhadap vaksin Moderna menunjukkan bahwa vaksin tersebut mampu memberikan perlindungan terhadap varian Delta dan varian lain yang diuji.
Akan tetapi, tingkat efektivitasnya jauh lebih berkurang dibandingkan dengan varian Alfa. Meski demikian, temuan yang paling menarik adalah bahwa vaksin itu jauh lebih efektif dalam memproduksi antibodi terhadap Delta daripada melawan Beta.
Kemudian, vaksin Johnson & Johnson juga terbukti efektif melawan varian virus tersebut. Sebuah uji klinis baru-baru ini menunjukkan bahwa vaksin itu 85 persen efektif melawan penyakit parah dan menunjukkan perlindungan “kuat dan persisten” terhadap rawat inap dan kematian.
Hal ini menunjukkan bahwa vaksin Johnson & Johnson mendorong aktivitas antibodi penetralisir yang menghentikan virus menginfeksi sel-sel sehat terhadap varian Delta pada tingkat yang lebih tinggi daripada varian beta.
Nah, itulah beberapa tingkat keampuhan vaksin dalam melawan Virus Corona baru varian Delta dari berbagai merek. Secara umum, hampir semua vaksin ampuh dalam melawan Virus Corona varian Delta. Namun, perlu dicatat bahwa hasil dari penelitian tidak dapat digeneralisasikan pada populasi global.
Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca juga:
Parents, Kenali Perbedaan Batuk Biasa dengan Batuk karena Terinfeksi COVID-19
Pakai Masker di Rumah, Perlukah di Tengah Lonjakan Kasus COVID-19?