Siapa sih orangtua yang tidak ingin memberikan yang terbaik bagi buah hatinya? Seiring perkembangan zaman, pola asuh turut mengalami perubahan. Salah satunya ada style parenting tiger mom yang dominan diterapkan orangtua.
Apa Itu Parenting Tiger Mom?
Mengutip laman Good House Keeping, istilah tiger mom muncul pertama kali pada tahun 2011 ketika Profesor Hukum Yale sekaligus ibu dua orang anak Amy Chua menerbitkan sebuah buku yang berjudul The Battle Hymn of the Tiger Mother.
Buku tersebut menggambarkan bagaimana orangtua di Asia dan Tiongkok khususnya mengasuh anak mereka. Tak Ketinggalan, Amy membeberkan seperti apa perbedaan pola asuh ini dengan cara asuh orangtua di belahan dunia Barat.
“Orangtua negara Barat mencoba menghormati individualitas anak-anak, mendorong mereka untuk mengejar hasrat mereka, mendukung pilihan mereka, dan memberikan penguatan positif dan lingkungan pengasuhan.
Sebaliknya, orang China percaya bahwa cara terbaik untuk melindungi anak-anak mereka adalah dengan mempersiapkan mereka untuk masa depan, membiarkan mereka melihat apa yang mereka mampu lakukan, dan membekali mereka dengan keterampilan, kebiasaan kerja keras, dan kepercayaan diri.” tulis Amy dalam bukunya.
Praktiknya, Amy menerapkan juga pola asuh ini pada putrinya. Ia tidak mengizinkan putrinya itu untuk menonton TV, bermain game komputer, menginap, hingga berkencan. Tujuannya jelas, yaitu agar sang anak mendapatkan nilai akademis cemerlang.
Artikel terkait: 16 Museum Virtual di Indonesia, Belajar Sejarah Melalui Akses Digital
Ciri-Cirinya
Masih dalam buku Battle Hymn for Tiger Mother, mendidik anak dengan pola asuh tiger mom bisa dibilang anti-mainstream untuk zaman millenial seperti sekarang ini. Bisa jadi Bunda dicap sebagai orangtua yang kolot dan ketinggalan zaman. Coba cek, berikut ciri tiger mom yang mungkin ada dalam diri Anda:
- Melarang anak menonton televisi dan menggantinya dengan permainan edukatif
- Menentang anak main video games karena tidak bermanfaat
- Larangan bermalam dengan teman
- Melarang anak punya pacar
- Menuntut anak selalu sempurna. Dalam kamus tiger mom, anak yang sempurna adalah memiliki IQ tinggi dan menjadi yang terbaik di bidang akademis maupun bidang lain yang memerlukan keahlian khusus.
- Perfeksionis
- Kompetitif
- Membuat aturan terperinci dan tidak kenal kompromi
- Kadar cinta berdasarkan prestasinya
- Mendikte anak
- Mengekang kebebasan, dalam artian tidak memberikan kebebasan sama sekali kepada anak untuk mengeksplorasi bakat dan minatnya sendiri.
- Tidak mendengarkan kritik sekitar. Inti dari menjadi tiger mom adalah menerapkan cara ekstrem dalam mendidik anak dengan mengeliminasi semua kesenangan dalam perjalanan hidup anak demi masa depannya yang cerah. Jika mendapat kritik, si tiger mom memilih menutup telinga rapat dan menganggap kritikan angin lewat.
Artikel terkait: Lebih Menantang, Ini 7 Tips Pola Asuh Anak Kedua yang Bisa Diterapkan
Dampak untuk Tumbuh Kembang Anak
Apapun yang ada di dunia ini ibarat dua sisi mata uang, tak terkecuali pola asuh harimau ini. Para pakar menilai bahwa pola asuh ini memiliki dua sisi yaitu positif dan negatif.
Kim Parker, LCSW, penulis East Meets West: Parenting from the Best of Both Worlds memiliki opini. Teknik tiger parenting ini bertujuan agar orangtua terlibat dalam membesarkan anak dan kelak meraih kesuksesan. Kendati terdengar keras, ada cinta tersisip di dalam pola asuh ini.
Dengan demikian, tiger mom merupakan pola asuh berkombinasikan motivasi dan cinta. Senada, Hazel Rose Markus, Ph.D., profesor psikologi di Universitas Stanford dan rekan penulis juga menyebutkan bahwa pola asuh ini menekankan nilai positif yaitu kemandirian, juga bonding kuat antara anak dan orangtua.
“Dalam konteks Asia dan Amerika, orangtua akan mengarahkan anak untuk mengenali seperti apa hubungan anak dan orangtuanya. Dalam hal ini, salah satu kewajiban penting yaitu anak haruslah menjadi seseorang yang terpelajar,” ujar Hazel.
Style ini memang terbilang ketat karena orangtua akan menerapkan standar yang tinggi untuk anak. Biasanya, hal ini terlihat dari segi akademis. Begitu satu tujuan tercapai, maka orangtua akan menetapkan standar lainnya. Dengan kata lain, seolah tak ada jeda bebas tuntutan dari orangtua.
Terdengar kejam dan terkesan otoiter, namun faktanya tidak demikian. Pola asuh tiger mendukung anak dengan kadar yang kuat. Jiwa kompetitif ditanamkan orangtua agar kelak anak dapat tumbuh menjadi pribadi tangguh dan mampu menyelesaikan masalah dalam hidupnya.
Selain itu, orangtua dengan tipe macan seperti ini juga cenderung memiliki kehangatan yang tinggi. Hal ini tentu berbeda dengan pengasuhan otoriter yang cenderung diktator, dan tidak mendengarkan anak.
Namun, bukan berarti pola asuh ini tanpa sisi negatif. Terlalu banyak hal yang menuntut bisa jadi mengakibatkan anak tertekan dan memengaruhi level kepercayaan dirinya di masa depan.
Parents, semoga informasi ini bermanfaat dan kelak pola asuh Anda tidak mengorbankan kebahagiaan anak ya.
Baca juga:
Kenali Intuitive Parenting, Pola Asuh yang Bikin Orangtua Lebih Peka kepada Anak
Kisah Seorang Istri tentang Realitas Perbedaan Pola Asuh Anak Indonesia-Turki, Penasaran?
Mengenal Pola Asuh 'RIE Parenting', Benarkah Bisa Membuat Anak Lebih Mandiri?