Vaksinasi COVID-19 bagi anak usia 6-11 tahun telah dilaksanakan di sejumlah daerah. Di samping itu, terdapat banyak pula pertanyaan terkait apakah anak harus tes COVID-19 terlebih dahulu sebelum vaksinasi?
Hal ini karena masih ada orang tua yang beranggapan jika anak tak bergejala atau asimtomatik COVID-19, lalu diberi vaksinasi, dapat memacu sistem imun dan menimbulkan masalah kesehatan yang berat. Lalu apakah ini benar?
Artikel terkait: Harus Dampingi Anak yang Positif COVID-19, Ini Kiat Menurut Ahli
Perlukah Anak Melakukan Tes COVID-19 Sebelum Vaksinasi?
Mengutip dari Instagram @pandemictalks, sampai saat ini, belum ada penelitian dan uji klinis yang membuktikan bahwa vaksinasi memberikan dampak negatif apabila diberikan pada anak dengan COVID-19 tak bergejala (OTG).
Berikut adalah poin-poin penting terkait dengan vaksinasi COVID-19 pada anak:
- Tes Covid dapat dilakukan apabila anak bergejala atau kontak erat dengan pasien COVID-19.
- Apabila anak memiliki penyakit komorbid, bisa diberikan imunisasi Covid setelah mendapat rekomendasi dari dokter yang merawatnya.
- Tunda vaksinasi apabila anak sedang mengalami demam atau sakit. Vaksinasi sebaiknya segera diberikan saat anak sudah sehat.
- Efek samping setelah vaksinasi anak yang terlaporkan sebagian besar ringan dan sedikit sedang.
Artikel terkait: Waspada! Mayoritas Anak Positif COVID-19 di Indonesia Tidak Bergejala
Hal-Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Vaksinasi COVID-19 Anak
Dilansir dari Republika.co.id, vaksinasi COVID-19 bagi anak usia 6-11 tahun telah dilaksanakan sejumlah daerah. Pakar virologi dan imunologi Universitas Gadjah Mada (UGM) dr Mohamad Saifudin Hakim mengatakan, sebetulnya tidak ada persiapan khusus menjelang vaksinasi anak.
Akan tetapi, menurut dr Hakim, anak perlu diberikan pengertian untuk menjaga kesehatan secara umum. Misalnya, cukup istirahat sebelum pemberian vaksin, menjaga pola makan, dan tidak melakukan aktivitas-aktivitas berat, seperti bermain berlebihan.
“Hal tersebut harus dijaga supaya kondisi badan tetap sehat dan bugar saat pemberian vaksinasi,” kata dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM tersebut.
Selain itu, dr Hakim mengimbau orang tua untuk mau menginformasikan secara jelas kepada petugas kesehatan terkait kondisi kesehatan anak masing-masing. Riwayat alergi, riwayat pengobatan sebelumnya, dan informasi kesehatan lain perlu disampaikan.
Dr Hakim menyampaikan, efek samping atau kejadian ikutan setelah imunisasi (KIPI) secara umum ada yang sifatnya lokal, seperti nyeri-nyeri atau terjadi bengkak di tempat suntikan vaksin. Selain itu, ada yang bersifat sistemik, seperti demam.
Setiap ada kejadian serius usai imunisasi, menurut dr Hakim, Komnas dan Komda KIPI akan melakukan investigasi melihat hubungan sebab-akibat kejadian yang tak diinginkan itu dengan vaksin. Meski begitu, kejadian yang timbul belum tentu disebabkan oleh vaksinasi yang diterima.
“Jadi, tidak perlu terburu-buru menyimpulkan kejadian serius pasti disebabkan oleh vaksin COVID-19,” kata dr Hakim.
Artikel terkait: Waspada Parents! Angka Kematian Anak Akibat COVID-19 Mengkhawatirkan
Alasan Anak Penting Menerima Vaksinasi COVID-19
Pelaksanaan vaksinasi untuk anak 6-11 tahun telah dimulai dari wilayah dengan cakupan dosis pertama di atas 70 persen dan vaksinasi lansia di atas 60 persen. Pemerintah menargetkan hingga 6,6 juta anak Indonesia sudah divaksinasi dosis pertama hingga akhir tahun 2021.
Melansir dari Republika.co.id, ada sejumlah alasan anak usia 6-11 tahun harus divaksinasi COVID-19. Indonesia sehat salah satunya tercapai melalui anak-anak yang juga sehat.
- Anak-anak usia 6-11 tahun ketika terserang COVID-19 cenderung ringan atau tanpa gejala. Namun, infeksi COVID-19 sangat mungkin menyebabkan gejala berat di anak, terutama anak dengan komorbid seperti memiliki penyakit jantung bawaan, diabetes dan asma.
- Anak yang terpapar COVID-19 bisa menularkan ke anggota keluarga lain, terutama bila seisi rumah lansia. Lansia dengan komorbid yang belum divaksin berisiko tinggi bila terinfeksi Virus Corona.
- Vaksinasi anak menguntungkan bukan hanya anak, tapi juga orang lain. Anak-anak penting memiliki kekebalan tubuh terutama karena pertemuan tatap muka terbatas sudah dimulai. Vaksinasi anak mencegah adanya klaster sekolah.
- Terakhir, vaksinasi anak juga penting guna mencapai kekebalan kelompok. Syarat terciptanya kekebalan kelompok adalah sudah tervaksinasinya 70 persen sasaran termasuk anak-anak.
Demikian informasi mengenai vaksinasi COVID-19 tahun terhadap anak khususnya rentang usia 6-11 tahun, serta jawaban atas pertanyaan tes COVID-19 sebelum anak vaksinasi. Vaksinasi terbukti lebih banyak manfaat dibanding risikonya. Jika anak Parents termasuk kriteria yang bisa divaksin, jangan ragu untuk membawa si kecil untuk vaksinasi, ya!
Baca juga:
Penelitian Tunjukkan Anak Rentan Alami Long COVID-19, Ini Gejalanya
id.theasianparent.com/penyintas-covid-19-bisa-langsung-divaksin