Pernahkah Parents mendengar istilah terapi paliatif? Ya, ini merupakan perawatan medis khusus untuk mereka yang mengidap penyakit serius. Jenis perawatan ini difokuskan pada pemberian bantuan dari gejala dan akibat yang ditimbulkan penyakit tersebut. Tujuan dilakukannya terapi ini ialah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga.
Terapi paliatif dapat disediakan oleh tim dokter, perawat, dan spesialis lain yang terlatih khusus atau bekerja sama dengan dokter pasien lainnya untuk memberikan lapisan dukungan tambahan. Selain itu, terapi ini juga cocok untuk semua usia pada tahap apa pun dan dapat diberikan bersamaan dengan pengobatan kuratif.
Nah, dalam artikel ini akan dibahas lebih lanjut mengenai pengertian dan manfaat terapi palatif. Yuk, simak penjelasannya berikut ini, Parents!
Artikel Terkait: Studi: Terapi Lebih Dini Bantu Kurangi Risiko Autisme pada Anak
Apa Itu Terapi Paliatif?
Melansir dari WHO, terapi paliatif adalah pendekatan yang meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga mereka yang menghadapi masalah yang terkait dengan penyakit yang mengancam jiwa. Ini mencegah dan mengurangi penderitaan yang dirasakan oleh pasien melalui identifikasi awal, pemeriksaan tepat, pengobatan rasa sakit dan masalah lain, baik fisik, psikososial atau spiritual.
Tentunya ketika hendak meringankan penderitaan pasien dengan penyakit mematikan, dibutuhkan hal-hal terkait masalah di luar gejala fisik. Terapi paliatif menggunakan pendekatan tim dokter untuk memberikan dukungan pada pasien dan keluarga. Ini termasuk menangani kebutuhan praktis dan memberikan konseling duka cita. Selain itu, terapi ini juga menawarkan sistem pendukung untuk membantu pasien hidup seaktif mungkin sampai ajal menjemput.
Terapi paliatif ini secara terbuka telah diakui di bawah hak asasi manusia atas dasar kesehatan. Ini harus diberikan melalui layanan kesehatan yang berpusat pada pribadi dan terpadu yang memberikan perhatian khusus pada kebutuhan dan preferensi khusus setiap individu.
Riwayat Penyakit yang Biasanya Membutuhkan Terapi Paliatif
Perawatan paliatif diperlukan untuk berbagai penyakit. Mayoritas orang dewasa yang membutuhkan perawatan paliatif memiliki penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskular (38,5%), kanker (34%), penyakit pernapasan kronis (10,3%), AIDS (5,7%) dan diabetes (4,6%). Banyak kondisi lain yang mungkin memerlukan perawatan paliatif, termasuk gagal ginjal, penyakit hati kronis, multiple sclerosis, penyakit Parkinson, rheumatoid arthritis, penyakit neurologis, demensia, anomali kongenital, dan tuberkulosis yang resistan terhadap obat.
Nyeri dan kesulitan bernapas adalah dua gejala yang paling sering dan serius dialami oleh pasien yang membutuhkan perawatan paliatif. Misalnya, 80% pasien dengan AIDS atau kanker, dan 67% pasien dengan penyakit kardiovaskular atau penyakit paru obstruktif kronik akan mengalami nyeri sedang hingga berat di akhir hayatnya. Opioid sangat penting untuk mengelola rasa sakit.
Opioid juga dapat meringankan gejala fisik umum yang mengganggu termasuk sesak napas. Mengontrol gejala seperti itu pada tahap awal adalah kewajiban etis untuk meringankan penderitaan dan menghormati martabat seseorang.
Artikel Terkait: 5 Klinik terapi bicara anak di Jabodetabek
Manfaat Terapi Paliatif
Berikut ini sejumlah manfaat yang dapat diberikan saat melakukan terapi paliatif yang penting untuk diketahui.
1. Meningkatkan Kualitas Hidup
Menurut WHO, Tim perawatan paliatif fokus pada kualitas hidup. Mereka merawat orang yang menderita gejala dan stres penyakit serius seperti kanker, gagal jantung kongestif (CHF), penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), penyakit ginjal, Alzheimer, Parkinson, Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS) dan banyak lagi.
Spesialis terapi paliatif meningkatkan kualitas hidup pasien yang kebutuhannya paling kompleks. Bekerja dalam kemitraan dengan dokter utama, tim perawatan paliatif menyediakan:
- Waktu yang digunakan untuk pertemuan keluarga intensif dan konseling pasien/keluarga.
- Komunikasi yang terampil tentang apa yang diharapkan di masa depan untuk memastikan bahwa perawatan sesuai dengan tujuan dan prioritas pasien dan keluarga.
- Manajemen ahli gejala fisik dan emosional yang kompleks, termasuk nyeri kompleks, depresi, kecemasan, kelelahan, sesak napas, sembelit, mual, kehilangan nafsu makan, dan kesulitan tidur.
- Koordinasi dan komunikasi rencana perawatan di antara semua penyedia dan di semua pengaturan.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa perawatan paliatif secara signifikan meningkatkan kualitas hidup pasien dan menurunkan beban gejala. Selain menjadi hal yang benar untuk dilakukan bagi pasien, peningkatan kualitas hidup ini juga berarti bahwa pertemuan dengan sistem perawatan kesehatan tidak menimbulkan stres dan trauma bagi keluarga.
2. Meredakan Penderitaan Dari Gejala dan Stres
Tujuan dari perawatan paliatif adalah untuk meringankan penderitaan dan memberikan kualitas hidup terbaik bagi pasien dan keluarga mereka.
Gejala mungkin termasuk nyeri, depresi, sesak napas, kelelahan, sembelit, mual, kehilangan nafsu makan, sulit tidur, dan kecemasan. Tim akan membantu Parents mendapatkan kekuatan untuk melanjutkan kehidupan sehari-hari. Singkatnya, perawatan paliatif akan membantu meningkatkan kualitas hidup Parents.
Dan penelitian terbaru, termasuk yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine, telah menunjukkan bahwa pasien dengan penyakit serius yang menerima perawatan paliatif hidup lebih lama daripada mereka yang tidak menerima perawatan ini.
Artikel Terkait: Mayang Adik Vanessa Angel Jalani Terapi Mental: “Hampir Setiap Malam Aku Nangis”
3. Membantu Menyesuaikan Pilihan Perawatan dengan Tujuan Kesembuhan Pasien
Tim perawatan paliatif juga menghabiskan waktu yang diperlukan untuk membantu pasien mencocokkan pilihan perawatan dengan tujuan Parents.
Mereka juga akan memastikan bahwa semua dokter mengetahui dan memahami apa yang pasien inginkan. Ini memberi pasien lebih banyak kendali atas perawatan yang dilakukan dan akan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Nah, itulah serba serbi mengenai terapi paliatif. Semoga bermanfaat, ya!
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.
Baca Juga:
Terapi Alternatif untuk Mengatasi Kemandulan
10 Manfaat Terapi Pelukan
Terapi Anak Autis dan Alternatifnya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.