Tahukah Parents bahwa ada beberapa jenis tepung terigu yang berbeda? Untuk jenis makanan yang berbeda, diperlukan bahan tepung terigu yang berbeda, misalnya tepung protein tinggi, sedang, rendah, atau perpaduan dari jenis yang berbeda. Beda jenis tepung, beda pula fungsinya.
Tepung terigu sendiri terbuat dari biji gandum yang telah diproses, yaitu dicuci, dikupas, dihaluskan melalui proses penggilingan dan melewati proses pemutihan. Dilansir dari Gramedia, nama terigu berasal dari bahasa Portugis ‘trigo’ yang berarti gandum.
Di Indonesia kita dapat dengan mudah menemukan makanan yang berbahan dasar tepung terigu. Tepung terigu juga dapat menjadi sumber karbohidrat.
Artikel Terkait: Rekomendasi 7 tepung beras pilihan untuk kue lezat andalan keluarga
Tepung Protein Tinggi Digunakan untuk Apa Saja?
Mengutip dari Kompas semakin tinggi kadar protein dalam tepung, maka semakin tinggi pula kandungan glutennya.
Gluten adalah salah satu jenis senyawa asam amino yang membentuk rongga tak beraturan semacam serat kasar dan merupakan bagian dari protein yang terkandung dalam pati. Semakin tinggi kandungan gluten dalam tepung terigu, maka ia dapat mengikat udara lebih banyak.
Dibandingkan jenis tepung lainnya, tepung terigu berprotein tinggi memiliki kandungan gluten dan protein yang paling tinggi. Selain itu, seperti dikutip dari SehatQ, jenis tepung yang kerap disebut bread flour ini kaya akan kandungan vitamin B3 dan tinggi kandungan asam folat.
Vitamin B3 dimanfaatkan tubuh untuk memproses energi dan memiliki peranan penting dalam memproduksi hormon yang berkaitan dengan seks dan stress. Sementara asam folat adalah vitamin yang mendukung fungsi otak dan memproduksi DNA dan RNA.
Menurut Fatmah Bahalwan, founder Natural Cooking Club (NCC), jenis tepung terigu ini mengandung gluten yang tinggi sehingga adonan yang dihasilkannya dapat mengembang dengan baik. Tepung ini dapat membuat makanan memiliki tekstur yang elastis, kenyal, kokoh.
“Tepung terigu yang proteinnya tinggi ini lebih cocok digunakan pada pembuatan roti atau mi, karena dia sangat kokoh, terutama kalau dipakai untuk roti tawar. Itu (roti) bisa menjulang tinggi tapi nggak mudah roboh,” jelasnya.
Pada umumnya tepung protein tinggi digunakan untuk membuat roti, mi, pasta, kulit martabak, kulit lumpia, atau kulit pangsit.
Artikel Terkait: 10 Jenis Tepung untuk Memasak dan Beragam Jenis Kegunaannya!
Cara Membedakan Tepung Protein Tinggi dan Rendah
Karena teksturnya elastis dan sulit putus, maka tepung protein tinggi tidak cocok digunakan untuk membuat kue kering atau kue lainnya yang lembut dan ringan.
Berbeda dengan tepung protein rendah yang akan menghasilkan tekstur makanan yang renyah atau crispy, seperti kerupuk atau gorengan.
Selain itu perbedaan lainnya adalah kandungan proteinnya. Tepung terigu berprotein tinggi mengandung 12-14% protein sedangkan tepung terigu protein rendah hanya sekitar 8 hingga 11% saja.
Melansir dari Youtube Sajian Sedap, ada cara tertentu untuk membedakan tepung berprotein tinggi dan rendah dari tampilan fisiknya. Sekilas jika dilihat butiran dan warnanya sama, namun untuk membedakannya Parents dapat menggenggam tepung terigu tersebut.
Tepung terigu protein tinggi tidak akan menggumpal jika digenggam atau ada sedikit pecahannya. Sedangkan tepung terigu protein rendah jika digenggam dan ditekan-tekan teksturnya akan lebih menggumpal.
Artikel Terkait: Hati-hati Bunda! 7 Makanan yang dianggap sehat ini ternyata bisa menyebabkan sakit
Nah, jika Parents memindahkan tepung dari bungkus plastiknya ke dalam wadah terpisah, jangan lupa untuk memberikan label tanda agar tidak tertukar.
Parents bisa menyimpan terlebih dahulu tepung di dalam freezer selama kurang lebih 48 jam untuk membunuh telur serangga yang mungkin ada di dalam tepung.
Setelah itu, gunakan wadah plastik atau kaca yang kedap udara untuk menyimpan tepung dan hindari mencampur tepung yang lama dengan yang baru. Simpanlah tepung di tempat yang sejuk dan tidak terkena sinar matahari langsung.
Pastikan jenis tepung yang Parents beli sesuai dengan makanan yang hendak dibuat. Ciri-ciri tepung yang baik adalah warnanya yang putih bersih dan tidak kelihatan kusam.
Perhatikan aroma tepung terigu protein tinggi bebas kotoran dan tidak berbau apak, karena jika iya maka bisa jadi tepung tersebut sudah terkontaminasi jamur atau mikroorganisme lainnya.
Baca Juga:
Manfaat Tepung Gasol untuk Bayi dan Cara Mengolahnya Jadi MPASI
Mudah Dibuat dan Anti Gagal, Ini 5 Resep Bakwan Jagung yang Enak