Jika telinga sekadar gatal, salag satu mengatasinta bisa dengan menggaruknya. Tapi bagaimana jika telinga sampai terasa nyeri dan berdenyut pasti mengganggu aktivitas sekali, ya, Bunda.
Telinga adalah salah satu indera penting dan vital dalam tubuh manusia. Jika terjadi masalah pada pendengaran dan kesehatan telinga, seperti telinga berdenyut, berdenging, atau nyeri, segeralah mengonsultasikannya ke dokter THT (telinga, hidung, tenggorokan). Dengan demikian, bisa mendapatkan penjelasan lengkap dan cara penanganan yang tepat.
Dilansir dari Mayo Clinic berikut penjelasan terkait telingan berdenyut, gejala, dan penyebabnya.
Pahami Telinga Berdenyut: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
Apa Itu Telinga Berdenyut?
Wikipedia menjelaskannya sebagai, persepsi atau mendengar suara saat tak ada suara eksternal yang sesuai. Meskipun sering digambarkan sebagai dering, mungkin juga terdengar seperti klik, dengung, desis, atau menderu. Istilah medis untuk kondisi ini disebut tinnitus (tinitus).
Mayo Clinic menyebutkan, masalah telinga ini umum terjadi pada sekitar 15 hingga 20 persen orang.
Telinga dapat mendengar karena bantuan rambut halus yang ada di bagian dalam telinga. Rambut halus ini bergerak sesuai dengan tekanan gelombang suara. Ini memicu sel untuk melepaskan sinyal listrik melalui saraf dari telinga (saraf pendengaran) ke otak. Otak lalu menafsirkan sinyal-sinyal ini sebagai suara.
Jika rambut di dalam telinga bagian dalam bengkok atau patah, mereka dapat ‘membocorkan’ impuls listrik acak ke otak, dan menyebabkan tinitus.
Meskipun mengganggu, tinitus bukanlah tanda dari sesuatu yang serius. Meski dapat memburuk seiring bertambahnya usia, bagi banyak orang, tinitus dapat membaik dengan pengobatan.
Tanda dan Gejala Tinitus
Gejala tinitus mungkin mirip-mirip jenis suara hantu di telinga Anda. Contoh gejala suara ‘hantu’ yang mungkin Anda dengar adalah: suara berdering, berdengung, gemuruh, mengklik, berdesis, atau bersenandung.
Nada ‘suara hantu’ juga sangat bervariasi. Bisa dalam nada raungan rendah hingga jeritan tinggi. Dan penderitanya bisa mendengarnya di satu telinga saja atau keduanya. Pada beberapa kasus, suara kerasnya bisa sangat mengganggu kemampuan konsentrasi atau kemampuan mendengar suara eksternal. Tinitus juga bisa muncul setiap saat, atau datang dan pergi.
Jenis-jenis Tinitus
Untuk mengetahui masalah pendengaran yang Anda hadapi, kenali dulu dua jenis tinitus berikut ini.
- Tinitus subyektif: Tinitus yang hanya Anda yang bisa mendengar. Jenis ini yang paling umum. Ini bisa disebabkan oleh masalah telinga di telinga luar, tengah, atau dalam. Juga dapat disebabkan oleh masalah saraf pendengaran (pendengaran) atau bagian otak yang menafsirkan sinyal saraf sebagai suara (jalur pendengaran).
- Tinnitus obyektif: Tinitus yang dapat didengar oleh dokter saat pemeriksaan dilakukan. Jenis tinitus ini langka, dan penyebabnya bisa pada masalah pembuluh darah, kondisi tulang telinga tengah, atau kontraksi otot.
Penyebab Umum Tinitus
Pemicu rambut halus rusak, sebenarnya ada banyak sekali penyebabnya. Beberapa di antaranya penyebabnya mudah ditemukan, namun sisanya sulit dideteksi. Masalahnya bisa dari si telinga sendiri atau juga masalah kesehatan lain yang kemudian memengaruhi saraf di telinga atau pusat pendengaran di otak.
Namun secara umum, tinitus disebabkan oleh kondisi berikut ini:
- Usia. Seiring bertambahnya usia, kondisi pendengaran semakin memburuk. Biasanya ini dimulai sekitar usia 60 tahun, istilah medisnya adalah presbycusis.
- Terlalu sering mendengar kebisingan atau volume keras. Suara keras, seperti suara dari alat berat, gergaji mesin, dan senjata api, merupakan sumber umum gangguan pendengaran terkait kebisingan. Perangkat musik portabel, seperti pemutar MP3 atau iPod, juga dapat menyebabkan gangguan pendengaran terkait kebisingan dalam jangka waktu lama.
- Penyumbatan kotoran telinga. Jika kotoran telinga terlalu banyak dan menumpuk, justru bisa menyebabkan gangguan pendengaran atau iritasi pada gendang telinga, serta menyebabkan tinitus.
- Perubahan tulang telinga. Pertumbuhan tulang abnormas seperti pengerasan tulang di telinga tengah (otosklerosis) dapat memengaruhi pendengaran dan menyebabkan tinitus. Biasanya genetik.
Penyebab Lain dari Tinitus
Berikut ini beberapa penyebab tinitus yang paling jarang terjadi yang disebabkan masalah kesehatan serius:
- Penyakit Meniere
- Gangguan TMJ (Temporomandibular Joint Syndrome)
- Cedera kepala atau cedera leher
- Neuroma akustik
- Disfungsi tuba eustachius
- Kejang otot di telinga bagian dalam
Mayo Clinic juga menulis bahwa kasus tinitus juga bisa disebabkan oleh gangguan pembuluh darah (pulsatile tinnitus), memang jarang terjadi. Tinitus yang disebabkan gangguan pembuluh darah meliputi aterosklerosis (karena usia dan kolesterol), neoplasma vascular (tumor kepala dan leher), tekanan darah tinggi/hipertensi, aliran darah yang bergolak, malformasi kapiler.
Faktor Risiko Penyebab Telinga Berdenyut
Meski salah satu penyebab gangguan ini adalah usia, namun siapa pun bisa mengalami tinnitus. Berikut ini beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko tinitus:
- Eksposure kebisingan yang keras. Paparan suara keras yang terlalu lama dapat merusak sel-sel rambut sensorik kecil di telinga yang mengirimkan suara ke otak.
- Seiring bertambahnya usia, jumlah serabut saraf yang berfungsi di telinga menurun.
- Jenis kelamin. Pria lebih mungkin mengalami tinitus.
- Orang dengan kebiasaan merokok berisiko lebih tinggi terkena tinitus.
- Masalah kardiovaskular. Kondisi yang memengaruhi aliran darah, seperti tekanan darah tinggi atau arteri yang menyempit (aterosklerosis), dapat meningkatkan risiko tinnitus.
Pencegahan yang Bisa Dilakukan
Dalam banyak kasus, tinitus bukanlah sesuatu yang dapat dicegah. Namun, Anda dapat mengantisipasinya dengan:
- Menggunakan pelindung pendengaran jika Anda bekerja di area yang bising.
- Kecilkan volume, jangan biasakan mendengarkan musik dengan volume kencang dan dalam waktu lama, apalagi menggunakan headphone, earphone, atau earpod.
- Jaga kesehatan jantung dengan melakukan olahraga teratur, makan makanan bernutrisi dan seimbang, dan menjaga pembuluh darah tetap sehat.
- Menghindari stimulan saraf dari makanan/minuman mengandung kafein dan nikotin.
- Relaksasi untuk menghindari stres atau depresi.
- Cukup beristirahat.
- Hindari mengorek telinga terlalu dalam karena dapat merusak gendang telinga.
Komplikasi yang Mungkin Dirasakan Penderita
Tinitus secara signifikan sangat mungkin dapat mempengaruhi kualitas hidup. Meskipun tiap orang mengalami pengaruh atau komplikasi yang berbeda, penderita tinitus sangat mungkin mengalami hal-hal seperti kelelahan, tertekan, susah tidur, sulit berkonsentrasi, daya ingat menurun, depresi, cemas berlebih dan mudah tersinggung.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda mengalami gejala seperti disebutkan di atas, segera periksakan telinga ke dokter. Terutama jika gejala berkembang menjadi:
- Infeksi saluran pernapasan atas atau pilek.
- Tidak membaik dalam waktu seminggu.
- Terjadi secara tiba-tiba atau tanpa alasan yang jelas.
- Mengalami gangguan pendengaran atau pusing dengan tinitus
Jangan sembarangan mengonsumsi obat untuk mengurangi rasa sakit pada telinga, karena justru dapat memperburuk tinitus. Beberapa jenis obat –terutama jika dikonsumsi dalam dosisi tinggi- inilah yang dapat memperburuk tinitus:
- Antibiotik, termasuk polymyxin B, eritromisin, vankomisin (Vancocin HCL, Firvanq) dan neomisin.
- Obat kanker, termasuk methotrexate (Trexall) dan cisplatin.
- Pil diuretik, seperti bumetanide (Bumex), asam ethacrynic (Edecrin) atau furosemide (Lasix).
- Obat kina yang digunakan untuk malaria atau kondisi kesehatan lainnya.
- Antidepresan tertentu, yang dapat memperburuk tinitus.
- Aspirin diminum dalam dosis tinggi yang tidak biasa (biasanya 12 atau lebih sehari).
- Beberapa suplemen herbal yang mengandung nikotin dan kafein.
Perawatan yang Dapat Mengatasi Telinga Berdenyut
Hingga kini belum ada pengobatan yang bisa sepenuhnya mengatasi masalah telinga. Meski demikian, ada beberapa perawatan yang bisa membantu mengatasi masalah ini secara bertahap.
Seperti dikutip dari National Institute on Deafness and Other Communication Disorders, perawatan yang bisa diberikan adalah:
- Alat bantu dengar. Biasa diberikan pada orang yang mengalami gangguan pendengaran dengan kondisi telinga berdenyut.
- Melakukan Konseling. Konseling membantu penderita mempelajari dan mengelola hidup dengan telinga berdenyut.
- Stimulasi Saraf Akustik: Ini adalah teknik baru untuk penderita dengan tinitus yang sulit hilang. Metode perawatannya menggunakan perangkat khusus yang mengirimkan sinyal akustik broadband yang tertanam dalam musik.
- Implan koklea: Perangkat implant dipasangkan pada penderita tinitus yang parah merangsang saraf pendengaran. Perangkat mengeluarkan suara dari luar dan menstimulasi perubahan di sirkuit saraf.
Baca juga:
id.theasianparent.com/infeksi-telinga-pada-anak
5 Cara Mudah dan Sederhana Menstimulasi Indera Pendengaran Anak
Gaya Parenting Berdasarkan Panca Indra, Anda Termasuk yang Mana?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.