Dipelajari Amanda Rawles demi Peran, Ini Fakta Menarik Tari Piring Khas Minangkabau

Ini 5 fakta menarik Tari Piring khas Minangkabau yang perlu kita ketahui sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tari Piring (dibaca: Tari Piriang) adalah tarian tradisional khas Minangkabau, Sumatera Barat. Tarian ini menampilkan atraksi tari dengan menggunakan piring.

Hebatnya, para penari akan mengayunkan piring di tangan mereka sambil mengikuti irama dengan gerakan yang teratur tanpa ada piring yang terjatuh atau terlepas dari tangan.

Seperti apa fakta-fakta menarik tarian khas daerah Minangkabau ini? Simak penjelasannya berikut!

Artikel Terkait: Kaya Budaya! 123 Jenis Tarian Tradisional dari Berbagai Daerah di Indonesia

5 Fakta Tari Piring yang Perlu Diketahui

Berikut ini lima fakta menarik tentang tarian khas Sumatera ini.

1. Asal-usul

Image: Google.com

Tari Piring merupakan warisan budaya masyarakat Minangkabau yang sudah ada sejak zaman Kerajaan Sriwijaya atau abad ke-12. Menurut sejarah, tarian tradisional ini berasal dari wilayah Solok, Sumatera Barat. Tarian ini awalnya ditujukan sebagai ritual mengucap rasa syukur terhadap dewa-dewa atas hasil panen yang berlimpah.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ritual ini dilakukan dengan membawa sesaji dalam bentuk makanan. Sesaji itu diletakkan di atas piring dan dibawa ke hadapan dewa sembari menari dan meliuk-liuk. Memang, pada masa itu, masyarakat Minangkabau belum mengenal Islam. Maka, tarian ini pun diperuntukkan sebagai tarian persembahan kepada para dewa.

Selain sebagai bentuk rasa syukur, Tari Piring pada kala itu juga dianggap sebagai ritual untuk memohon perlindungan dewa agar masyarakat terhindar dari marabahaya.

2. Tari Piring Setelah Masuknya Islam

Image: kemlu.go.id

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Setelah agama Islam masuk dan masyarakat Minangkabau mengenal Islam, Tari Piring tidak serta-merta ditinggalkan, tetapi mengalami pergeseran fungsi dan makna. Tarian ini tidak lagi ditujukan sebagai ritual terhadap dewa-dewa melainkan digunakan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat.

Tarian khas daerah Minangkabau ini pun kemudian banyak ditampilkan pada acara-acara keramaian atau perhelatan besar. Adapun acara-acara tersebut, seperti acara kerajaan, penobatan gelar penghulu, penobatan gelar pendekar, pesta perkawinan, ritual kelahiran, acara masa menuai, mendirikan rumah gadang, pembukaan acara adat, hingga penyambutan tamu-tamu kehormatan.

Artikel Terkait: Beraneka Ragam, Ini 25 Tarian Tradisional dari Berbagai Provinsi di Indonesia

3. Gerakan Tari

Image: kemlu.go.id

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Gerakan-gerakan dalam tarian ini diambil dari gerakan proses pertanian yang dahulu dilakukan masyarakat. Kemudian, berkembang dengan mengambil gerakan-gerakan dari langkah dalam silat Minangkabau atau yang disebut “silek”.

Pada umumnya, Tari Piring dibawakan oleh penari dengan jumlah yang ganjil, antara tiga hingga tujuh orang. Para penari mengenakan pakaian adat dengan nuansa cerah, seperti merah dan kuning keemasan, yang dilengkapi dengan tutup kepala.

Penari akan mengayunkan piring dalam gerakan-gerakan yang cepat, diselingi dengan mendentingkan piring atau dua cincin di jari penari terhadap piring yang dibawanya. Di akhir tarian, piring-piring yang dibawakan oleh para penari ini biasanya akan dilemparkan ke lantai. Kemudian, para penari pun menari di atas pecahan-pecahan piring tersebut.

4. Diiringi Lantunan Alat Musik Tradisional

Dahulu pada awalnya, tarian hanya diiringi lantunan alat musik tradisional, seperti rebana dan gong. Selanjutnya, tarian ini juga diiringi dengan alunan musik khas Minangkabau, yaitu talempong dan saluang. Di masa sekarang, tarian ini semakin berkembang dengan diiringi alat musik modern seperti keyboard.

5. Jenis Tari Piring

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Image: beritasatu.com

Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Institut Seni Budaya Indonesia menunjukkan bahwa bentuk dan gaya Tari Piring dipengaruhi oleh letak geografis. Sehingga, setiap wilayah memiliki ciri khas tariannya tersendiri.

Di daerah perbukitan atau daerah ketinggian seperti di daerah Luhak (tempat asal suku Minangkabau), gerakan tarian cenderung bervolume lebar. Posisi badan penari cenderung membungkuk dengan pola langkah yang agak lebar. Piring yang digunakan adalah piring makan.

Di kawasan Luhak Minangkabau, tarian  yang populer seperti Tari Piring Lawang, Rantak Tapi, Padang Magek, Koto Anau, dan Saniang Baka.

Sedangkan di daerah rantau atau pesisir, seperti pantai bagian barat Pulau Sumatera atau Banda Sapuluah (Kabupaten Pesisir Selatan), Padang, Pariaman, Pasaman Barat, hingga ke Pantai Aia Bangih, gerakan Tari Piring lebih cenderung bervolume agak kecil dan sedang.

Posisi badan penari tegak, tidak terlalu rendah dengan gerakan yang lebih lincah dan terkesan ringan. Piring yang digunakan pun adalah piring berukuran kecil.

Tari Piring yang cukup populer di daerah rantau atau pesisir adalah Tari Piring Lumpo, Pauh, Pariaman, Bayang, Painan, dan Indro Puro.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel Terkait: 5 Jenis Tarian Jawa Tengah yang Indah, Kenalkan pada Si Kecil, Bund!

Itulah fakta-fakta menarik yang perlu kita ketahui mengenai tarian khas Minangkabau ini. Apakah setelah memahami tarian ini lebih dalam Anda jadi ingin belajar Tari Piring juga?

Tapi sebelum Anda, ternyata Amanda Rawles sudah lebih dulu belajar Tari Piring, lho! Penasaran?

Amanda Rawles Belajar Tari Piring Demi Mendalami Peran

Dalam sebuah kesempatan, Amanda Rawles sempat menceritakan bahwa dirinya harus belajar Tari Piring dan Bahasa Perancis demi mendalami karakter Raisa yang diperankannya dalam film Ranah 3 Warna.

Meski sudah pernah belajar Tarian Bali, Amanda Rawles mengaku cukup kesulitan dan butuh waktu yang lama untuk mempelajari tarian tanah Minang tersebut.

“Yes. Dulu aku ada basic tari Bali, itu sangat beda tapi jadi lumayan paham lah sama yang berbau tari jadi familiar gitu. Tapi tetap susah banget karena itu tari piring ya,” tutur Amanda Rawles.

Amanda Rawles menceritakan bahwa yang paling sulit saat mempelajari tarian ini adalah memastikan bahwa piringnya tidak boleh jatuh. Terlebih dalam film berlatar tahun 90-an tersebut, Amanda Rawles dituntut menari sebagaimana mestinya, tanpa bantuan tali ataupun peraga lainnya

“Piringnya nggak boleh jatuh dan itu nggak pakai tali. Jadi beneran megang pakai tangan, lumayan susah tapi itu proses reading workshop lumayan panjang,” sambungnya.

Meski demikian, dirinya mengaku senang karena punya kesempatan untuk belajar tarian khas Indonesia yang kini mulai banyak ditinggalkan oleh para generasi muda.

Di zaman sekarang, tarian ini ditampilkan dengan lebih modern, namun tetap menjaga unsur-unsur kebudayaan yang melekat. Tarian ini pun dikenal sebagai identitas masyarakat Minangkabau, bahkan hingga ke mancanegara. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan kita, ya!

Baca Juga:

5 Fakta Unik Tari Mandau, Tarian Perang Menggunakan Senjata Tajam

Sejarah dan Filosofi Dua Tari Tradisional Bali, Kecak dan Legong

Tari Pendet: Sejarah, Makna, dan Perkembangannya