Ketika sedang asyik merawat anak yang pertama, tiba-tiba Bunda tahu kalau hamil lagi. Bagaimana perasaan Bunda saat itu? Kaget atau takut? Yang pasti, setiap kehamilan memiliki cerita yang berbeda. Seperti cerita Bunda Riz Dalungan ini yang memiliki tantangan hamil anak kedua yang sangat berisiko tinggi. Ini cerita lengkapnya!
Perjalanan Kehamilan Kedua Saya Dimulai
Saya yakin, semua Ibu pasti sangat bersemangat ketika kehamilan pertama. Tapi sedikit beda rasanya ketika mengalami kehamilan kedua. Kaget? Bahagia? Takut? Semua emosi campur aduk! Saya pun demikian dan inilah apa yang saya alami saat kehamilan kedua.
Artikel Terkait : Susah Hamil Anak Kedua? Kenali Penyebab Infertilitas Sekunder pada Suami Maupun Istri!
Saat itu Agustus 2021 ketika saya mengetahui kalau sedang hamil. Saya sangat terkejut, karena sebenarnya saya belum berencana memiliki bayi lagi. Tapi saya juga bersyukur bisa hamil kembali.
Dokter kandungan saya berkata, “Setiap kehamilan itu berbeda”. Dan saya jadi sadar kalau tidak boleh membandingkan masing-masing kehamilan yang saya alami.
Tantangan Hamil Anak Kedua Berisiko Tinggi Karena Hipertensi dan Diabetes, Namun Tetap Bisa Menyusui
Saat anak pertama, kehamilan saya sangat lancar tanpa ada masalah. Namun ternyata saat kehamilan kedua ini, saya dinyatakan kehamilan yang berisiko tinggi. Karena ada hipertensi dan diabetes yang tadinya tidak pernah saya alami di anak sulung.
Selama hamil, saya diwajibkan untuk memantau tekanan darah dan membatasi konsumsi gula yang lumayan merepotkan demi kandungan sehat.
Artikel Terkait : Simak 6 Tips Mencegah Diabetes saat Hamil, Bunda Wajib Tahu!
Selain itu, di kehamilan kedua ini saya tetap menyusui anak pertama walau sedang hamil. Banyak orang yang mengkritik keputusan saya ini hingga membuat saya frustasi. Tapi naluri keibuan saya bilang untuk tetap berusaha menyusui anak sulung sekuat apapun, meskipun mereka semua sudah menyuruh saya berhenti.
Pandemi Tidak Menyurutkan Keinginan Saya Untuk Tetap Menjadi Ibu yang Kuat
Ketika di seluruh dunia dilanda pandemi, saya dan keluarga juga terkena imbasnya. Beberapa batasan tertentu membuat saya sangat berhati-hati ketika sedang kerja dan bepergian. Tapi saya mengikuti semua arahan pemerintah termasuk vaksin karena merasa harus melindungi diri, bayi dan sekitar saya.
Suami saya saat pandemi diberhentikan dari pekerjaan. Dan ini membuat keluarga kecil saya mulai mengalami masalah keuangan. Mungkin setiap Ibu hamil yang mengalami situasi seperti ini pasti kebingungan bagaimana bisa selamat dari situasi seperti ini.
Kekurangan uang adalah suatu masalah yang harus diselesaikan. Belum lagi masalah kesehatan saat pandemi yang benar-benar harus diwaspadai dengan baik. Mau keluar saja takut, sedangkan kami butuh uang. Belum lagi orang-orang terus berkata negatif. Saya pun mulai kebingungan.
Artikel Terkait : Perjuanganku Menjalani Kehamilan saat Pandemi Covid-19
Menjadi Ibu bukan Tugas yang Mudah
Tapi saya tahu, pengalaman ini sangat berharga dan sangat menjadi pelajaran buat saya agar bisa lebih berani dan mengerti tentang banyak hal. Menjadi Ibu bukanlah tugas yang mudah memang. Namun pasti bisa saya lalui dengan baik bersama-sama. Tidak sabar menantikan saat yang membahagiakan ketika saya bisa mendengar suara bayi yang menangis saat melahirkan ke dunia ini dengan aman dan sehat nantinya.
Menjadi Ibu itu tidak hanya hamil dan melahirkan saja ya Bunda! Ada banyak perjalanan dan perjuangan di dalamnya hingga si Kecil bisa sehat, selamat dan tentu bahagia. Seberat apapun masalah Bunda, coba lihat wajah anak-anak Bunda sekarang. Semua masalah seakan sirna berganti kepolosan si anak. Semangat terus ya Bunda membersamai keluarga.
Bunda memiliki cerita yang sama atau punya kisah menarik lainnya mengenai kehidupan keluarga, kehamilan, atau seputar Parenting lainnya? Yuk share cerita Bunda di aplikasi TheAsianparent.
Artikel ini diterjemahkan dari tulisan Riz Dalungan TheAsianParent Filipina.
Disclaimer:
Pandangan dan informasi yang diceritakan di dalam artikel ini merupakan pendapat penulis dan belum tentu didukung oleh theAsianparent atau afiliasinya. TheAsianparent dan afiliasinya tidak bertanggung jawab atas konten di dalam artikel atau tidak bisa diminta pertanggungjawaban untuk kerusakan langsung atau tidak langsung yang mungkin diakibatkan oleh konten ini.
Baca Juga :
"Melahirkan dengan Preeklampsia, Rasa Sakitnya Sepadan saat Memeluk Bayiku"
"Ketika Bayi Kuning, Saya Menyadari Begitu Berharganya Bayi yang Mengubah Keadaan Kami Berdua"
Pengakuan Seorang Ibu Mendidik 6 Anak, "Anak Adalah Peniru Ulung yang Hebat"