Sekolah menjadi salah satu institusi yang cukup terdampak sejak terjadinya pandemi. Wacana mengenai tahun ajaran baru sekolah pun kian bergulir, mengingat sudah sejak beberapa bulan terakhir seluruh kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring.
Terlebih memasuki Juli sebagai tahun ajaran baru, banyak wali murid yang mempertanyakan mengenai keberlanjutan belajar mengajar di sekolah. Terkait dengan hal ini, pemerintah telah menetapkan kebijakan belajar mengajar di tahun ajaran baru ini.
Artikel Terkait : 4 Tips agar kegiatan belajar anak di rumah lebih efektif, wajib tahu!
Tahun ajaran baru sekolah 2020
Pada 13 Juli 2020 mendatang, sejumlah sekolah yang berada di zona hijau COVID-19 dipastikan akan melakukan proses belajar mengajar. Pembelajaran di tahun ajaran baru 2020 ini dilakukan secara tatap muka.
Meski begitu, keselamatan anak merupakan hal yang utama. Orangtua diimbau untuk memastikan kondisi kesehatan anak berada dalam keadaan prima saat hendak berangkat ke sekolah.
Di sisi lain, penerapan protokol kesehatan pun hendaknya dipatuhi untuk tetap menjaga kondisi kesehatan si kecil tetap terjaga.
Artikel Terkait : Sering tak terdeteksi, ini gejala Corona hari ke-1 sampai ke-17, wajib tahu!
Imbauan dari dokter untuk anak yang akan memulai belajar tatap muka
Dokter mengingatkan orangtua agar tetap memastikan kondisi kesehatan anak benar-benar sehat sebelum melakukan pembelajaran tatap muka. Bila si kecil mengalami gejala sakit tertentu, sebaiknya tidak memaksakannya untuk mengikuti pembelajaran di sekolah.
“Orangtua harus yakin kalau anaknya sehat baru boleh masuk. Kalau anaknya agak sakit batuk, pilek, sebaiknya jangan,” kata dokter spesialis anak dr. Lucia Nauli Simbolon, dilansir suara.com, Selasa (7/7/2020).
Di samping memastikan kondisi kesehatan, orangtua hendaknya membiasakan anak untuk disiplin menjaga kebersihan di rumah maupun saat si kecil akan dan setelah pulang dari sekolah. Orangtua wajib memberitahu anak untuk menggunakan masker yang bersih, senantiasa menjaga kebersihan anggota tubuh, rajin mencuci tangan, serta menjaga jarak dengan guru maupun teman.
Dalam hal ini, pihak orangtua dan guru hendaknya melakukan kerjasama yang sinergi agar anak bisa lebih disiplin. Sosialisasi, baik di rumah maupun di sekolah hendaknya digencarkan agar anak bisa memahami pentingnya penerapan protokol kesehatan tersebut saat pandemi.
“Sampai di rumah juga langsung mandi, semprot disinfektan di tas sekolah, di sepatu. Tapi akan sulit mengontrol anak tetap pakai masker selama berada di sekolah. Itu adalah tugas berat dari guru sendiri juga tidak boleh lengah,” ucapnya.
Artikel Terkait : Tidak menerapkan lockdown, ini 7 kebijakan pemerintah mencegah penyebaran Corona di Indonesia
Tidak menyepelekan virus corona walau berada di zona hijau
Walau berada di zona hijau, dokter mengingatkan agar setiap orang tidak menyepelekan bahaya virus ini. Termasuk pihak sekolah, orangtua, maupun buah hati hendaknya senantiasa berhati-hati. Bila lalai, dikhawatirkan kembalinya anak ke sekolah bisa menjadi cluster baru dari penularan virus tersebut.
“Kalau memang sekolah ada di zona hijau yang jelas ada wacana masuk gantian. Jadi di dalam kelas nggak boleh crowded, kedua harus ada penjagaan ketat untuk memastikan anak-anak ini tidak saling berpelukan, tidak saling bersalaman. Memastikan anak memakai masker. Itu saja sulit,” ujar Lucia.
Selain memerhatikan berbagai hal di atas, dokter pun menambahkan dan menyarankan bahwa sebaiknya kegiatan sekolah tatap muka pun kembali ditinjau. Rapid test sebaiknya dilaksanakan untuk memastikan kesehatan dan kesiapan murid dan sekolah saat kembali melaksanakan pembelajaran tatap muka.
Artikel Terkait : Ikatan Guru Indonesia Sarankan Sekolah Ditunda Hingga 2021, Ini Alasannya!
Mari kita tetap jalankan protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus Corona yang semakin meluas. Sebagai orangtua hendkanya kita juga membiasakan anak agar bisa disiplin Dalma mengikuti protokol kesehatan yang ada.
Nah, bagaimana tanggapan Parents mengenai kebijakan dan situasi pembelajaran anak saat ini? Semoga informasi di atas bisa bermanfaat.
Baca Juga :
Surabaya antisipasi corona, sekolah diliburkan hingga wisuda tanpa salaman