Puasa menjadi salah satu ibadah yang wajib dilakukan umat muslim selama memasuki bulan suci Ramadan. Dalam menjalankan puasa, setiap umat muslim wajib memenuhi syarat wajib dan syarat sah puasa. Meski terlihat sama, tapi keduanya memiliki perbedaan yang perlu dipahami dan diamalkan oleh setiap umat muslim yang akan menjalankan ibadah tersebut.
Lantas, apa perbedaan keduanya? Melansir dari berbagai sumber, berikut akan kami rangkumkan penjelasan kedua syarat puasa dalam Islam. Yuk, simak sampai akhir, ya!
Perbedaan Syarat Wajib dan Syarat Sah Puasa
Sebelum mengetahui perbedaan keduanya, Anda perlu mengetahui bahwa kedua syarat ini juga memiliki persamaan yang sudah banyak diketahui. Ada pun persamaan keduanya adalah beragama Islam dan juga berakal.
Mengutip dari Detik, Ulama Syekh Al Bajuri mengajarkan bahwa Islam yang dimaksudkan dalam syarat sah puasa adalah seseorang harus dalam kondisi menjadi muslim. Sementara Islam dalam syarat wajib puasa berarti kewajiban puasa pada seseorang yang masih atau pernah menjadi muslim.
Keduanya perlu digaris bawahi bahwa Islam dalam syarat sah wajib dipenuhi, sedangkan Islam dalam syarat wajib tidak menentukan legalitas ibadah secara agama.
Kemudian untuk syarat berikutnya yakni berakal, di mana kedua syarat sah dan wajib puasa berlaku pada semua muslim yang sudah bisa membedakan mana hal baik dan buruk (tamyiz). Jika memang belum baligh, tetapi seorang anak sudah tamyiz, maka anak itu sah dalam menjalankan ibadah puasa. Begitu sebaliknya, anak yang belum tamyiz atau memiliki gangguan kejiwaan, mereka dikatakan belum sah puasanya.
Baca juga: Berbedakah Kondisi Bayi Bila Ibu Puasa Saat Hamil?
Syarat Wajib Puasa
Untuk lebih mengetahui perbedaan secara jelas, berikut adalah syarat wajib puasa yang bisa Anda ketahui. Diantaranya adalah:
- Islam
- Berakal
- Baligh
- Mampu menjalankan ibadah puasa
Ada pun untuk syarat terakhir maksudnya adalah mereka mampu menjalankan puasa secara sehat dan kuat secara jasmani, memiliki tempat tinggal layak, serta tidak memiliki halangan terkait syariat.
Baca juga: Jangan dilewatkan, ini 5 amalan sunah ketika berbuka puasa
Syarat Sah Puasa
Kemudian untuk syarat sah puasa, berikut beberapa syarat yang bisa Anda ketahui. Diantaranya:
- Islam
- Berakal
- Suci dari haid maupun nifas
- Memasuki waktu puasa wajib dan sunah
Untuk syarat terakhir, maksudnya adalah puasa tidak boleh dilakukan saat memasuki Idulfitri atau 1 Syawal, Iduladha 10 Dzulhijjah, dan juga hari tasyrik pada 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
Baca juga: Daftar makanan yang sehat & tidak sehat untuk berbuka puasa!
Anjuran Wajib Puasa Bagi Umat Muslim
Sebagaimana yang diketahui, puasa di bulan suci Ramadan adalah ibadah yang wajib dilakukan oleh setiap umat muslim. Ada pun dalil tersebut sudah tercantum dalam ayat Al-Quran di surat Al-Baqarah ayat 183 yang berbunyi:
يٰٓـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا كُتِبَ عَلَيۡکُمُ الصِّيَامُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِکُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُوۡنَۙ
Yaa ayyuhal laziina aamanuu kutiba ‘alaikumus Siyaamu kamaa kutiba ‘alal laziina min qablikum la’allakum tattaquun
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman. Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Dari ayat di atas, sudah tertulis dengan jelas perintah Allah SWT tentang ibadah puasa yang memang diwajibkan bagi umat muslim. Sehingga sebelum menjalankannya, umat muslim perlu memenuhi setiap syarat wajib dan syarat sah puasa seperti yang sudah disebutkan sebelumnya.
Selain syarat puasa, hal yang tak kalah penting dalam menjalankan ibadah puasa agar puasa yang dikerjakan sah adalah memenuhi setiap rukun puasa. Ada pun salah satu rukun puasa yang harus dimiliki adalah niat, sehingga puasa yang dijalankan pun tidak sia-sia jika mengikuti syarat dan rukun puasa.
Rukun Puasa
Mengutip dari situs resmi Nahdlatul Ulama (NU) Online, terdapat dua rukun puasa yang wajib diketahui umat muslim sebelum menjalankan ibadah puasa Ramadan. Keduanya antara lain:
1. Niat
Niat puasa menjadi ibadah yang perlu diucapkan dalam hati sebagai syarat, serta dilakukan pada malam hari dan wajib menjelaskan kefardhuannya dalam niat tersebut.
Perlu diketahui bahwa niat puasa yang dilakukan pada malam hari merupakan ajaran Rasulullah SAW sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis, di mana Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ لَمْ يَجْمَعِ الصِّيَامَ قَبْلَ اْلفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ
Artinya: “Siapa yang tidak membulatkan niat mengerjakan puasa sebelum waktu hajar, maka ia tidak berpuasa.” (Hadis Abu Daud: 2098, al-Tirmidz: 662, dan al-Nasa’i: 2293)
Ada pun niat puasa Ramadan adalah sebagai berikut:
نـَوَيْتُ صَوْمَ غـَدٍ عَـنْ ا َدَاءِ فـَرْضِ شـَهْرِ رَمـَضَانِ هـَذِهِ السَّـنـَةِ لِلـّهِ تـَعَالىَ
Nawaitu sauma ghadin an’adai fardi syahri ramadana hadzihissanati lillahita’ala
Artinya: “Saya niat mengerjakan ibadah puasa untuk menunaikan keajiban bulan Ramadhan pada tahun ini, karena Allah SWT semata.”
2. Menahan Diri Dari Segala Sesuatu yang Membatalkan Puasa
Kemudian rukun kedua puasa setelah niat adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa. Di antaranya seperti makan dan minum dengan sengaja, muntah, haid dan nifas, merokok, hilang akal, mengeluarkan air mani, berhubungan seksual, serta menelan dahak.
Itulah informasi terkait perbedaan syarat wajib dan syarat sah puasa Ramadan, beserta rukun puasa yang perlu diketahui dan dipahami oleh setiap umat muslim. Dengan memahaminya, semoga kita dapat menjalankan ibadah puasa dengan baik sebagaimana yang Allah SWT anjurkan.
***
Baca juga:
Kisah Puasa Pertama Salman, Sebuah Dongeng untuk Ajarkan Makna Puasa kepada Anak
7 Paket Buka Puasa Delivery di 2023 yang Praktis dan Enak, Mau Pesan?