Saat berhubungan intim, pernahkan mengalami susah penetrasi? Bunda merasa kesakitan yang berlebih, atau malah tidak nyaman sama sekali saat melakukannya?
Jika kondisi tersebut terjadi secara berulang, hati-hati. Ada kemungkinan Bunda mengalami vaginismus.
Vaginismus merupakan kondisi di mana otot-otot vagina berkontraksi atau mengetat secara tiba-tiba saat ada sesuatu yang memasuki. Misalnya, saat penis masuk ketika sedangan penetrasi, hendak memasukkan tampon, jari, atau pun hal lainnya.
Kondisi tersebutlah kerap menimbulkan rasa sakit pada perempuan, sehingga ia susah menerima penetrasi dari pasangan atau malah menjadi tidak bisa berhubungan seks sama sekali.
Artikel terkait: Vaginismus, Penyebab Bunda Kesakitan Saat Berhubungan Intim dengan Suami
Vaginismus ini termasuk ke dalam salah satu jenis disfungsi seksual. Secara umum, kondisi ini bisa menyerang siapa saja. Baik perempuan yang masih aktif secara seksual, maupun yang sudah memasuki masa menopause.
Kadar estrogen cenderung menurun pada masa menopause sehingga pelumasan dan elastisitas pada vagina juga akan menurun juga menyebabkan hubungan intim terasa menyakitkan sehingga memicu kondisi vaginismus.
Penderita vaginismus jarang memeriksakan diri
Meski demikian, vaginismus masih dianggap tabu sehingga tidak banyak perempuan yang memeriksakan kondisi disfungsi seksual ini dengan tenaga ahli.
Hal tersebut selaras dengan yang diungkap oleh Spesialis Obgin dari Bamed Women’s Clinic dr. Grace Valentine, SpOG. Ia memaparkan, hingga saat ini memang belum ada angka prevalensi yang pasti mengenai disfungsi seksual di Indonesia.
Meski demikian, berdasarkan hasil penelitian di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada 2018, 90% dari 300 perempuan pernah mengalami disfungsi seksual termasuk vaginismus. Namun, hanya 6% di antara mereka yang mengaku terganggu dan memeriksakan kondisi tersebut pada tenaga ahli.
“Ini menunjukkan, bahwa sebagian besar perempuan Indonesia masih enggan mengakui kepada pasangan mengenai hal itu. Mereka merasa malu. Kebanyakan mereka juga bahkan tidak mencari pertolongan medis,” ungkap dokter Grace saat ditemui theAsianparent di acara seminar media ‘Vaginismus dan Disfungsi Seksual Perempuan’ beberapa waktu lalu.
Padahal, lanjut dokter Grace, kondisi ini sebenarnya bisa diatasi. Dan apabila tidak segera ditangani dengan baik, kondisi disfungsi seksual seperti vaginismus juga sangat rentan menimbulkan beberapa komplikasi yang berdampak pada kesehatan perempuan. Baik secara fisik maupun psikologis.
Artikel terkait: Bunda punya fantasi seksual? Begini cara mewujudkannya menurut pakar!
Susah menerima penetrasi karena vaginismus: Komplikasi dan berbagai jenis terapi yang bisa dilakukan
Pada umumnya, faktor penyebab vaginismus dibagi menjadi dua. Vaginismus yang disebabkan oleh faktor fisik, serta yang disebabkan oleh kondisi psikologis.
Secara fisik, beberapa penyebabnya bisa dikarenakan infeksi atau pun adanya luka pada jalan lahir akibat beberapa trauma yang dialami seperti setelah melahirkan.
Sedangkan penyebab vaginismus karena faktor psikologis biasanya meliputi:
- Trauma psikis yang berkaitan dengan pengalaman kekerasan seksual
- Rasa tidak percaya diri
- Timbulnya perasaan takut berlebih seperti; takut hamil, takut merasa sakit karena riwayat hubungan seks menyakitkan, pernah operasi, serta kondisi lainnya.
Komplikasi yang timbul
Dokter Spesialis Obgyn Ni Komang Yeni, SpOG dari Bamed Women’s Clinic menjelaskan, komplikasi bisa timbul apabila kondisi vaginismus tidak segera ditangani dengan baik. Beberapa komplikasi tersebut di antaranya adalah:
- Adanya rasa ketidakpuasan dalam aktivitas seksual
- Hubungan personal dengan pasangan bisa merenggang
- Meningkatkan kemungkinan terjadinya infertilitas atau ketidaksuburan
- Risiko melahirkan sesar juga cenderung akan meningkat
- Bisa memberikan efek psikologis yang mendalam bagi perempuan sepert: kurangnya percaya diri, kualitas hidup berkurang, merasa tidak beharga, hingga menimbulkan gangguan psikologis lainnya.
Bagaimana cara mengetahui apakah Bunda mengalami kondisi vaginismus atau tidak?
Mendiagnosis vaginismus tentunya tidak hanya dilihat dari rasa sakit atau susah menerima penetrasi saat berhubungan intim. Untuk mengetahui apakah Bunda mengalami kondisi ini, beberapa riwayat medis dan rekam pengalaman seksual pun diperlukan.
Oleh karena itu, apabila mengalami rasa sakit berkepanjangan pada vagina sehingga menganggu kehidupan seksual, jangan ragu untuk segera konsultasi ke dokter. Terlebih jika Bunda mengalami beberapa gejala umum vaginismus sebagai berikut:
- Timbulnya sensasi panas atau terbakar saat berhubungan seks
- Susah penetrasi, merasa tidak nyaman hingga tidak bisa melakukan hubungan seksual sama sekali
- Kesulitan memasukkan tampon atau pemeriksaan ginekologis
- Bagian kaki, punggung bawah, atau anggota tubuh lainnya menjadi kaku saat berhubungan seksual. Hal tersebut juga berisiko membuat aktivitas seksual terhenti
- Cenderung mengindari seks karena rasa sakit yang berlebihan
Beragam jenis terapi
Saat seseorang dinyatakan mengalami vaginismus, maka beberapa prosedur terapi pun akan dilakukan. Para penderita vaginismus juga bisa melakukan jenis terapi rumahan yang bisa dilakukan sendiri seperti:
- Memakai pelumas saat berhubungan seks
- Mengurangi stres dengan melakukan aktivitas yang disukai
- Rajin olahraga dan mengonsumsi makanan sehat
- Latihan pendekatan emosional dengan pasangan
Namun, jika terapi sendiri tidak memberikan perubahan, maka Bunda bisa berkonsultasi dengan tenaga ahli untuk melakukan terapi lain. Beberapa terapi yang biasanya diberikan untuk mengatasi vaginismus yakni:
- Psikoterapi
- Hipnoterapi
- Progressive relaxation: Mebiasakan diri untuk menghindari rasa takut saat penetrasi dengan mencoba memasukkan jari sendiri ke dalam vagina. Terapi ini dilakukan untuk relaksasi otot dan belajar mengontrol diri.
- Desensitisation: Mengatasi kecemasan dengan memasukkan alat vaginal trainers secara bertingkat ke dalam vagina.
Artikel terkait: Puncak kenikmatan seksual wanita ada 7 tahap, berikut penjelasannya!
Lebih lanjut, Dokter Ni Komang Yeni juga menjelaskan, terapi penyembuhan vaginismus juga memerlukan kolaborasi yang baik antara psikiatri dan ginekolog. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan keberhasilan terapi mengingat kondisi vaginismus berkaitan erat dengan faktor fisik maupun psikologis penderita.
“Mengalami vaginismus bukan berarti perempuan tersebut rendah dan tidak sempurna. Kondisi ini bisa disembuhkan. Syaratnya, jangan malu mengakui dan jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter,” pungkas dokter yang lebih sering disapa Yeni.
Nah, itulah informasi seputar susah penetrasi yang disebabkan oleh kondisi disfungsi seksual vaginismus. Semoga informasi ini bermanfaat!
***
Baca juga:
Wanita sering tidak puas secara seksual, waspada idap gangguan ini!
10 Jenis Penyakit Menular Seksual, Mana yang Bisa Ditularkan ke Janin?
7 Faktor Penting dalam Komunikasi Seksual, Parents Sudah Tahu?