Fenomena saudara kembar yang memiliki ayah yang berbeda memang terdengar seperti cerita film, namun pada kenyataannya fenomena langka tersebut benar adanya. Fenomena ini disebut dengan istilah Superfecundation. Apa penyebab dari fenomena langka ini?
Dilansir dari BabyMed, saudara kembar beda ayah dapat terjadi karena dua penyebab, yaitu heteropaternal superfecundation dan heteropaternal superfetation. Keduanya adalah fenomena medis yang berbeda.
Apa itu Superfecundation?
Sumber: Pixabay
Superfecundation terjadi ketika saudara kembar berasal dari ovulasi yang terjadi pada hari yang sama, namun dengan dua orang ayah yang berbeda.
Fenomena superfecundation atau superfekundasi heteropaternal ini umum terjadi pada hewan seperti anjing, kucing, dan sapi. Menurut penelitian, fenomena ini pertama kali ditemukan pada tahun 1990 dan hanya terjadi pada 1 dari 13.000 kelahiran.
Hal ini dapat terjadi ketika seorang perempuan mengalami hiperovulasi, yakni melepaskan lebih dari satu sel telur dalam satu siklus atau dizigotik, berovulasi sebanyak dua kali.
Hubungan seksual dengan dua orang pria yang berbeda dalam beberapa hari hingga satu minggu sebelum ovulasi akan memungkinkan dua sperma berbeda membuahi dua telur yang terpisah. Faktor lain seperti sperma dapat bertahan hidup selama beberapa hari dalam saluran reproduksi bisa berpengaruh.
Selain itu, superfecundation juga bisa terjadi ketika perempuan melepaskan dua sel telur yang terpisah dalam waktu beberapa hari, namun dalam siklus reproduksi yang sama.
Sumber: Pixabay
Untuk mengetahui apakah saudara kembar yang lahir adalah hasil dari superfecundation, perlu dilakukan pengujian paternitas yang dapat dilakukan sebelum atau setelah bayi lahir.
Tes paternitas pasca kelahiran dilakukan dengan menguji sampel darah dari tali pusat bayi saat lahir atau melalui jaringan epitel pipi yang kemudian dicocokkan dengan DNA ibu dan ayah.
Sedangkan tes paternitas prenatal lebih rumit. Metode yang digunakan adalah Paternitas Prenatal Non Invasif (NIPP) dengan menganalisis DNA bayi yang ditemukan dalam aliran darah ibu.
Metode lainnya adalah Amniosentesis yang mengambil cairan ketuban untuk pengujian genetik dan pengambilan sampel Chorionic Villus, yaitu mendapatkan potongan kecil jaringan yang menempel pada dinding rahim. Sayangnya, kedua metode ini memiliki risiko yang menyebabkan keguguran.
Penjelasan Mengenai Superfetation
Sumber: Pixabay
Superfetation atau superfetasi terjadi ketika seorang perempuan mengalami kehamilan kembali saat dalam keadaan hamil atau implantasi satu janin. Agar hal ini terjadi, ibu harus berovulasi setelah dia hamil dan sel telur ini harus dibuahi oleh sperma lain.
Hal ini dapat terjadi dengan rentang waktu selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah sel telur pertama dibuahi. Hasilnya adalah satu janin akan lebih maju dalam usia kehamilan dibandingkan yang lain.
Superfetation adalah peristiwa yang sangat langka dan kasusnya dilaporkan hanya terjadi beberapa kali saja di seluruh dunia. Superfetasi ini dapat terjadi pada ayah yang sama, maupun ayah yang berbeda (heteropaternal).
Superfetasi dapat didiagnosis sejak janin kembar masih di dalam kandungan. Caranya adalah dengan pemeriksaan ultrasonografi (USG). Pengukuran panjang ubun-ubun hingga bokong atau BPD setiap janin yang mengalami superfetasi dapat berbeda. Jika satu ukuran kembar lebih kecil dari yang lain di semua parameter, bisa jadi telah terjadi superfetasi. Hal ini harus didukung oleh pemeriksaan lebih lanjut.
Setelah bayi kembar lahir, jika dilakukan pengamatan anak kembar superfetasi akan memiliki ukuran yang berbeda dan yang satu lebih prematur dari yang lain.
***
Kasus bayi kembar beda ayah ini tidak hanya terjadi karena perselingkuhan atau affair, tapi bisa juga karena faktor lain misalnya kesalahan di perawatan kesuburan.
Sebuah kasus di Belanda mengungkapkan adanya kembar beda ayah yang terjadi karena campur aduk peralatan di laboratium IVF dan menyebabkan sperma pria lain tercampur dengan sperma ayah kandung.
Anak kembar yang beda ayah juga cenderung tidak mirip karena susunan DNA-nya berbeda. Meskipun sangat langka kasusnya, fenomena superfecundation dan superfetation dapat saja terjadi dengan kemungkinan yang sangat kecil. Bagaimana pendapat Parents tentang fenomena ini?
Artikel telah ditinjau oleh:
dr.Gita PermataSari, MD
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca Juga:
Fakta Unik Anak Kembar Cermin, Serupa tetapi Tak Sama
Apa Perbedaan Kembar Fraternal dan Kembar Identik? Ini Penjelasannya!
Ini Peluang dan 7 Cara Mendapatkan Anak Kembar
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.